FBI Bantu Ungkap Misteri Mumi Mesir Berusia 4.000 Tahun

126 dibaca

“Kepala mumi Djehutynakht yang berusia 4.000 tahun.” (Wikimedia Commons)

Berkat bantuan FBI, misteri selama satu abad atas identitas mumi Mesir berusia 4.000 tahun akhirnya terpecahkan. FBI yang merupakan singkatan dari Federal Bureau of Investigation (Biro Investigasi Federal) adalah badan investigasi utama dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Meskipun ini sudah terdengar seperti episode The X-Files, para ilmuwan forensik dari FBI nyatanya benar-benar membantu para arkeolog dalam memecahkan misteri tersebut. Berkat bantuan mereka, mumi yang kepalanya terpenggal itu kini sudah bisa diberikan nama sesuai identitas aslinya.

Dilansir dari laman Nationalgeographic.co.id bahwa
sejak 1915, para peneliti telah berjuang untuk mengidentifikasi kepala mumi yang ditemukan di kota Mesir kuno Deir el-Bersha itu.
Kepala itu ditemukan setelah dibuang di sudut makam yang telah dijarah dan diyakini sebagai kepala gubernur provinsi Djehutynakht atau istrinya.

Saat para ilmuwan modern menemukan makam itu, makam itu telah digeledah. Makam itu telah dirampok di zaman kuno.
Dalam sebuah artikel yang menjelaskan penemuan itu, The New York Times melaporkan bahwa para perampok telah membakar tempat itu “untuk menutupi jejak mereka.”
Penghuni makam yang tersisa hanyalah tubuh yang terpotong-potong di salah satu sudut makam dan kepala yang diletakkan di atas peti mati Djehutynakht.

Selama lebih dari seratus tahun, sebagaimana dilansir Live Science, para peneliti bertanya-tanya dan tidak setuju tentang apakah sisa-sisa mumi ini milik Djehutynakht sendiri atau istrinya.
Selama beberapa dekade, misteri itu dibiarkan tidak terpecahkan sampai akhirnya para ilmuwan dari FBI terlibat. Temuan mereka telah diterbitkan dalam jurnal Genes pada 2018 lalu.

Untuk mengidentifikasi jenis kelamin mumi ini, ahli biologi FBI Odile Loreille menggunakan teknologi pengurutan DNA yang canggih. Setelah mengebor gigi yang diekstraksi dari tengkorak berusia 4.000 tahun itu, dia mengumpulkan bubuk dan melarutkannya dalam larutan kimia yang kemudian diperiksa melalui mesin salinan DNA.

Setelah memeriksa rasio kromosom seks dari DNA gigi mumi tersebut, Loreille menyimpulkan bahwa tengkorak itu milik laki-laki, sebagaimana dilansir Inverse.

“Kami tidak pernah tahu apakah itu Tuan Djehutynakht atau Nyonya Djehutynakht,” kata kurator arkeologi Rita Freed kepada CNN.

Freed bekerja di Boston Museum of Fine Arts (MFA), tempat kepala mumi itu disimpan sejak 1920. Dia mengakui bahwa FBI adalah “mitra yang sangat tidak biasa” dalam hal memahami Mesir kuno, tetapi agensi tersebut ingin menguji teknologi pengurutan DNA terbaru mereka.

“FBI tidak memiliki unit –seperti unit X-files– yang hanya menangani kasus-kasus historis,” ujar Anthony Onorato, kepala unit dukungan DNA FBI.

“Dalam hal ini kami sebenarnya sedang mencoba mengembangkan prosedur (penyelidikan) kriminal menggunakan benda-benda bersejarah.”

Keterlibatan dan kesuksesan FBI dalam mengungkan misteri mumi ini menunjukkan bahwa alat pencocokan DNA mereka lebih maju daripada sebelumnya.

“Jika mereka dapat merekonstruksi DNA dari gigi berusia 4.000 tahun, mereka dapat merekonstruksinya dari apa saja,” kata Freed.**(anis)