Tinggalan Empu Supa & Dewi Sugihan

230 dibaca

Desa Sugihan, Paciran, Kab. Lamongan, Jatim, memang cukup mengelitik. Bagi sebagian orang nama desa itu cukup aneh. Kenyataannya desa ini adem ayem dan nyaris saat itu tanpa ada kegiatan.

DI DESA ini dulu salah satu gadisnya menjadi istri Empu Supa, lelaki gagah mandraguna piawai membuat senjata ampuh, berupa keris, tombak, kelewang senjata andalan hingga saat ini. Dewi Sugihan cantiknya luar biasa, sehingga tak salah apabila Ki Supa kesengsem walaupun sudah beristri adik Brandal Lokajaya. Ki Supa mempunyai padepokan di daerah Brumbun yang berair panas.
Dari deretan desa swatantra Trenggulunan, kebebasan mengatur daerahnya membuat penduduknya merasa merdeka, negeri bebas mengurus desanya. Sugihan desa berbatu, hutan lebat, kekerasan, kekerabatan dan semangat hidup yang luar biasa.
Semenjak salah satu gadisnya disunting pendekar tersohor, pembicaraan desa ini luar biasa, dan menjadi jujugan para pendekar, para juragan, tak terkecuali para begal mengikutinya. Termasuk Brandal Duratmoko yang ontran-ontran di daerah Alas Gelap (hutan gelap, red) ini. Namun dia ditaklukkan Kanjeng Sunan Drajat hanya dengan Suluk Pangkur. Akhirnya, dia menjadi salah satu santrinya.
Dewi Sugihan, wanita cantik, wanita pilihan hidup di daerah hutan lebat, tandus, punya kepribadian santun yang luar biasa. Setiap lelaki yang mau menggodanya semuanya kandas karena budi pekertinya halus. Selain istri pendekar. Desa Sugihan menjelma jadi daerah yang lambat laun menjadi ramai.
Keluarga Dewi Sugihan diajari oleh Ki Supo, dengan ajaran kejuangan, ajaran olah bathin, ajaran olah tangan dengan ketrampilan selain ajaran kependekaran. Di antara murid Ki Supo dari Trenggulunan, Tebluru, Dadapan, Gampangan, Payaman, semua digembleng dengan kepercayaan diri. Kepercayaan berkelompok, mandiri dan trengginas, berpengetahuan agar tidak terbelakang, dibodohi, menjadi manusia pecundang.
Masyarakat Sugihan diajari kesemuanya agar nantinya anak cucu menjadi sugih atau kaya dalam segala bidang. Sugih karena olah diri dengan dibekali keterampilan dan keahlian, bukan pula sugih akibat mencari pesugihan, mendatangi tempat khusus,  sugih bukan karena merampok. Orang Desa Sugihan betul-betul kaya karena perjalanan kehidupan dibekali skill mumpuni.

Melacak Trah Keluarga
Kedatangan posmonews.com di Desa Sugihan ditemani budayawan, pesisir Viddy AD. Menelusuri jejak Dewi Sugihan dan Padepokan Ki Supo dahulu kala saat menetap di wilayah Lamongan. Tiada bekas situs, prasasti maupun pepunden desa. Bahkan tetuah kampung, Amar Bahrul dan Bashori Ampel, tidak mengerti keberadaan Dewi Sugihan. Untungnya mereka merekomendasikan tanah makam desa yang merupakan kuburan awal berdirinya desa ini.
Saat masuk area makam desa, dari luar keadaan seperti makam umumnya. Namun mulai menemukan banyak nisan lama dan berukir. Inikah cikal bakal Desa Sugihan? Tempat peristirahatan terakhir Dewi Sugihan? Sayang bukti dan petunjuk tidak jelas.
Desa Sugihan layak disebut desa sugih (kaya). Hampir semua rumah warganya bertembok. Banyak mobil baru di depannya rumahnya. Desa Sugihan merupakan desa tua tempat berkarya Ki Supa dan Dewi Sugihan menanamkan kepercayaan dengan bekal skill dan ketrampilan menjadikan desa mandiri.
ARIFIN KATIQ