Besarkan Wilmar jadi Mafia Migor, Martua Terpeleset Minyak

217 dibaca

▪︎JAKARTA-POSMONEWS.COM,-
Kelangkaan minyak goreng (migor) memakan korban. Kejaksaan Agung (Kejagung) RI telah menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan korupsi dalam pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya. Salah satu tersangka berasal dari perusahaan sawit kelas dunia, PT Wilmar Nabati Indonesia.

Keempat tersangka itu; IWW selaku Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, MPT selaku Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, SM selaku Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Group (PHG), dan PTS selaku General Manager di Bagian General Affairs PT Musim Mas.

Tersangka dari Wilmar Nabati Indonesia adalah MPT selaku Komisaris. Sebagai informasi, Wilmar Nabati Indonesia merupakan anak perusahaan Wilmar Group, perusahaan kelas dunia di sektor sawit. Wilmar Group dikenal sebagai produsen dari merek-merek beken minyak goreng seperti Sania, Fortune, Siip, Sovia, Mahkota, Ol’eis, Bukit Zaitun, dan Goldie.

Menurut data Round table on Sustainable Palm Oil (RSPO), Wilmar Group memiliki total lahan 354.250,33 hektare (ha) per 2020. Dari total lahan tersebut, 70% atau seluas 246.543,39 ha ditanam kelapa sawit, sedangkan lahan dalam skema perkebunan rakyat seluas 43.471,54 ha.

Wilmar Group didirikan Martua Sitorus dan Kuok Khoon Hong dan menjadi pemain penting dalam bisnis minyak goreng di Indonesia.
Langkah penting dalam bisnis Martua terjadi di tahun 1991.Bersama Kuok Khoon Hong dia mendirikan Wilmar International, yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan produsen segala produk yang terkait dengan komoditas itu.

Kuok Khoon Hong disebut-sebut sebagai keponakan raja gula Robert Kuok Hock Nien, yang dulu berbisnis bersama Liem Sioe Liong. Setelah kaya raya bersama Wilmar Group, Martua mengundurkan diri dari dewan perusahaan Wilmar pada Juli 2018.

Bersama Ganda, yang merupakan saudaranya, Martua mendirikan KPN Corporation. Perusahaan ini bergerak terkait dengan perkebunan kelapa sawit, pengembangan properti, dan manufaktur semen.

Martua Sitorus juga telah bekerja sama dengan Ciputra Group dalam membangun kota mandiri di Medan, Sumatra Utara bernama Gama Land. Keluarga Martua Sitorus menjadi pemilik dari sebuah perusahaan semen bernama Cemindo Gemilang.

Menurut Majalah Forbes, per 19 April 2022, kekayaan Martua Sitorus mencapai US$ 3 miliar dan berada di peringkat 1.029 orang terkaya dunia.

Saat ini, Wilmar memiliki lebih dari 450 pabrik dan jaringan distribusi di seluruh China, India, Indonesia, dan 50 negara lainnya. Grup perusahaan ini memiliki kurang lebih 92.000 karyawan dari berbagai negara.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Wilmar International, sampai dengan akhir tahun 2020, perseroan membukukan pendapatan sebesar US$ 50,52 miliar dengan laba bersih sebesar US$ 1,53 miliar. Total asetnya sampai tahun 2020 mencapai US$ 51,02 miliar.
**(zi/cnbc)