Penyelam Temukan Pedang Tentara Salib Berusia 900 Tahun

344 dibaca

Seorang penyelam di Israel, menemukan sebuah pedang tentara salib berasal dari 900 tahun lalu. Penemuan tersebut terjadi di bawah laut lepas Pantai HaCarmal di Haifa.

Penyelam itu bernama Shlomi Katzin. Dia menemukan pedang kuno tersebut saat menyelam di sebuah teluk alami di dekat kota pelabuhan kuno yang direbut oleh para tentara salib dari orang-orang Arab pada awal abad ke-12 Masehi.

Situs itu adalah tempat berlabuh alami bagi kapal-kapal yang mencari perlindungan. Menurut temuan arkeologis, teluk itu telah digunakan secara aktif sejak Zaman Perunggu Akhir, 4.000 tahun yang lalu.

Dilansir dari laman Nationalgeographic.co.id
saat mengidentifikasi jangkar batu dan logam di dasar laut, Katzin menemukan pedang besi sepanjang satu meter dengan gagang berukuran 30 sentimeter. Katzin mengambil pedang itu dan melaporkan penemuan itu kepada inspektur.

“Pedang besi itu telah terawetkan dalam kondisi sempurna dan merupakan penemuan yang indah dan langka,” kata Nir Distelfeld, Inspektur Otoritas Barang Antik Israel.

“Itu jelas milik seorang ksatria Tentara Salib. Sangat menyenangkan untuk menemukan objek pribadi seperti itu, membawa Anda 900 tahun yang lalu ke era yang berbeda, dengan ksatria, baju besi, dan pedang,” ujar Distelfeld seperti dikutip dari Heritage Daily.

Direktur umum Otoritas Barang Antik Israel, Eli Escosido, mengatakan, “Setiap artefak kuno yang ditemukan membantu kami mengumpulkan teka-teki sejarah Tanah Israel.”

“Setelah pedang itu dibersihkan dan diteliti di laboratorium Otoritas Barang Antik Israel, kami akan memastikan pedang itu bakal ditampilkan ke publik.”

Berat pedang itu adalah empat pon atau sekitar 1,8 kilogram. Menurut para ahli, sebagaimana dikutip dari The New York Times, pedang itu berasal dari Perang Salib Ketiga.

Selama Perang Salib Ketiga, Raja Philip Augustus dari Prancis, Raja Richard I (juga dikenal sebagai Richard si Hati Singa Inggris), dan kaisar suci Romawi, Frederick I (juga dikenal sebagai Frederick Barbarossa), berangkat untuk merebut kembali Yerusalem.

Salahuddin Al-Ayyubi, penguasa wilayah yang meliputi Mesir modern, Suriah dan Irak, telah menaklukkannya pada tahun 1187, kata Dr. John Cotts, seorang profesor sejarah abad pertengahan di Whitman College di Walla Walla, Washington, Amerika Serikat.

Jacob Sharvit, Direktur Unit Arkeologi Laut Otoritas Barang Antik Israel, mengatakan bahwa Katzin sangat senang sekaligus terkejut dengan penemuannya terseut. Katzin mengatakan kepada Sharvit akan memberikan pedang itu kepada Otoritas Barang Antik Israel, tetapi dia hanya menginginkan satu hal: foto dengan pedang yang bertatahkan cangkang-cangkang hewan laut itu.

Penemuan baru-baru ini disambut dengan baik oleh pemerintah Israel. Mereka mengaku sangat bangga dengan sejarah negara mereka dan memiliki undang-undang yang mengharuskan setiap artefak yang ditemukan harus dikembalikan ke negara tersebut.

Pedang itu hanyalah satu dari beberapa artefak yang ditemukan oleh Katzin. Selain menemukan pedang, Dia juga menemukan jangkar batu dan pecahan tembikar yang berusia ratusan tahun. Tapi tidak ada yang lebih mengesankan daripada pedang tersebut, yang digambarkan oleh Sharvit sebagai barang arkeologi yang “sangat langka.”

Air di lepas pantai Carmel tetap bersuhu sama sepanjang tahun sehingga membantu mengawetkan besi dalam pedang tersebut. Karena besi teroksidasi, cangkang dan organisme laut lainnya menempel seperti lem, kata Sharvit.

“Adalah normal untuk menemukan pedang dalam kondisi buruk, tetapi yang satu ini ditemukan di bawah air. Dan di bawah air, pedang itu terawetkan dalam kondisi sangat baik,” tutur Sharvit.

“Ini pertama kalinya kami menemukan pedang yang indah seperti ini.”**(anis)