Dzikir Shulthoni

121 dibaca

Oleh: KH. Dhiyaudidin Kushwandhi

Wahai guru …
Bagaimana dzikir yg sebenar itu? Tanya seorang santri pengembara

O jiwa kembara
Ketahuilah dzikir yg sejati atau sejatinya dzikir itu bukan yg terucap( jahr) atau yg terdiam(sirri) karna itu msh sebatas ulah fikiran

Sedang fikiran ini masih bisa tejebak dlm ingat dan lupa, tahu dan tidak tahu,percaya atau ragu

Dzikir yg sebenar itu sll dan selamanya SADAR akan kehadiranNya

Sadar itu melampaui tahu tak tahu, ingat atau lupa bahkan percaya atau ragunya pikiran

Dalam sadar ,Ucapan :
“saya tidak tahu” berarti saya tahu bhwa saya tdk tahu

” O saya lupa” berarti sya ingat bhwa saya lupa.

Jadi sadar itu tak pernah tidak tahu dan atau tak pernah lupa selama seorang itu terjaga atau tidak TIDUR

Adapun puncak dzikir( dzikir sulthony) itu berada dlm MAHA KESADARAN ( lub,jamaknya albab) yg melampaui jaga dan tidur

Shg seorang itu sll ingat baik ketika ia terjaga dan atau tidur.( qs ali imron: 190,191, 192)

“Aku sadar bhw aku terjaga”
“Aku sadar bhw aku tidur”

Sebagimana pengakuan Rasulullah ” mataku tidur tapi hatiku ttp terjaga”(al hadits)

O putraku..

Itulah yg disebut ILING / dzikir namanya dan bukan sekedar EMUT/ tadzakur.

Pengalaman suci ini berada dalam keHENINGan yg agung yg mengatasi diam ,bicara dan ataupun gerak, terjaga atau tidur bahkan hidup atau mati.