Keris Diponegoro Dipulangkan

283 dibaca

Ratusan tahun keris kebanggaan pejuang kemerdekaan Pangeran Diponegoro, lenyap dari “Bumi Pertiwi” sempat tidak diketahui rimbanya.
Akhirnya, keris yang selalu terselip di binggang Pangeran Diponegoro tersebut ditemukan dan dikembalikan ke Indonesia.
Keris ini ditemukan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda, dan beberapa hari kemudian langsung diserahkan ke Museum Nasional Indonesia.
Kabar tersebut disampaikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda.
“Saya bahagia bahwa penelitian mendalam ini, yang diperkuat ahli Belanda dan Indonesia, menjelaskan bahwa ini adalah keris yang dicari-cari selama ini.”
“Sekarang keris ini dikembalikan ke negeri asalnya: Indonesia,” ucap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Inggrid van Engelshoven, dalam rilis yang dikeluarkan.
Selasa (3/3/2020) keris ini telah diterima Duta Besar Indonesia, I Gusti Agung Wesaka Puja di Kedubes RI di Den Haag. Kemudian pada Kamis (5/3/2020) Dubes Puja menyerahkannya langsung ke Kepala Museum Nasional Indonesia, Siswanto.
“Semoga hari ini menjadi berkat bagi kita semua. Karena hari ini merupakan momentum yang bersejarah dengan kembalinya keris Pangeran Diponegoro sejak keluar dari Tanah Air kita 150 tahun lalu,” ucap Dubes Puja, dikutip dari Historia.id.
Pada 10 Maret 2020 keris bernama Kiai Nogo Siluman ini akan dipamerkan di pertemuan Raja Belanda Willem-Alexander dengan Presiden RI Joko Widodo. Keris bersejarah ini juga akan dipamerkan secara khusus di Museum Nasional, bersama benda-benda pusaka Pangeran Diponegoro lainnya.
Sosok Pangeran Diponegoro dikenal sebagai pahlawan legendaris. Ceritanya menyebar luas di berbagai catatan sejarah dan cerita rakyat. Tak hanya sebagai pahlawan, Pangeran Diponegorojuga dikenal sebagai tokoh spiritual yang memegang teguh ajaran agama.
Perang Jawa yang dikobarkan Pangeran Diponegoro pada tahun 1825-1830 membuat Belanda kehilangan ribuan tentara dan biaya besar.

Raden Mas Ontowirjo
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica dalam artikelnya Diponegoro Javanese Leader, disebutkan Diponegoro punya nama Raden Mas Ontowirjo. Ia lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785.
Pangeran Diponegoro merupakan putra tertua Sultan Hamengkubuwono III. Ia tumbuh menjadi sosok yang religius.
Nama Pangeran Diponegoro melegenda karena menjadi memimpin Jawa dalam Perang Jawa atau kini dikenal sebagai Perang Diponegoro (1825-1830).
Perang Jawa sendiri dipicu oleh reformasi tanah yang dilakukan Belanda untuk melemahkan perekonomian para bangsawan Jawa.
Perang Diponegoro dimulai ketika Belanda memasang tanda di tanah milik Diponegoro di Desa Tegalrejo. Geram dengan aksi tersebut, sang Pangeran kemudian menantang Belanda.
Perang Diponegoro menyebar luas hingga ke Pacitan dan Kedu. Beberapa tokoh saat itu juga bergabung. Seperti Kyai Maja, tokoh agama di Surakarta, kemudian SISKS Pakubuwono VI, dan Raden Tumenggung Prawirodigdaya.(zub)