Tanggapan Kementerian PUPR Proyek Giant Sea Wall Pantura

263 dibaca

▪︎JAKARTA – POSMONEWS.COM,-
Rencana mega proyek Giant Sea Wall Pantura, mendapat tanggapan serius Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mengakui belum tahu rincian rencana pembangunan tersebut.

Mega proyek Giant Sea Wall (tanggul laut raksasa) di sepanjang kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa. Proyek itu pun disinyalir belum terlaksana dalam waktu dekat.

“Itu kita belum tahu rencana Giant Sea Wall Pantura. Belum tahu detailnya,” ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR, Zainal Fatah, setelah Rapat Kerja (Raker) Komisi V DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).

Namun, Zainal menjelaskan, rencana Giant Sea Wall Pantura memang pernah dibahas dan didiskusikan. Rencana tersebut dulunya bernama National Capital Integrated Coastal Development (NCID).

Kendati demikian, Zainal tidak menjawab secara gamblang ketika dikonfirmasi apakah proyek tersebut bisa terlaksana dalam waktu dekat.

“Yang bisa kita pastikan bahwa Giant Sea Wall dulu kan namanya NCID,” jelasnya.

Adapun khusus Jakarta, Zainal mengatakan bahwa pembangunan giant sea wall alias tanggul laut sebenarnya merupakan opsi terakhir. Sebab, PUPR kini sedang membangun pompa air sebagai infrastruktur pengendalian banjir di Jakarta, keduanya terletak di Pluit dan Ancol Sentiong.

Sementara infrastruktur lainnya, Zainal menjelaskan pemerintah berupaya menambah pasokan air bersih lewat Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I. Sistem itu diharapkan dapat mendorong masyarakat agar tidak mengambil air tanah di Jakarta yang jumlahnya sudah menipis.

“Mudah-mudahan dengan sistem ini sudah cukup (jadi) kita tidak perlu lagi Giant Sea Wall di Jakarta. Tapi kalo sistem ini tidak berfungsi, kita juga harus (membangun tanggul raksasa), jadi sistemnya stepping, bertahap,” imbuhnya.

Seperti diketahui, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto mengatakan Indonesia perlu membangun tanggul laut raksasa. Dia menilai butuh 40 tahun membangun hal tersebut, anggaran yang dihabiskan diperkirakan menyentuh US$ 50-60 miliar atau Rp 778-934 triliun (kurs Rp 15.570).

Pernyataan ini disampaikannya dengan berkaca pada pembangunan Giant Sea Wall di Belanda. Belanda membutuhkan waktu hingga 40 tahun untuk menyelesaikan pembangunan tersebut.

“Saya yakin masalah ini mungkin membutuhkan waktu 40 tahun sampai selesai, mungkin lebih. Pengalaman dari Belanda seperti itu 40 tahun. Nah sekarang masalahnya, adakah pemimpin-pemimpin politik yang rela fokus berpikir mengerahkan segala kemampuan dalam kurun waktu 40 tahun? Ini kewajiban kita,” kata Prabowo, dalam sambutannya di Seminar Nasional Giant Sea Wall di Kempinski Ballroom, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024) lalu.

Selain membutuhkan waktu yang lama, untuk membangun giant sea wall di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jawa juga membutuhkan biaya yang tidaklah sedikit. Bahkan, disebut-sebut biayanya secara keseluruhan tembus Rp 778 triliun. Namun Prabowo tak merincikan proyek tersebut.

“Tadi kita lihat untuk fase pertama saja itu Rp 164 triliun, mungkin semuanya nanti yang saya dengar semuanya itu akan memakan US$ 50-60 miliar, mungkin lebih,” ujarnya.

Prabowo menilai, pembangunan tanggul laut raksasa menjadi kewajiban dari pemerintah. Pasalnya, penurunan permukaan tanah terus terjadi hingga mengancam masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir Pantura.▪︎[FEND]