KUCING MENJAWAB ADZAN

189 dibaca

Oleh: A. Bajuri Salim (Dirut BAKKAH Travel)

PAS hari Sabtu Legi (14), 8 Agustus 2020 atau 18 Dhulhijah 1441 ternyata hari spesial dan istimewa, yaitu Hari Kucing Sedunia. Sudah 18 tahun atau sejak 2002, kucing diperlakukan istimewa.

Tapi tahukah Anda, bahwa Islam sudah menyayangi kucing sejak ribuan tahun yang lalu? Nabi Muhammad SAW telah memberikan teladan bagaimana cara menyayangi kucing. Bahkan ada sahabat Nabi yang dijuluki Bapak Kucing Kecil, yaitu Abu Hurairah.

KUCING NABI
NABI Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, di kala Nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya.

Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.

Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.

Kepada para sahabatnya, Nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.

PEMBENCI KUCING
Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius. Dalam sebuah hadis dikisahkan. Dari Ibnu Umar ra bahwa rasulullah saw bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai,” (HR. Bukhari).

Nabi menekankan di beberapa hadis bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.

BAPAK KUCING
Abu Hurairah atau bapak kucing kecil adalah sahabat Nabi Muhammad yang banyak meriwayatkan hadis.

Nama asli Abu Hurairah adalah Abdu Syam bin Shakhr. Dia memeluk Islam ketika Rasulullah tinggal di Madinah, di masa antara perjanjian Hudaibiyah dengan perang Khaibar.

Ada peristiwa istimewa ketika Abu Hurairah memeluk Islam. Ketika itu, Rasulullah bertanya dari mana asal Abu Hurairah.

“Dari mana, engkau?” tanya Rasulullah.

“Dari Daus,” jawab Abu Hurairah yang kala itu masih bernama Abdu Syam.

Rasulullah kemudian meletakkan tangannya di pelipis Abu Hurairah, lalu mengibasnya.

“Aku belum pernah melihat orang Daus yang penuh kebaikan (sepertimu),” kata Rasulullah.

Ketika masuk Islam, Abu Hurairah berganti nama menjadi Abdurrahman. Nama itu merupakan pemberian Rasulullah SAW untuk mengganti nama sebelumnya, Abdu Syam, yang dinilai bermakna buruk.

GANTI NAMA
Nama Abu Hurairah sebenarnya merupakan julukan dari Rasulullah SAW. Ada peristiwa menarik yang membuat Abdurrahman mendapat julukan itu.

Suatu hari, ketika dia menggembala kambing, Abdurrahman menemukan seekor anak kucing. Dia pungut anak kucing itu dan merawatnya.

Setiap malam, Abdurrahman meletakkan anak kucing itu di batang pohon. Pada siang hari, dia menaruh anak kucing itu di lengan bajunya dan bermain dengan hewan lucu tersebut.

Suatu ketika, anak kucing itu mengeong sampai terdengar oleh Rasulullah SAW. Sang Nabi lalu bertanya kepada Abdurrahman.

“Apa itu?” kata Rasulullah.

“Anak kucing yang aku temukan, ya Rasulullah,” jawab Abdurrahman.

“Baiklah, maka engkau adalah Abu Hurairah (bapak kucing kecil),” kata Rasulullah, dan sejak saat itu dia dipanggil Abu Hurairah.

KESIMPULAN
Islam menyayangi kucing sejak 1400 tahun lalu dan Nabi Muhammad SAW pun memberi contoh bagaimana cara menyayangi kucing. Tapi dunia internasional baru mengikutinya pada 2002.

Selamat hari kucing, 8 Agustus 2020. Selamat ulang tahun juga bagi yang merayakannya. ***