Proges Proyek Pembangunan Jalan Tol Joglosemar

103 dibaca

“Proyek strategis nasional pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar)”

Proyek strategis nasional pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar) terus berjalan.
Pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Solo sebagian sudah masuk dalam tahap pembayaran uang ganti rugi (UGR) khususnya di wilayah Kabupaten Klaten.

Kini Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan pusat juga menyiapkan pembangunan tol Yogyakarta-Solo seksi III.

Hanya saja Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum menerima berkas pengubahan jalur tol Yogyakarta-Solo yakni Yogyakarta- Yogyakarta International Airport (YIA)-Purworejo hingga nantinya ke Cilacap.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, pihaknya sudah menerima informasi terkait pengubahan jalur terbaru setelah tiga kali mengalami sanggahan dari beberapa kalangan masyarakat.

“Informasi yang saya dapat dari pengelola sudah punya keputusan untuk jalurnya.Tinggal nanti disampaikan ke gubernur. Lalu timnya pak gubernur akan melakukan evaluasi untuk penerbita IPL,” katanya, kepada wartawan, Minggu (20/6/2021).

Aji menjelaskan, pemerintah DIY meminta supaya pihak pengelola secepatnya menyerahkan berkas pengajuan pengubahan jalur tol seksi III sepanjang 30,77 Km itu.

“Harus lebih cepat supaya pembebasan lahannya juga cepat,” jelasnya.

Karena tim pengadaan lahan belum melakukan presentase ulang atas pengubahan trase tol seksi III tersebut, Pemerintah DIY belum memastikan kapan proses pembebasan lahan akan dimulai.

“Kan belum dipresentasikan ke kami, jalurnya jadi lewat mana. Kalau sudah jadi, IPL tugasnya panitia persiapan untuk sosialisasi,” ungkap Aji.

Namun demikian, Aji menegaskan bahwa tahun ini sangat dimungkinkan untuk penerbitan IPL jalur tol yang melintas di Desa Mlangi, Kecamatan Gamping, Sleman itu.

Terkait kesepakatan antara pemerintah dengan investor atas pengubahan jalur itu, Aji menjelaskan tidak ada persoalan yang berdampak negatif dari rencana pembangunan jalan bebas hambatan tersebut.

“Informasinya (investor) sudah disepakati. Hanya ada sedikit pembenahan kecil kemudian disampaikan ke pak gubernur,” ujarnya.

Secara keseluruhan, pemerintah DIY tinggal menunggu berkas pengajuan IPL untuk trase Yogyakarta-YIA-Purworejo itu.
Setelah berkas tersebut masuk, tim dari BPN dan Dispertaru DIY akan melakukan sosialisasi dan menanti sanggahan dari pemilik lahan.

Pencairan uang ganti rugi tanah terdampak pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terus bergulir.
Kali ini, pencairan UGR tanah terdampak tol tersebut memasuki Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Jumat (18/6/2021).

Total terdapat 116 bidang tanah milik warga dan tanah kas desa (TKD) yang ikut diterjang oleh pembangunan proyek strategis nasional (PSN) tersebut.

Adapun seratusan bidang tanah terdampak pembangunan tol itu, nilai total pembayaran UGR-nya sebesar Rp. 78,7 miliar.

Pantauan Tribun Jogja di lokasi, pencairan UGR tol Yogyakarta-Solo di desa itu berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Para penerima UGR dibagi pada dua sesi untuk menghindari terjadinya kerumunan saat pencairan UGR tersebut.
Kepala Desa Kranggan, Gunawan Budi Utomo mengatakan, jika pencairan UGR sebanyak 116 bidang tanah tersebut merupakan tahap pertama.

“Pencairan 116 bidang ini kan tahap pertama, dari total 133 bidang tanah yang ikut terdampak pembangunan Tol Yogyakarta-Solo,” ujarnya.

Ia mengatakan, adapun 17 bidang tanah yang belum dibayarkan oleh pihak panitia pengerjaan jalan tol Yogyakarta-Solo karena persyaratan administrasi dari 7 bidang tanah milik warga belum lengkap.

“Jadi sisa 17 bidang tanah ini 10 bidang adalah tanah kas desa atau TKD. Tanah kas desa ini masih proses untuk pencairan UGR, begitu juga dengan 7 bidang tanah milik warga yang belum,” ucapnya.

Menurut Gunawan, 116 bidang yang menerima UGR pada pencairan tahap pertama tersebut terdiri dari lahan persawahan, permukiman hingga tempat usaha.

Sementara itu, Staf PPK pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo di Klaten, Christian Nugroho menambahkan pembayaran UGR bagi 116 bidang tanah terdampak tol tersebut jika dijumlahkan senilai Rp. 78,7 miliar.

“Kalau totalnya 116 bidang tanah ini sebanyak Rp. 78,7 miliar. Pembayaran dibagi dalam dua sesi undangan untuk mencegah kerumunan,” imbuhnya.

Pengukuran dan pemasangan patok untuk rencana pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen telah selesai.
Dari total panjang 75,82 kilometer jalan tol yang akan di bangun, 67,05 kilometer berada di wilayah Jawa Tengah, dan 8,77 Kilometer berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Disepertaru) DIY Kridp Suprayitno mengatakan, trase yang ditetapkan dalam IPL tidak mengalami perubahan seperti yang sudah sosialisasikan kepada warga terdampak saat kegiatan konsultasi publik.

“Dan saat ini pematokan dan pengukuran sudah selesai,” katanya, Senin (15/3/2021).

Ia menambahkan, proses selanjutnya tim appraisal akan turun ke lapangan untuk menentukan nominator atas hasil pengukuran yang sudah dilakukan.
Jika sesuai rencana, Krido mengatakan Mei tahun ini proses pemberkasan untuk pembebasan lahan bagi warga yang terdampak tol dapat dilakukan.

“Jadi minggu depan ini appraisal turun ke lapangan, dan sesuai rencana Mei ini pemberkasan,” tambahnya.

Dirinya memastikan sejauh ini belum ditemui kendala berupa pernyataan sikap keberatan atas trase yang sudah ditentukan.

Dalam pembangunan jalan tol trase Yogyakarta-Bawen kali ini terdapat enam seksi yaitu Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo sepanjang 8,25 Km, seksi 2 Banyurejo sampai Borobudur sepanjang 15,26 Km, seksi 3 dimulai dari Borobudur sampai Magelang sepanjang 8,08 Km, seksi 4 dimulai dari Magelang sampai Temanggung sepanjang 16,46 Km, seksi 5 dimulai dari Temanggung sampai Ambarawa sepanjang 22,56 Km, seksi 6 dimulai dari Ambarawa sampai Bawen sepanjang 5,21 Km. ​

“Sampai saat ini masih belum ada penolakan warga. Malah mereka menanyakan terus soal harga. Padahal itu kan kewenangan tim appraisal,” tegas Krido.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD DIY, Arif Setiadi menjelaskan, pembangunan tol Yogyakarta-Bawen harus berdampak positif bagi masyarakat sekitar, khususnya yang berada di kawasan DIY.
Ia berharap, warga di sekitaran Exit tol nantinya dapat diberdayakan melalui kegiatan UMKM dan lainnya.

“Saya harap bisa berdampak positif bagi warga sekitar. Mulai dari pembangunannya ya harus melibatkan warga sekitar, dan pemanfaatan exit tol melalui UMKM,” pungkasnya.**(fend)