Viral, Dokter yang Tangani Covid-19 Diancam Warganet

163 dibaca

Tangkapan layar warganet mengancam seorang dokter yang menangani Covid-19 di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, viral di media sosial Facebook.

Dua pemilik akun Facebook HDW dan AR berkomentar akan bertindak kekerasan kepada tenaga kesehatan yang menangani covid-19.

Akun facebook HDW dalam screenshot komentarnya menulis golek i ae dokter e terus di tekek opo di sontek mati…. Ben kapok… Covid e wis ilang tpi dokter sing sik ngetokne virus iki langsung ae di golek i sopo sing nangani pasien terus di idak cengel e ben ra kesuwen
(Cari saja dokternya lalu dicekik apa disuntik mati. Biar jera. Covid sudah hilang tapi dokter yang masih mengeluarkan virus ini langsung saja dicari siapa yang menangani pasien. Lalu diinjak lehernya biar tidak kelamaan).

Usai HDW menulis komentar tersebut, AR kemudian menimpali dengan komentar HDW, nek butuh bantuan jejeki cocote doktere aku yo meluu. (HDW, kalau butuh bantuan injak-injak mulutnya dokter aku juga ikut).

Menanggapi hal tersebut, Ketua IDI Ponorogo Aris Cahyono mengatakan, ancaman itu menambah beban moral para nakes yang menangani covid-19 di bumi reyog.

Padahal selama pandemi, nakes di Kabupaten Ponorogo sudah bekerja maksimal sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

“Kita sudah bekerja maksimal terutama nakes yang merawat Covid-19. Ancaman ini menambah beban moral kami selama pandemi,” ujar Aris.

Kendati diancam warganet di media sosial, kata Aris, IDI Ponorogo menyikapi dengan kepala dingin dan bersabar.
Ia berharap, masyarakat lebih memahami kerja nakes dan memahami lebih mendalam terkait penyakit Covid-19.

“Kami menyadari pemahaman masyarakat bisa berbeda-beda. Ada orang yang ingin mencari detil penyakit ini dan ada yang mendengar sepotong-sepotong. Dan ada juga yang terporofokasi dan ikut-ikutan memandang bahwa Covid-19 itu tidak ada,” ungkap Aris.

Ia menambahkan, informasi yang beredar di masyarakat memang sering kali hanya satu arah, sehingga menimbulkan kesalahpahaman serta persepsi negatif kepada nakes.

“Yang mem-posting mungkin hanya menyampaikan dari satu sudut pandang dia sendiri sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Bisa jadi karena informasi yang dia terima satu arah sehingga menimbulkan persepsi yang salah terkait nakes yang merawat covid-19,” jelas Aris.

Terhadap persoalan itu, IDI menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.
Tak hanya itu, IDI juga meminta perlindungan kepada Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko terkait ancaman tersebut.

“Kami tidak melawan. Jadi kami serahkan ke penegak hukum saja,” pungkas Aris.**(kmp/mar)