MENGELOLA DAMPAK GEMPA MEGATHRUST

271 dibaca

▪︎Oleh: M. Arsyil Frieza
Mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) Gresik

PERINGATAN keras dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terhadap isu yang dilontarkan kembali  terhadap gempa bumi megathrust di Indonesia menggugah semua pihak. Lantas apa yang harus dilakukan pemerintah atas isu gempa dahsyat yang bakal menghantam Nusantara?

Gempa megathrust merupakan gempa bumi berukuran sangat besar yang terjadi di zona subduksi, di mana salah satu lempeng tektonik bumi terdorong ke bawah lempeng tektonik lainnya.

Akibatnya lempeng saling bersentuhan dan bergerak maju satu sama lain, menyebabkan penumpukan regangan melebihi gesekan antara dua lempeng sehingga menyebabkan gempa megathrust yang besar.

Sedangkan dampak gempa megathrust pada zona subduksi gempa megathrust berada di sekitar Samudra Pasifik yang memiliki area berbentuk tapal kuda. Di sebagian besar zona ini lempeng benua menimpa lempeng samudra karena lempeng samudra lebih berat dan dingin.

Sedangkan sumber gempa megathrust ini biasanya terletak di bawah laut. Akibatnya  sulit melakukan pengamatan mendetail berdasarkan pengukuran seismik, geologi, dan geodetik.

Dikutip dari situs detik.com yang diungkapkan Raúl Pérez-López, ahli geologi gempa bumi di Geological and Mining Institute di Spanyol, bahwa satu gempa bumi megathrust ini setara dengan energi yang dilepaskan oleh 32.000 bom nuklir Hiroshima.

Begitu dahsyatnya gempa bumi megathrust. Pelepasan energi yang sangat dahsyat selama gempa bumi megathrust dapat menimbulkan konsekuensi bencana bagi wilayah di sekitarnya dan menyebabkan potensi kerusakan sangat besar dari peristiwa seismik.

Tidak jarang megathrust sangat berpotensi menghasilkan tsunami cukup dahsyat akibat pergerakan vertikal dasar laut yang besar yang terjadi ketika gempa bumi berlangsung.

▪︎Peta Zona Megathrust

Di Indonesia zona megathrust adalah istilah untuk menyebut jalur subduksi lempeng bumi yang sangat panjang, tapi relatif dangkal. Gempa megathrust digambarkan dengan menumpuknya lempeng bumi, yaitu lempeng di bawah mendorong lempeng di atasnya.

Sedangkan ada tiga zona megathrust di Indonesia termasuk dalam zona subduksi aktif yaitu subduksi Sunda mencakup Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba. Lalu ada subduksi Banda, subduksi Lempeng Laut Maluku, subduksi Sulawesi, subduksi Lempeng Laut Filipina, dan subduksi Utara Papua.

Ada pula tiga segmentasi megathrust di Samudra Hindia selatan Jawa. Segmentasi megathrust tersebut, yaitu segmen Jawa Timur, segmen Jawa Tengah – Jawa Barat, dan segmen Banten – Selat Sunda. Ketiga segmen megathrust ini memiliki magnitudo tertarget M 8.7 artinya zona megathrust menyimpan potensi gempa besar.

Begitu dahsyatnya dampak yang ditimbulkan gempa bumi megathrust ini, sehingga pihak BMKG dan beberapa pakar mengingatkan seluruh rakyat di Indonesia harus bersiap-siap terhadap guncangan megathrust.

Tujuannya, tentunya tidak hanya sebesar himbauan saja. Namun setidaknya masyarakat mulai bergerak untuk segera mitigasi tindakan mengurangi dampak bencana.

Tidak tanggung-tanggung peringatan itu dilontarkan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di kantornya, Jakarta, Rabu (21/8/2024) lalu. Tentunya, tujuannya ke sana; mitigasi dan edukasi, persiapan, kesiapsiagaan menghadapi gelombang bencana tersebut.

Isu soal megathrust yang dilontarkan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG  memperingatkan gempa dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, tinggal tunggu waktu.

Alasannya, dua zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau ada seismic gap, yakni lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar punya siklusnya sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.
Namun, ia menegaskan ini bukanlah peringatan dini, tapi hanya upaya buat mengingatkan buat bersiap soal mitigasi.

▪︎Riwayat Gempa Megathrust

Sedangkan di kutip dari situs CNNIndonesia mengungkapkan bahwa berdasarkan peta sumber dan bahaya gempa Indonesia tahun 2017, setidaknya sampai saat ini terdapat 13 megathrust yang mengepung Indonesia.

Namun, beberapa di antaranya mengalami pecah segmen, sehingga membentuk segmen yang baru, seperti Segmen Mentawai yang dibagi menjadi Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Mentawai-Pagai.

Ada juga segmen Jawa yang dibagi menjadi tiga segmen yaitu segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat, dan Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur. Meski mampu memprakirakan potensi magnitudo-nya, para pakar maupun BMKG hingga saat ini belum bisa memprediksi kapan megathrust ‘pecah’.

Meski para ahli mampu menghitung perkiraan magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, akan tetapi teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust tersebut.

1. Megathrust Andaman-Sumatra

Potensi Magnitudo: 9,2
Riwayat gempa: 1881 Magnitudo 7,4; 1941 M 7,6; 2004 Mw 9,3 (gempa yang memicu tsunami Aceh).

2. Megathrust Nias-Simeulue

Potensi Magnitudo: 8,9
Riwayat gempa: lindu 1861 dengan kekuatan 8,5; dan lindu 2005 Mw 8,7.

3. Megathrust Batu

Potensi Magnitudo: 8,2
Riwayat gempa: lindu 1935 dengan Mw 7,7

4. Megathrust Mentawai-Siberut

Potensi Magnitudo: 8,7
Riwayat gempa: lindu 1797 Mw 8,7; lindu 1833 Mw 8,9

5. Megathrust Mentawai-Pagai

Potensi Magnitudo: 8,9
Riwayat gempa: lindu 2007 Mw 8,5; lindu 2010 Mw = 7,8

6. Megathrust Enggano

Potensi Magnitudo: 8,8
Riwayat gempa: lindu 2000 dengan Mw 7,0

7. Megathrust Selat Sunda-Banten

Potensi Magnitudo: 8,8
Riwayat gempa: lindu 1699 dan 1780, Mw 8,5

8. Megathrust Jawa Barat

Potensi Magnitudo: 8,8
Riwayat gempa: lindu 1903 Mw 8,1; 2006 Mw = 7,8

9. Megathrust Jateng-Jatim

Potensi Magnitudo: 8,9
Riwayat gempa: lindu 1916 dengan Mw 7,2; lindu 1994 Mw 7,8

10. Megathrust Bali

Potensi Magnitudo: 9,0
Riwayat gempa: –

11. Megathrust NTB

Potensi Magnitudo: 8,9
Riwayat gempa: 1977 Mw 7,0

12. Megathrust NTT

Potensi Magnitudo: 8,7
Riwayat gempa: –

13. Megathrust Laut Banda Selatan

Potensi Magnitudo: 7,4

14. Megathrust Laut Banda Utara

Potensi Magnitudo: 7,9

15. Megathrust Sulawesi Utara

Potensi Magnitudo: 8,5

16. Megathrust Filipina-Maluku

Potensi Magnitudo: 8,2

Sementara itu pakar geologi UGM, Gayatri Indah Marliyani, mengatakan, ancaman gempa megathrust itu menjadi buah bibir masyarakat karena disinyalir akan berdampak di hampir seluruh wilayah di Indonesia.

“Bukan prediksi, tetapi potensi megathrust itu ada,” kata Gayatri, dikutip dari situs TEMPO.CO, Jumat (23 Agustus 2024).

Ancaman gempa megathrust dan tsunami memang selalu ada namun hendaknya tidak perlu khawatir berlebihan. Namun,
potensi dan prediksi jelas berbeda. Kalau prediksi ada kapan waktunya, tempatnya?

Megathrust ini merupakan zona pertemuan antar-lempeng tektonik bumi yang berpotensi memicu gempa kuat dan tsunami. Dari 13 zona, aktivitas zona megathrust segmen Selat Sunda dan segmen Mentawai-Siberut masih menjadi ancaman bahaya terbesar yang dapat terjadi sewaktu-waktu karena dari dua segmen tersebut sudah ratusan tahun belum pernah terjadi gempa besar menurut catatan BMKG.

▪︎Mitigasi Masyarakat

Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Lebak sudah menyiapkan mitigasi menghadapi ancaman gempa megathrust pemicu gelombang tsunami di pesisir selatan yang berhadapan dengan Samudera Hindia.

Ketua Balawista Kabupaten Lebak, Erwin Sukmakomara, menyatakan pihaknya  sudah siaga menghadapi berbagai kemungkinan khususnya di kawasan pantai, baik kondisi cuaca, kondisi laut, maupun info lainnya.

Masyarakat pesisir selatan yang masuk kategori rawan gempa megathrust ada di tujuh kecamatan yaitu Cibeber, Cilograng, Bayah, Panggarangan, Cihara, Malingping, dan Wanasalam. Selama ini masyarakat di daerah itu sudah mengetahui informasi gempa megathrust tersebut melalui berbagai media.

Balawista Lebak sudah siaga penuh menghadapi potensi gempa megathrust yang memicu gelombang tsunami. Pihaknya juga sudah siap untuk menginformasikan kepada masyarakat terkait hal itu.

Semoga saja tragedi gempa bumi
megathrust di Indonesia tidak terjadi. Paling tidak dengan adanya peringatan ini menjadikan semua rakyat Indonesia lebih waspada sehingga relawan kebencanaan, dan instansi lainnya dapat meminimalisasi korban jiwa jika terjadi gempa megathrust yang memicu tsunami.***