Misteri Infeksi Patogen dan Mitos Kutukan Mumi Firaun

168 dibaca

Ahli membongkar soal dugaan infeksi patogen yang menjadi penyebab kematian seorang donatur penggalian makam Firaun bernama George Herbert, dan kaitannya dengan mitos kutukan mumi Firaun.

Isu tersebut bermula ketika George Herbert yang bergelar Lord Carnarvon tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal pada 5 April 1923, setelah masuk ke makam itu yang ditemukan pada 1922.

“Kematian akan datang dengan cepat bagi mereka yang mengganggu kedamaian raja.”

Tulisan dalam ukiran makam Firaun itu mengundang banyak persepsi. Ada yang menganggapnya sebagai sekadar pesan terakhir dari almarhum, ada juga yang menganggapnya sebagai kalimat kutukan mumi firaun.

Misteri Kutukan Mumi Firaun Mesir Kuno

Penemuan makam Tutankhamun pada 1922 disebut sebagai penemuan luar biasa karena merupakan salah satu makam kerajaan dari Mesir kuno yang belum pernah dieksplorasi sebelumnya.

Tidak ada yang percaya bahwa tim yang dipimpin ahli Mesir Kuno asal Inggris, Howard Carter akan menemukan makam yang dipenuhi emas itu.

Kemungkinan Infeksi Patogen Kuno

Mitos soal kutukan mumi dan infeksi kemungkinan patogen kuno kemudian ditelaah oleh para ilmuwan. Menurut makalah  diterbitkan pada 1996 dan 1998 di jurnal Proceedings dari Royal Society B: Biology Science, para ilmuwan menggunakan pemodelan matematika untuk menentukan berapa lama patogen dapat bertahan hidup di dalam makam.

“Memang, kematian misterius Lord Carnarvon setelah memasuki makam firaun Mesir Tutankhamun berpotensi dijelaskan oleh infeksi patogen yang sangat mematikan dan berumur sangat panjang,” tulis Sylvain Gandon dalam artikel jurnal pada 1998.

Gandon adalah seorang peneliti di Pierre and Marie Curie University di Paris ketika makalah itu diterbitkan.

Tim peneliti dalam makalah diterbitkan pada 2013 di di jurnal International Biodeterioration & Biodegradation memperkirakan bintik-bintik coklat di makam Tutankhamun terbentuk akibat organisme yang tidak aktif.

Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh seorang profesor epidemiologi dan pengobatan pencegahan di Monash University-Australia, Mark Nelson, tidak menemukan bukti para penjelajah yang masuk ke dalam makam itu meninggal pada usia yang sangat muda.

Studi Nelson memeriksa catatan 25 orang yang bekerja atau masuk ke makam Firaun itu tak lama setelah ditemukan. Rata-rata, orang-orang yang masuk ke dalam makam itu hidup sampai usia 70 tahun.

“Studi ini menemukan tidak ada bukti yang mendukung keberadaan kutukan mumi,” tulis Nelson dalam makalah tahun 2002 yang diterbitkan di British Medical Journal.

Mitos tentang kutukan mumi Firaun sebenarnya sudah ada sebelum penemuan makam Tutankhamun.

Menurut pakar Mesir Kuno yang juga ahli antroplogi budaya, Jasmine Day, kutukan itu adalah legenda yang berkembang secara bertahap, sejak sekitar pertengahan abad ke-19, dan telah berkembang secara progresif dengan kontribusi kumulatif oleh literatur fiksi, film horor, media berita dan yang terbaru, internet.

“Penelitian saya mengungkap cerita-cerita fiksi Amerika yang terlupakan dari tahun 1860-an, di mana para petualang laki-laki menelanjangi mumi perempuan dan mencuri perhiasan mereka, hanya untuk mengalami kematian yang mengerikan, atau konsekuensi yang mengerikan bagi orang-orang di sekitar mereka,” kata Day seperti dilansir Live Science.

Peneliti lain juga sepakat kaitan mitos kutukan dan sihir dengan mumi sudah tersebar luas sebelum penemuan makam Tutankhamun.

“Gagasan bahwa Mesir adalah tanah misteri berasal dari orang-orang Yunani dan Romawi,” ujar seorang profesor sejarah di Athens State University, Alabama, AS dan penulis buku Egyptomania: A History of Fascination, Obsession and Fantasy, Ronald Fritze.

Rumor mengenai kutukan mumi ini kemudian beredar di Eropa melalui lisan sebagai kabar burung maupun tulisan sebagai karya fiksi. Fritze mencatat penulis Irlandia, Bram Stoker, yang paling terkenal dengan novel ‘Dracula’-nya, juga pernah menerbitkan sebuah buku pada 1903 berjudul The Jewel of the Seven Stars. Buku itu menceritakan tentang para arkeolog modern yang menderita akibat kutukan mumi.

Misteri Macetnya Kanal Suez

Penduduk Mesir kuno dilaporkan memang punya kebiasaan untuk menuliskan kalimat ancaman yang bernada kutukan di dinding dan pintu makam mereka.

Fungsi awalnya ialah untuk mengusir penjarah dan perusak makam, karena biasanya jenazah dikubur bersama benda berharga

Kematian Lord Carnarvon
George Herbert yang bergelar Lord Carnarvon kelima di Inggris meninggal selang lima bulan setelah penemuan makam.

Pada halaman utama surat kabar The Courier Journal edisi 21 Maret 1923 yang diterbitkan di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat memuat berita utama ‘Kutukan Firaun 3.000 Tahun Terlihat dalam Penyakit Carnarvons’.

Ketika berita tentang penyakit dan kematian Carnarvon tersebar, berita utama serupa pun baru muncul di banyak surat kabar di seluruh dunia. Carnarvon disebut menderita infeksi yang parah akibat tak sengaja mencukur bagian bekas gigitan nyamuk ketika dia menjelajah ke makam Firaung hingga akhirnya terkena pneumonia.

Herbert Meninggal 5 April 1923

Carnarvon membiayai pencarian dan penggalian makam Tutankhamun. Ketika arkeolog Howard Carter menemukan makam itu pada November 1922, Carnarvon menunda penjelajahan sampai Herbert bisa tiba dari Inggris.

Carter sendiri hidup selama lebih dari 17 tahun setelah penemuan itu, lalu meninggal pada usia 64 tahun di rumahnya di Inggris. Dan putri Carnarvon, yang merupakan salah satu orang pertama yang memasuki makam, hidup hingga usia 79 tahun.**(cnn/sam)