Nama Jalan Baru Disahkan, Banyak Menuai Kritikan

264 dibaca

LAMONGAN-POSMONEWS.COM,-
Pasca Dinas PU Bina Marga Lamongan memastikan adanya 7 nama jalan baru yang telah disahkan dalam SK Bupati, Senin (23/05/2021) suara sumbang pun bermunculan. Penyebabnya, disamping belum ada terpasang papan nama di SK jalan terbaru tersebut juga nama yang tepat alias tidak populer.

Kabid Perbaikan Jalan Dinas PU Bina Marga, Dandoko kepada insan pers di Lamongan menyebutkan 7 nama jalan tersebut. Nama jalan baru yang sudah masuk SK Bupati itu adalah :

(1). Jln. Soekarno Hatta (jalan dari perempatan Pasar Sidoharjo ke arah barat menuju trafic light hingga ruas jalan baru Sukomulyo – Made.

2. Jln. Syech Hisamudin (jalan dari pertigaan Puncel hingga jalan Nasional Deket Wetan, Kec. Deket).

3. Jln. Surojayan (ruas jalan Tambakboyo – jalan Nasional Kec. Deket).

4. Jln. Soegiri (sebelumnya jalan Simpang Kusuma Bangsa/ jalan antara pasar burung ke utara hingga jalan Nasional).

5. Jln. Abdul Hamid (ruas utara kantor PLN, jalan Veteran menuju ke timur ke Banjar Mendalan)

6. Jln. Raya Bandung (selatan masjid Al Azhar ke barat hingga belakang Sport Center/GOR Lamongan).
7. Jln. Choirul Huda (ruas di depan Kantor Dinas Kesehatan menuju jalan Kiai Amin).

Masih menurut Dandoko, yang merinci di Lamongan ada 130 nama jalan sepanjang 60 km, namun sejumlah ruas jalan ada yang belum terpasang pelang nama. Hal itulah yang banyak disorot warga karena dirasa cukup membingungkan masyarakat.

Namun Dandoko menjelaskan, jika pihaknya hanya menangani usulan nama jalan, dan insfrastruktur jalan seperti peningkatan jalan dan pemeliharaan berkala.

“Pelang nama jalan dan lampu lalu lintas itu menjadi tanggung jawab OPD. Jadi itu kewenangan Dishub, dan Satlantas Polres Lamongan, karena itu ada standarisasi khusus,” tegasnya.

Terlepas dari ketidaksiapan aparatur yang bertugas menyiapkan plang nama itu, suara kritikan juga banyak terdengar terhadap 7 nama jalan tersebut, karena ada 2 nama yang dirasakan kurang pas.

“Sudah bagus tapi rasanya kurang populer, bahkan kok menggampangkan, atau menyepelehkan bab penamaan. Seperti Jln.Raya Bandung itu apa maksudnya, apa karena di situ ada Telaga Bandung?
Masih banyak nama Pahlawan dan tokoh yang menjadi bagian sejarah dari Lamongan yang pantas diabadikan sebagai nama jalan di kota ini,” kata Arie Groyok, warga yang juga dikenal sebagai pengamat sosial.

Sedangkan nama jalan Surojayan, menurut Arie sudah bagus karena membumikan sejarah Tumenggung Surojaya. Tetapi kata Surojayan itu idiomnya mengekor ke penanaan jalan di Yogyakarta atau khas wilayah Mataraman.

“Cukup Surojaya, atau Tumenggung Surojaya sudah sangat pas. Tak usah diberi panambang (akhiran, red) an, karena Lamongan memiliki idiom berbeda dengan daerah Mataraman,” lanjut Arie.

Sedangkan sejarahwan dan budayawan Lamongan, Drs. H. Achmad Chambali saat dihubungi posmonews.com mengatakan sudah bagus dan makin melengkapi nama jalan yang belum ada. Namun ia juga mengkritisi nama jalan yang sudah disahkan itu.

“Jalan raya Bandung sedikit kurang pas, padahal ada nama (Ronggo) Aboe Amin, tokoh sejarah Lamongan yang makamnya di dekat jalan tersebut. Jadi para pemangku kebijakan itu harus bisa menggali apa-apa yang mewakili bab penamaan. Jangan asal bunyi dan ngawur,” tegasnya.
**(DANAR SP)