Pro Kontra Keris Naga Siluman

494 dibaca

Kepulangan Keris Kiai Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro ke Indonesia, masih menimbulkan tanda tanya. Bahkan dari para pengamat dan pecinta keris timbul pro kontra.
Seperti diberitakan posmonews.com sebemnya bahwa Pemerintah Belanda telah mengembalikan Keris Kiai Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro. Selama ini keris kesayangan pejuang kemerdekaan mengusir penjajah Belanda itu hilang tak tau rimbanya.
Belakangan diketahui keris tersebut disimpan di Negeri Kincir Angin. Dan Keris Pangeran Diponegoro telah dikembalikan Belanda ke Indonesia. Namun pro-kontra muncul. Ada yang mengatakan ini bukan Keris Kiai Naga Siluman.
Anggota Tim Verifikator penelitian Keris Diponegoro menunjukkan bukti berupa wujud Kiai Naga Siluman di keris ini.
Anggota Tim Verifikasi Keris Pangeran Diponegoro, Sri Margana, adalah orang yang memeriksa apakah penelitian yang dilakukan untuk mengecek keris tersebut merupakan penelitian akurat atau tidak. Berdasarkan data yang tersedia, Sri Margana yakin keris yang dibawa ke hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu adalah Keris Kiai Naga Siluman.

Deskripsi Keris
Deskripsi keris ada pada arsip dari Sentot Alibasyah Prawiradiredja. Surat berbahasa Jawa itu dibuat Sentot pada Mei 1830, namun ditemukan baru pada 2017, dilengkapi terjemahan dan catatan dari Raden Saleh berbahasa Belanda di sebelah kanan tulisan asli Sentot. Raden Saleh yang menyaksikan langsung keris itu menambahkan deskripsi fisik keris tersebut.
Raden Saleh memberi catatan dalam Bahasa Belanda, dituliskannya bahwa keris Naga Siluman itu punya luk berjumlah 11,” kata Margana.
Luk adalah lekukan pada keris. Margana menunjukkan foto dari Keris Kiai Naga Siluman. Jumlah luk-nya memang ada 11 luk.
Selanjutnya, dia menunjukkan penampakan Naga Siluman pada keris itu. Dia menyebut Naga Siluman berbeda dengan naga yang terdapat pada keris Nagasasra biasanya. Bila keris Nagasasra berwujud naga bermahkota, maka Naga Siluman tidak bermahkota.
“Bentuk Naga Siluman ini adalah naga yang punya tangan, seperti naga China, tanpa mahkota, memiliki rambut panjang mirip singa. Bagian punggungnya terdapat semacam sirip,” tutur Margana, sejarawan asal UGM tersebut.
Raden Saleh menyebutkan bahwa ornamen Naga Siluman ini dilapisi emas. Namun kini, prada emas itu kebanyakan sudah hilang, tinggal tersisa di bagian-bagian tertentu.
Margana menyatakan bahwa dia adalah sejarawan, bukan ahli keris atau empu keris. Namun dia mengerti kebanyakan keris dari Yogyakarta yang disimpan di Belanda ber-dhapur (rancang bangun) Nagasasra, dilengkapi wujud ornamen naga bermahkota. Namun sebagian keris ber-dhapurNagasasra itu mempunyai karakter spesifik Naga Siluman.
“Nah, keris Naga Siluman juga sama. Jadi dhapur-nya adalah dhapur Nagasasra, tapi karakteristik yang membuat saya yakin itu Naga Siluman adalah pada bagian ganja (pangkal bilah keris) ada gambar Naga Siluman,” kata Margana.(zub/berbagai sumber)