Jejak Pendekar Pengayom Rakyat

191 dibaca

Wartawan posmonews.com Arifin Katiq berkunjung ke Makasar. Kesempatan yang berharga ini pun digunakan untuk meliput beberapa disetinasi wisata sejarah di wilayah ini sebagai oleh-oleh untuk pembaca. Di antaranya berkunjung ke Istana Kerajaan Gowa.

KOTA Ujung Pandang, namamu jauh di ufuk timur penuh pesona. Kokok ayam jantan begitu merdunya sampai di sela-sela sendi kehidupan dari beberapa suku yang ada, kini kembali menjadi Makasar. Kota terbesar di Indonesia bagian timur ini menggeliat di segala aspek kehidupan, perdagangan, pendidikan, pembangunan infrastruktur hingga tempat hiburan tersedia, begitupun aneka kuliner khasnya.

Kali ini posmonews.com pun akhirnya bisa sampai di wilayah ini. Datang ke Makasar agak kebingungan juga tempat indah baik lama maupun baru yang jadi bidikan, ada pantai Losari, Pulau Kayangan, Pulau Samalona yang eksotis, Benteng  Penyu Rotterdam, makam raja-raja, Istana Kerajaan Gowa ataupun taman kupu-kupu Bantimurung, Toraja apalagi. Belum lagi wisata kulinernya Coto Makasar, Korono Karebosi, Coto Nusantara siang,

Istana kerajaan Gowa Timur  Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, yang kira-kira 12 km.  Sampailah di pintu belakang istana. Jangan hanya menikmati keindahan alam Makasar saja, tapi nikmati pula mengenal sejarah awal berdirinya dan ciri khasnya.

Kompleks Kerajaan Gowa ini terletak di Jalan Sultan Hasanuddin 48 Sungguminasa, Somba Opu Gowa. Kerajaan Gowa ini di abad ke XIII dengan Raja 1 Tomanurunga hingga raja terakhir  Sultan Moch Abdul Kadir A Idjo Karaeng Lolongan.

Istana Kerajaan Gowa didirikan tahun 1936 saat dikendalikan oleh Raja ke 31 I Mangngi Mangngi Daeng  Mattutu, arsitektur bangunan ini berbentuk rumah khas Bugis, berupa rumah panggung yang memiliki sebuah tangga setinggi lebih dari dua meteran yang digunakan menuju ruang teras bangunan. Istana dua lantai ini dibangun dari kayu Ulin dan berpagar tembok tinggi di tanah seluas 1 hektare.

Bangunan istana terdiri atas bangunan utama 60 x 40 meter dan  ruang teras 40 x 4,5 meter yang berfungsi sebagai ruang tamu.

Ciri khas lain istana ini memiliki puluhan jendela kecil-kecil. Disini disimpan barang barang peninggalan kerajaan Gowa, mulai dari raja Gowa pertama hingga yang terakhir, dipajang pula alat alat perang kuno , foto-foto raja dan keluarganya, serta sebuah Payung  Lalong Sipue.  Bangunan Istana Kerajaan Gowa ini sungguh luar biasa kokohnya, menyimpan aura mistis yang luar biasa. Andai tidak dirusak oleh seseorang, sekelompok orang, yang hanya mencari manfaatnya dari istana ini, auranya pelan akan pudar  dan akan menjadi seperti bangunan biasa. Padahal jika dikelola dengan baik, tertib bisa dipakai sebagai wahana penelitian, wahana edukasi,  wahana bisnis budaya dan kesejarahan. Anak-anak akan selalu ingat, jiwa patriotisme dari leluhurnya.

Pendekar Berjambang Hitam.

Memasuki Istana Kerajaan ini sungguh setiap yang memandang akan terkagum-kagum, akan kokohnya bangunan yang usianya jelang seabad. Kerennya, indahnya jendela jendela kecil 0,5 x 0,5 meter, bila sore hari ada penerangan dari dalam membentuk sinar yang luar biasa.

Selain eksotik bangunan ini juga menyimpan aura yang luar biasa, aura  pengayom bila dilihat dari awal berdirinya istana Raja, sebagai kekuatan dan tampuk pimpinan tertinggi mengayomi rakyatnya tanpa pandang bulu, penuh kewibawaan dimulai dari Raja Tomanurunga sampai raja terakhir yang sekaligus sebagai pimpinan daerah sehingga rakyat  Gowa menyatu dengan rajanya.

Di lantai dasar tersimpan empat kereta kuda, memancarkan aura yang lain bila disandingkan dengan ruangan di atasnya. Secara metafisika, ada energi yang luar biasa energinya selalu berada di depan kereta berputar-putar, dan bersinar keunguan. Menurut Daeng Ireng salah satu penjaga gedung ini membenarkan, kalau kereta kencana ini ada yang jaga, tanpa memberi nama. Daeng Ireng mengatakan penjaganya dahulu jawara yang bertubuh kekar berjambang lebat hitam pekat, sekaligus merawat kebutuhan angkutan raja, sehingga tak sembarangan hulubalang boleh mendekati, karena ini merupakan aset keselamatan dan keamanan raja dan keluarganya.***