Pemandian Kuno Bergaya Romawi Berusia 1.100 Tahun Ditemukan

163 dibaca

Arkeolog menemukan reruntuhan tempat pemandian kuno bergaya Romawi yang berasal dari abad ke-10 di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, lapor Xinhua, Kamis (19/11/20).
Tak hanya pemandian itu, ditemukan pula sejumlah artefak yang menampilkan budaya Dataran Tengah China dan budaya setempat.

Dilansir Kompas.com bahwa area seluas 400 meter persegi, reruntuhan tersebut terletak di Wilayah Qitai, Prefektur Otonom Etnis Hui Changji, dan terdiri dari struktur utama batu bata yang diapit oleh beberapa sumur, struktur batako di sisi timur, serta sebuah lokasi untuk tungku perapiannya.

Struktur utama terdiri dari dua bagian. Bagian bawah tanah digunakan untuk cerobong asap dan suplai panas. Sementara struktur di permukaan berfungsi sebagai tempat orang-orang mandi.

Menurut Wei Jian, profesor arkeologi dan museologi di Fakultas Sejarah, Universitas Renmin China yang bertanggung jawab atas penggalian itu, pemandian tersebut merupakan bagian dari kota kuno yang dikenal sebagai Tangchaodun, yang dibangun pertama kali pada awal Dinasti Tang (618-907).

Wei meyakini reruntuhan itu kemungkinan besar adalah tempat pemandian umum. Bangunannya besar dan megah, telah digunakan dalam waktu lama, dan mengalami beberapa kali renovasi.

“Kota kuno tersebut terkurung daratan di padang rumput Eurasia, yang panas dan berangin di musim panas dan dingin serta beku di musim dingin. Oleh karena itu, sangat masuk akal mendirikan pemandian umum di iklim semacam itu. Tempat pemandian itu dapat melayani penduduk kota dan pelancong,” tutur Wei.

Reruntuhan tersebut menampilkan gaya khas Romawi yang kuat dari segi tata letak dan teknik konstruksinya.

Sementara itu, sejumlah artefak yang ditemukan, seperti tembikar, batu bata persegi, dan dekorasi bunga di dinding menunjukkan pertemuan antara budaya Dataran Tengah dan budaya setempat.

“Hal ini mencerminkan interaksi dan inovasi antara tradisi dan teknik konstruksi China dan Barat di Jalur Sutra,” imbuhnya.

Lumbung 2.000 Tahun

Para arkeolog menemukan sebuah dek yang ditinggikan, yang diyakini merupakan fondasi sebuah lumbung berusia 2.000 tahun, di Daerah Otonom Mongolia Dalam, China utara.

Struktur dengan panjang 170 meter dan lebar 21 meter ini ditemukan di puing-puing sebuah kota perbatasan seluas 110.000 meter persegi dari era Dinasti Han Barat (206 SM-25 M) yang terletak di Distrik Yuquan, ibu kota regional Hohhot.

Ekskavasi ini merupakan upaya bersama dari institut riset regional untuk relik budaya dan arkeologi dengan Universitas Sun Yat-sen.

Total 16 parit ditemukan di bawah lantai bangunan, sebuah struktur yang dibangun untuk ventilasi dan mencegah kelembapan, ujar Liu Yang, ketua tim ekskavasi.
Liu menambahkan bahwa dinding-dindingnya terbuat dari kayu pinus yang tahan lembap dan serangga.

Gudang bawah tanah, yang diyakini digunakan untuk menyimpan biji-bijian, telah digali dari lokasi tempat ditemukannya jawawut.

Para pakar juga menemukan beberapa periuk tembikar bertuliskan “wan dan”, yang berarti biji-bijian berlimpah, pada bagian bawah periuk.

Jin Zhiwei, salah seorang anggota tim riset dari Universitas Sun Yat-sen mengatakan, ini merupakan dugaan temuan lumbung pertama yang digali di sebuah kota perbatasan dari era Dinasti Han Barat.

Temuan ini memberikan materi visual untuk penelitian arsitektur lumbung padi serta tata letak maupun makna tambahan dari sebuah kota perbatasan di era itu.

Temuan tersebut juga sangat signifikan bagi penelitian teknologi arsitektur kuno China, pengerahan strategis militer oleh pemerintah pusat ke wilayah-wilayah sepanjang Tembok Besar di kawasan utara, serta ekonomi pertanian di China utara selama era Dinasti Han.(**)