Korban Virus Corona Terus Berjatuhan, Kapan Usainya ?

259 dibaca

Kasus positif Corona Virus Desease (Covid-19 ) di Indonesia pertama kali terdeteksi pada Senin (2/3). Presiden Joko Widodo mengumumkan ada 2 (dua) orang terinfeksi. Ketularan warga Jepang yang tinggal di Malaysia.

Sejak hari itu, jumlah kasus positif Corona terus bertambah dari hari ke hari. Ada pasien yang meninggal dunia, banyak juga yang dinyatakan negatif dan akhirnya sembuh. Dalam waktu sebulan tercatat ada 1.285 orang positif virus corona.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto saat memberikan keterangan pers di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu  (29/3)  menuturkan pemerintah sudah memeriksa lebih dari 6.500 spesimen terkait Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 1.285 orang positif Virus Corona. Jumlah tersebut bisa terus bertambah.
Dari jumlah tersebut, tercatat ada 64 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan untuk angka kematian yang diakibatkan Covid-19, sebanyak 115 orang.

Yang menjadi pertanyaan, sampai kapan bencana wabah ini berakhir ? Tidak ada yang tahu. Semua berikhtiar. Menurut penerawangan Paranormal kondang Jakarta, Haji Seto, Insya Allah 3 – 6 bulan kedepan ada obatnya. Mudah-mudahan Allah berkehendak lebih cepat. Allah menyuru merenung dulu.

“Kalau saya lihat Insya Allah wabah korona ini mulai ada obatnya 3 –6 bulan ke depan, mudah-mudahan Allah berkehendak lebih cepat,” tutur ahli ilmu Jin itu.

Dari sisi spiritualis saya, tak lihat orang makin kesini makin ego, tak peduli sama orang. Tidak mau bersilahturrahmi, sudah waktunya untuk saling membantu satu sama lain, peduli sama tetangga, peduli sama orang yang ada dibawah kita. Orang yang belum beruntung. Tidak mau bersilahtur rahmi,  karenanya dikunci sama Allah, termasuk di masjid Haram dan Masjid Nabawai, Allah suruh kita merenung dulu. Mudah-mudahan jadi obat. Dari sisi manusianya Insya Allah 3-6 bulan kedepan.

 

Jakarta Terbanyak

 

Yang paling banyak jatuh korban adalah di DKI Jakarta. Berdasarkan data CNBC Indonesia,  tanggal 30 Maret 2020 pukul 08.00 WIB, terdapat total kasus positif corona di Jakarta bertambah menjadi 720 kasus. Rinciannya dari 720 kasus ini, sebanyak  445 orang dalam perawatan, sembuh 48 orang, meninggal 76 orang, dan Isolasi mandiri 151 orang. Karenanya, Jakarta menjadi zona merah paling parah.

Untuk memutus mata rantai merebaknya wabah ini, pemerintah membuat larangan mudik ke kampong halaman bagi para urban. Termasuk mudik lebaran. Tahun ini, ada 60.000 orang yang akan mudik.

Jika tidak pulang kampong, lantas mereka makan apa ? mereka tidak bekerja. Semua pekerjaan ditutup. Keluarga yang dikampung mengharap kiriman uang. Inilah yang harus menjadi pemikiran pemerintah juga.

Jakarta paling parah terkena wabah corona. Penanganan yang paling jitu harus diisolasi. Cara ini sesuai anjuran Rasulullah SAW. Para Sahabat Nabi pun melakukan isolasi diri saat merebaknya wabah Tha,un. Menjaga jarak satu sama lain diantara mereka.  Menurut spiritualis  Haji Seto, Jakarta memang harus dibatasi. Dilockdown dulu. Diputus mata rantainya. Agar virus tidak menjalar ke orang lain yang sehat.

Jika harus diisolasi, maka harus secara menyeluruh. Paling tidak untuk 14 hari kedepan. Masyarakat mengkarantina dirinya sendiri secara mandiri di rumahnya masing-masing. Pemerintah harus tegas.

Namun,  pemerintah juga harus mengimbangi dengan pemenuhan kebutuhannya. Khususnya pangan. Khususnya  pada rakyat yang gak punya penghasilan. Paling tidak memberikan sembako gratis. Untuk 14 hari kedepan.

Haji Seto yang akrab dengan pejabat itu menegarkan. Seyogyanya pemerintah memberikan subsidi, terutama pangan. Itu perlu sekali. Saya rasa itu perlu sekali. Ini nyata, sebagai spiritualis saya sering mendapat curhatan dari masyarakat yang berpenghsilan rata-rata.  Banyak rakyat Indonesia berpenghasilan harian. Jika berhenti bekerja, apa lagi dalam tenggang waktu relative lama, mereka kesulitan pangan. Jakarta juga demikian. *** Bung Yon N.