Sejarah Kumandangkan Azan sebagai Penanda Salat

178 dibaca

• Dari Mimpi Dua Sahabat Rasulullah SAW

Kumandangkan azan sebagai penanda waktu salat untuk umat Islam di se-dunia. Seseorang yang mengumandangkan azan disebut muazin. Lantas kapan munculnya kumandang azan?

BEBERAPA orang mungkin belum mengetahui sejarah awal mula munculnya azan sebagai penanda waktu salat. Lantas sejarah munculnya azan sebagai penanda salat bermula dari mimpi dua sahabat Rasulullah SAW.

Dilansir dari laman islam.nu.or.id, diketahui munculnya azan sebagai penanda waktu salat bermula ketika Nabi Muhammad SAW. berkeinginan mencari cara dalam memberitahukan waktu salat. Tetapi, beliau belum juga menemukan cara tersebut.

“Nabi Muhammad berkeinginan untuk mencari cara dalam memberitahukan waktu shalat, namun beliau belum juga menemukannya,” kata seorang sahabat, Abdullah bin Zaid.

Waktu Salat Tanpa Penanda

Pada mulanya, ketika masa-masa awal di Madinah, umat Islam berkumpul di masjid untuk menunggu datangnya waktu salat. Tetapi, ketika waktu salat tiba, tak seorang pun yang memberitahukannya.

Para umat Islam langsung salat tanpa adanya penanda sebelumnya, seperti seolah sudah saling mengetahui.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya agama Islam, banyak sahabat Nabi Muhammad SAW. yang tinggal jauh dari masjid. Sementara lainnya mempunyai kesibukan yang bertambah, sehingga tak bisa menunggu waktu salat di masjid.

Melihat hal tersebut, beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW. lantas memberikan usulan untuk membuat penanda waktu salat. Dengan adanya penanda waktu salat, umat Islam yang rumahnya jauh dari masjid atau yang memiliki kesibukan akan tetap menjalankan salat tepat waktu.

Semua Usulan Ditolak

Beragam ide untuk penanda waktu salat diusulkan kepada Nabi Muhammad SAW. Mulai dari lonceng seperti orang Nasrani, terompet seperti orang Yahudi hingga menyalakan api yang tinggi agar umat Islam yang rumahnya jauh dari masjid dapat melihatnya.

Mimpi Abdullah bin Zaid

Mengutip dari Siah Nabawi (Ibnu Hisyam, 2018), diketahui seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Zaid menghadap pada Nabi Muhammad SAW. Abdullah bercerita bahwa ia baru saja bermimpi melihat seruan azan pada malam sebelumnya.

Dalam mimpinya tersebut, Abdullah bin Zaid didatangi oleh seorang berjubah hijau yang membawa lonceng. Abdullah bin Zaid berniat membeli lonceng miliki seorang berjubah hijau tersebut untuk memanggil orang-orang agar salat.

Tetapi, seseorang yang berjubah tersebut memberikan saran padanya untuk mengucapkan serangkaian kalimat sebagai penanda waktu salat tiba.

Serangkaian kalimat azan yang dimaksud yaitu: Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya ‘alash sholah hayya ‘alash sholah, Hayya ‘alal falah hayya ‘alal falah, Allahu Akbar Allahu Akbar, dan La ilaha illallah.

Mimpi Umar bin Khattab

Mendengar cerita tersebut, Nabi Muhammad SAW. lantas meminta Abdullah bin Zaid untuk mengajari Bilal bin Rabah cara melafalkan kalimat-kalimat tersebut. Ketika Bilal bin Rabah mengumandangkan azan, sahabat nabi, Umar bin Khattab yang sedang berada di rumah mendengarnya.

Umar bin Khattab kemudian segera menemui Nabi Muhammad SAW. dan menceritakan bahwa dirinya pun bermimpi tentang hal yang sama dengan Abdullah bin Zaid. Umar bin Khattab bermimpi azan sebagai tanda masuknya waktu salat.

Nabi Muhammad SAW Mendapat Wahyu Tentang Azan

Melansir dari islam.nu.id, dalam satu riwayat, Nabi Muhammad SAW. disebutkan telah mendapat wahyu tentang azan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW. membenarkan apa yang disampaikan oleh Abdullah bin Zaid.

Sejak saat itu, azan resmi dijadikan penanda masuknya waktu salat untuk umat Islam. Menurut pendapat yang lebih sahih, azan pertama kali di syariatkan di Kota Madinah di tahun pertama Hijriyah.
**(za/mdk)