Masjid Tertua Ditemukan di Tiberias

155 dibaca

• Dibangun Shurahbil ibn Hasana, Sahabat Rasulullah SAW

Situs arkeologi salah satu sisa masjid tertua dari masa awal Islam, yang secara ilmiah diduga dibangun oleh Shurahbil ibn Hasana, sahabat Rasulullah SAW. dan salah satu komandan pasukan Khalid bin Walid pada Perang Yarmouk.

Dari sumber Rafael Langier Goncalves, salah satu masjid tertua di dunia ditemukan oleh tim arkeologi di pinggir danau Tabariyya atau Tiberias, sekarang wilayah Israel.

Arab News, Sabtu (23/01/21) melaporkan, sisa-sisa masjid tersebut ditemukan di bawah puing-puing, awalnya diduga puing masjid kuno abad 8 namun setelah diteliti lebih jauh, disimpulkan berasal dari satu abad sebelumnya.

Tim arkeolog menyimpulkan bangunan tersebut kemungkinan sangat besar berasal dari tahun 635 masehi dan dibangun oleh sahabat Rasulullah Muhammad SAW yang bernama Shurahbil ibn Hasana.

Abu Abdullah Shurahbil ibn Hasana adalah salah satu komandan pasukan Islam yang berada dibawah komando Khalid bin Walid saat Perang Yarmouk sekitar tahun 635 masehi melawan kekaisaran Bizantium masa khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

Penemuan ini diumumkan minggu lalu dalam sebuah konferensi akademis setelah penggalian arkeologi selama 11 tahun yang dipimpin oleh peneliti dari Universitas Hebrew di Yerusalem, Dr. Katia Cytryn-Silverman.

Sebelumnya tim arkeolog mengidentifikasi lapisan struktur yang disimpulkan sebagai puing-puing sebuah masjid dari abad 8 masehi, namun setelah penggalian lebih dalam, ditemukan struktur lain yang disimpulkan ternyata satu abad lebih tua, yaitu dari abad 7 atau sekitar pertengahan tahun 600an Masehi.

Sisa-sisa masjid paling tua yang ditemukan secara arkeologi adalah di Baghdad, persisnya di kota Wasit dan setelah diteliti kemungkinan sangat besar berasal dari tahun 703 Masehi.

Namun, tim arkeologi Hebrew University yang bekerja di Tiberias meyakini situs yang mereka kerjakan dibuat beberapa dekade lebih tua dari struktur masjid di kota Wasit, Irak, dan diduga kuat dibangun oleh Shurahbil ibn Hasana.

Pondasi masjid yang secara ilmiah diperkirakan berasal dari masa Shurahbil ibn Hasana, salah satu sahabat Rasulullah dan komandan tempur dibawah Khalid bin Walid saat Perang Yarmouk.

Secara arkeologi “kami tidak bisa mengatakan dengan yakin ini masjid peninggalan Shurahbil ibn Hasana,” kata Dr. Katia Cytryn-Silverman, seraya melanjutkan,”namun kita punya sumber historis yang mengatakan bahwa beliau mendirikan masjid di Tiberias atau Tabariyya saat wilayah ini ditaklukkan pasukan Islam sekitar tahun 635,”

Dr. Katia Cytryin-Silverman yang memimpin proses penggalian arkeologi disana bertutur, lokasi itu adalah lokasi masjid tertua yang bisa diekskavasi secara arkeologi, karena masjid lain yang lebih tua masih digunakan sebagai masjid.
Sebelum Cytryn-Silverman mulai meneliti situs itu 11 tahun lalu, ilmuwan meyakini struktur di pusat situs itu adalah pasar kuno dari jaman Bizantium.

Namun setelah meneliti lebih jauh, Cytryn menemukan struktur yang lebih tua berasal dari abad 8 masehi, sebuah masjid di masa-masa awal Islam.

Tim arkeolog kemudian menemukan serangkaian temuan mengejutkan, karena dibawah struktur masjid abad ke 8 masehi itu ditemukan lagi lapisan struktur lebih tua yang diidentifikasi secara ilmiah berasal dari abad ke 7 masehi.

Jajaran peneliti mulai menyadari pada masa apa masjid itu berfungsi, setelah meneliti berbagai artifak yang ditemukan dii lapisan yang berada dibawah lantai fondasi. Disana ditemukan berbagai macam koin dan serpihan gerabah dari masa Shurahbil ibn Hasana.

Situs arkeologi Masjid Shurahbil ibn Hasana di bawah kiri. Tampak atas dari situs arkeologi salah satu sisa masjid tertua dari masa awal Islam, yang secara ilmiah diduga dibangun oleh Shurahbil ibn Hasana, sahabat Rasulullah SAW dan salah satu komandan pasukan Khalid bin Walid pada Perang Yarmouk. (Sumber: David Silverman and Yuval Nadel).

Cytryn-Silverman mengatakan, tanah yang digunakan sebagai lapisan bawah fondasi dibawa dari tempat lain, dan berdasarkan diskusi dengan seorang pakar arkeologi Yaman, Cytryn “menerima dukungan atas teorinya bahwa teknologi konstruksi yang digunakan pada masjid yang dia teliti bersifat sederhana dan pragmatis dan tampaknya datang dari masa awal penaklukan Islam di wilayah Syam pada abad 7 masehi.

Teknologi bangunan (di lapisan fondasi itu) diperkirakan berasal dari wilayah peninsula Arab.
Cytryn memperkirakan ukuran masjid kuno yang dia temukan adalah 22 meter x 49 meter, berbentuk segi empat tidak utuh dengan halaman yang belum bisa dipastikan luasnya namun lebih kecil ukurannya dibanding masjid yang dibangun di abad 8 dan terletak diatasnya, diperkirakan berasal dari tahun 720 – 740 masehi dan berukuran 78 meter x 90 meter.

Tiberias, atau Tabariyya adalah kota yang sangat penting bagi perkembangan Islam. Setelah ditaklukkan oleh pasukan Islam awal, wilayah itu menjadi ibukota Jund al-Urdunn, sebuah distrik militer Yordania pada masa awal Islam.

Cytryn-Silverman mengatakan, pada masa tersebut, kota itu adalah pusat ekonomi dan politik.
Pernah berdiri pada masa yang sama; masjid, gereja dan sinagog berdiri berdampingan dan aktif di sebuah kota penting dibawah  kekuasaan Islam, di tepi danau Tiberias.

“Ini adalah wilayah yang multi-agama, serta merupakan simbol sangat penting dari hidup berdampingan,” tutur Cytryn-Silverman.(kmp/psm)