Ki Gede Sebayu, Pangeran Benawa dan Sultan Hadiwijaya

272 dibaca

▪︎Prediksi Laga Tandang Persela vs Persekat (1)

▪︎LAMONGAN-POSMONEWS.COM,-
Persela Lamongan kembali menjalani laga tandang kedua di Jawa Tengah. Pasca dijamu “Hiu Hitam Selatan” PSCS Cilacap kini tim Jaka Tingkir ini harus melakoni away ke kandang Persekat Tegal. Akankah Persela bisa melewati hadangan laskar Ki Gede Sebayu yang bertekat bangkit untuk mencuri poin penuh di kandangnya di Stadion Mochtar, Pemalang pada Senin (25/9) nanti.

Dua laga dengan mengemas poin penuh tidak harus membuat kesebelasan kebanggaan warga kota Soto ini jumawa. Ujian makin berat di laga away harus mereka jalani. Kali ini Persela harus melawat ke Pantura Jawa Tengah, berlaga melawan Persekat Kab.Tegal yang haus kemenangan.

Data yang dihimpun media ini, Persekat Tegal telah menjalani dua laga pada Pegadaian Liga 2 Indonesia 2023/2024. Namun, kedua laga tersebut Persekat Tegal tak mampu memetik poin penuh dengan hasil sekali imbang, sekali kalah.

Klub yang berjuluk Laskar Ki Gede Sebayu itu kalah 0-2 dari Gresik United FC. Kemudian di laga kedua, ditahan imbang 1-1 saat menjamu Deltras FC Sidoarjo.

Dengan hasil yang kurang maksimal tersebut, Persekat tegal berambisi bangkit pada laga ke-3 Liga 2, dan berhasrat meraih kemenangan melawan Persela nanti.

Menariknya, laga away Persela Jaka Tingkir melawan Persekat Ki Gede Sebayu ini penuh dengan mitos. Bahwa jalinan sejarah kembali harus diurutkan, bahkan dipampangkan agar menjadi pengetahuan bagi anak cucunya.

Terhadap pertandingan Persekat vs Persela metaforanya adalah reuni antara bendara dan abdi. Yakni benang merah antara Pangeran Benawa (Pajang) yang juga putra Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) akan bertemu dengan Ki Gede Sebayu yang konon adalah salah satu prajurit pinilih dan kepercayaan Raja Pajang itu.

Dikisahkan Kyai Gede Sebayu, adalah tokoh pendiri Pemerintahan Tegal pada 1585-1625. Sebagaimana tertera dalam buku silsilah raja-raja se-Tanah Jawa. Kyai Gede Sebayu adalah keturunan bangsawan yang bernama Bathara Katong Adipati Ponorogo.

Sejak kecil, Kyai Gede Sebayu diasuh oleh eyangnya yaitu Kyai Ageng Wunut yang selama hidupnya menekuni Agama Islam. Hal ini membawa dampak bagi perkembangan Kyai Gede Sebayu yang tumbuh menjadi anak yang berperilaku ramah dan santun. Setelah menginjak dewasa, Kyai Gede Sebayu oleh ayahnya disuwitakan di Keraton Pajang yaitu Sultan Hadiwijaya. sebagai prajurit tamtama sehingga Kyai Gede Sebayu memperoleh pendidikan keprajuritan dan ilmu kanuragan.

Kyai Gede Sebayu banyak pengabdiannya pada Pemerintah Kanjeng Sultan Adiwijaya, penguasa Pajang. Setelah Sultan Pajang meninggal, keadaan pemerintahan menjadi sangat kisruh dan banyak yang menjadi korban. Melihat kondisi negeri seperti itu Kyai Gede Sebayu beserta keluarganya meninggalkan negeri Pajang. Pada saat terjadi pergolakan perebutan kekuasaan beliau lebih memilih diam. Bahkan pada saat suasana makin kacau, Kyai Ageng Ngunut (kakek Sebayu) mendesak Kyai Gede Sebayu agar menyelamatkan Kerajaan Pajang. Namun, Kyai Gede Sebayu menolak.

Melihat penderitaan manusia akibat perebutan kekuasaan antar keluarga itu tidak kunjung reda,

Ketika terjadi perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Pangeran Benowo yang didukung oleh Panembahan Senopati dari Mataram. Pangeran Benowo mengajak Kyai Gede Sebayu untuk membantunya merebut tahta Kesultanan Pajang dari tangan Arya Pangiri yang semakin semena—mena terhadap rakyatnya.

Ketokohan Kyai Gede Sebayu mulai tampak ketika terjadi perang antara Kesultanan Pajang dengan Kadipaten Mataram. Kyai Gede Sebayu bergabung dengan prajurit Mataram bersama Pangeran Benawa untuk menyingkirkan Aryo Pangiri.

Ketika itu Kyai Gede Sebayu dengan tombak pendeknya menyerang prajurit Pajang sehingga banyak yang tewas dan akhirnya Aryo Pangiri menyerah dan diusir dari Keraton Pajang. Kemudian Keraton pajang diserahkan kembali kepada Pangeran Benawa. (Bersambung).▪︎[DANAR SP]