NYEKAR SIMBOL HORMAT LELUHUR

413 dibaca

▪︎Tradisi Ramadhan Orang Lamongan (2)

▪︎LAMONGAN-POSMONEWS.COM,-
Masih berkaitan dengan Tradisi Megengan di bulan Ramadhan selalu berkaitan dengan tradisi Nyekar (ziarah makam/ kubur, red) yang dilakukan warga muslim di Lamongan atau daerah lain itu biasanya dijalankan waktu sore hari untuk mendoakan keluarga dan kerabat yang sudah meninggal.

Sejarah tradisi Nyekar ini menurut Budayawan Jawa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Sugeng Adipitoyo merupakan tradisi yang sudah berumur sangat tua. Tradisi ziarah kubur dilakukan dengan mengadopsi keyakinan memberikan penghormatan terhadap leluhur atau nenek moyang.

“Penghormatan terhadap nenek moyang itu tradisi lama ya, lama sekali. Kemudian ketika Islam datang muncul tradisi serupa yang dibalut dengan ajaran Islam sehingga disebut juga sinkretisme atau akulturasi budaya,” katanya pria yang juga memimpin Padepokan Wong Agung ini.

Saat dikonfirmasi posmonews.com, dosen nyentrik dengan rambut gondrong dan selalu berpakaian khas hitam-hitam ini menjabarkan lebih jauh bahwa penghormatan terhadap nenek moyang dengan bentuk ziarah kubur adalah tradisi yang bersifat universal, sehingga sering dijumpai pada setiap kebudayaan.

Uniknya tradisi Nyekar atau ziarah ke makam keluarga sebelum bulan Ramadhan ini juga membawa keuntungan tersendiri bagi penjual bunga musiman.

Di Lamongan kota, biasanya menjelang malam Megengan dan H-3 Idul Fitri beberapa tempat sekitar pemakaman dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk membuat stand dadakan yang berjualan bunga khusus untuk nyekar.

Dari pantauan media ini, beberapa bunga khusus yang digunakan untuk ditaburkan di atas makam tersebut dijual dengan harga bervariasi.

Dari hasil berjualan bunga tabur musiman tersebut, seorang pedagang bahkan bisa meraup keuntungan hingga ratusan ribu rupiah perhari.

Wati misalnya, penjual bunga di jalan Basuki Rahmad atau depan area makam Sukomulyo mengaku, “Ya kalau laku ya enak lah jualan bunga itu, mas, ada untungnya. Kalau modalnya 500 (ribu Rupiah), saya bisa dapat (keuntungan) 150-200 (ribu Rupiah). Belum tentu kalau di rumah, 20 ribu juga belum tentu (dapat). Cuma ikut-ikutan saja. Sehari (keuntungannya) dapat 200 (ribu Rupiah), ada 300 (ribu Rupiah), lumayan mas.” tuturnya sambil tersenyum.

Lain halnya dengan Mbok Minah yang berjualan di kawasan Jl. Mastrip Made, mengaku mendapat keuntungan yang lumayan saat H-1 Lebaran.

” Prepekan, biasanya orang banyak yang nyekar. Karena malem Megengan akhir. Ya biasanya saya bisa untuk sampai 400 ribu. Alhamdulillah rezeki bulan Ramadhan,” katanya (bersambung)
**(DANAR SP)