Langkah Perusahaan Umum (Perum) Bulog Divisi Regional Jawa Timur dalam upaya menstabilisasi harga beras medium untuk tetap stabil, serta di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) tersedia pasokannya di masyarakat. Dengan peluncuran armada pasokan beras medium dan beberapa komoditas pangan strategis ke pasar rakyat maupun pasar tradisional. Sesuai dalam keputusan Rakortas tanggal 19 Desember 2018, dan Surat Kemendag No 02/M-DAG/SD 1/2019 tanggal 02 Januari 2019. Terbilang cukup jitu.
Hal tersebut lantaran di akhir tahun 2019. Kepala Bulog Divre Jatim, Khozin optimis bahwa stok pangan, khususnya beras hingga bulan April 2020 masih mencukupi. Bahkan stok beras di gudang Bulog bisa mencukupi dua tiga bulan kedepannya. Oleh sebab itu, Khozin berharap selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2020 yang tinggal hitungan hari ini. Masyarakat tidak perlu panik akan kehabisan beras. Lantaran persediaan beras di gudang-gudang Bulog di Jatim cukup banyak.
“Di Jatim, Bulog mempunyai 13 Sub Divre di 38 kabupaten dan kota siap melakukan operasi pasar (OP) atau Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH). Operasi pasar ini digelar untuk menjaga kestabilan harga beras. Dalam operasi pasar, setiap hari menyiapkan 400-500 ton beras medium per hari dengan harga konsumen Rp8.500 – 9000 per kilogram,” tuturnya, Senin (09/12) di kantor Bulog Jatim.
Menurutnya, hingga kini Bulog Jatim masih memiliki stok beras yang tersedia sekitar 60.5000 ton. Tentu stok beras yang tersedia ini bisa di bilang aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat. Khozin mengatakan bahwa perhari bulog menyiapkan 400-500 ton beras untuk wilayah Jawa Timur. hal tersebut belum termasuk di beberapa daerah masih mengagendakan dan menyelengarakan pasar murah.
Limpahan bahan atau kebutuhan pokok ini juga terjadi pada gula dan minyak goreng. Untuk stok gula di Bulog ada 140 ton, minyak goreng 50.00 liter dan tepung terigu 57.790 kilogram. Untuk komoditas ini, sudah ada di seluruh kantor cabang di Jawa Timur.
“Untuk jagung sudah 2 minggu kita kosong. Meskipun begitu, kita belum ada rencana untuk impor. Kita masih melakukan pembelian-pembelian di petani-petani lokal. Sedangkan untuk minyak goreng dan lainnya, biasanya kalau kehabisan. Kita minta segera dari Jakarta untuk di dropping. Karena untuk minyak goreng, biasanya kita melayani untuk Rumah Pangan Kita (RPK) yang ada di wilayah Jawa Timur,”tagasnya. HARIS