Masyarakat Pesisir Tengah Jawa Tengah, memiliki wali bernama Wali Putih atau Syekh Fathutieh. Ia berdakwah mendapat dukungan dari penguasa Kerajaan Kalingga, Ratu Shima. Makamnya kini ada di Sentul Alas Roban. Berikut ini kisah hidupnya ditulis Husnu Mufid posmonews.com.
Syekh Fatkhutieh dikenal masyarakat dengan nama Wali Putih. Karena pakaiannya selalu menggunakan baju berjubah putih. Negeri asalnya dari Arab. Datang ke Indonesia melalui laut dengan menggunakan kapal laut. Ia seorang pedagang sekaligus sebagai mantan tentara kerajaan yang lolos dari perang saudara di Timur Tengah.
Kedtangannya di Indonesia dengan menggunakan kapal dagang dan menyamar sebagai pedagang. karena waktu itu banyak pedagang-pedagang Islam yang berdagang di Indonesia. Khususnya di Pulau Jawa. Saata berkecamuk perang ia tampil sebagai seorang pahlawan membela Ratu Shima yang berkuasa di Japara Jawa Tengah.
Hingga akhirnya diangkat sebagai Senopati Panglima Perang Kerajaan Kalinggi oleh Rayu Shima. Namun dibalik itu ia bukan hanya seorang yang gagah perkasa dan sakti, melainkan memiliki ketinggian ilmu agama Islam yang mumpuni. Dalam keseharian masih menyempatkan diri berdakwah kepada masyarakat sekitar dan prajurit dengan menggunakan akhlak yang mulia. Tanpa menggunakan paksaan maupun kekerasan.
Pengaruh Wali Putih memang cukup besara kepada Ratu Shima maupun kerajaan. Khususnya masalah keadilan. Sehingga hukum yang diterapkan menggunakan hukum yang berkeadilan. Siapapun yang melanggar akan dikenai hukuman, baik itu rakyat kecil maupun keluarga kerajaan. Oleh karena itu, wilayah kerajaan di Jepara aman dan damai. Tidak ada kejahatan maupun pencurian.
Untuk membuktikan tidak ada pencurian, maka Ratu Shima menaruh emas-emasan di tengah jalan. Selama beberapa bulan tidak ada yang berani mengambil. hanya adik ratu Shima yang berani mengambil. Mungkin dianggap sebagai halremeh saja. karena kakaknya yang menetapkan hukum. Darisinilah akhirnya diketahui siapa pencuri bongkahan emas tersebut. ratu Shima pun menjatuhi hukuman potong tangan terhadap adiknya yang sengaja mencuri emas itu.
Setelah hukum benar-benar diterapkan di kerajaan Ratu Shima, maka Wali Putih melanjutkan perjalanan Syiar Islam ke Pesisir Tengah Jawa Tengah mulai dari wilayah Jeparan, Kendal, Batang, Pekalonga, Brebes hingga Brebes hingga berakhir di Alas Roban.
Wali Putih diperintahkan untuk menguasai dan mempertahankan wilayah Pesisir Tengah.Jawa Tengah. Tepatnya disekitar Alas Roban atau Hutan Oban. Karena dialas tersebut terkenal dengan mahluk halusnya dan para penjahat yang sembunyi dan kemudian melakukan perampokan.
Di samping itu oleh Ratu Shima agar memasang tumbal di hutan tersebut agar para makhluk halus yang menghuni mereda dan tidak mengganggu kerajaan maupun rakyat. Sebab selama ini sering mengganggu kerajaan Kalingga yang baru didirikan.
Kedatangan Wali Putih menjadikan para makhluk gaib itu tidak bisa berbeuat banyak untuk melakukan perlawanan. Karena kalah dalam bertarung. dan bersedia mematuhi Wali Putih dan tidak melakukan gangguan kepada rakyat sekitar Alas Roban.
Dengan berbekal karomah yang diberi Allah SWT, maka Wali Putih banyak sekali umatnya, baik itu manusia maupun mahluk halus. Karena masalah dakwah Islam dinomorsatukan. Kemudian ia meminta kepada Ratu Shima untuk diizinkan menetap di wlayah Alas Roban selamanya. Tujuannya untuk menjaga agar mahluk gaib tidak berbuat onar mengganggu rakyat dan kerajaan Kalingga, maka aWal Putih atau Syekh Fathutieh sendiri menetap di daerah yang tidak jauh dengan Alas Roban. Yaitu Desa Sido Muncul atau yang sekarang bernama Sentul. Permintaan itu direstui oleh ratunya.
Menetap di Alas Roban
Dengan menetapnya Wali Putih di Alas Roban, maka masyarakat sangat senang dan tentram. Sebab, mereka telah menemukan tuntunan yang haq dan benar. Yaitu agama Islam. Dalam dakwahnya beliau selalu berpesan bahwa bila besok tanah Jawa sudah ada raja yang kudungan gambar jagad, agama Islam akan pecah menjadi berbagai aliran. Juga, makamnya akan dirawat anak cucu dan digunakan untuk membaca kalimat thoyibah. Saat itu juga terjadi perebutan antar pemimpin agama Islam (aliran Islam). Sebab merasa yang paling benar, yang mana mereka semua pada gila jadi pemimpin.
Wali Putih menyebarkan agama Islam di wilayah Pesisir Tengah Jawa Tengahhingga usianya mencapai 78 tahun dan meninggal dalam usia tersebut. Namun sebelum meninggal dunia berpesan agar dimakamkan di lereng bukit Desa Sentul agar nantinya makamnya terselamatkan dari proyek jalan raya yang dibangun Gubernur Jenderal Daendles dari kerajaan Belanda. Rupanya Wali Putih ini mampu membaca tanda-tanda zaman ke depan. Maka, makamnya terselamatkan dari pembuatan jalan raya. Karena lokasi makamnya berada di lereng bukit yang penuh dengan rerimbunan pohon. ***