Proyek Bendungan Bagong  Ditargetkan Selesai Akhir 2024

93 dibaca

▪︎TRENGGALEK – POSMONEWS.com,-
Poyek Strategis Nasional (PSN)  menyedot anggaran Rp 1,6 triliun  telah dimulai sejak 2015 dan ditargetkan rampug pada akhir 2024.

Megaproyek tersebut diproyeksikan mampu menampung 17,5 juta meter kubik air sehingga bisa efektif mengendalikan dampak banjir di wilayah Kota Trenggalek dan sekitar, sekaligus meningkatkan cakupan daerah irigasi pertanian seluas 857 hektare di daerah tersebut.

Proyek Bendungan Badong Trenggalek dipercepat proses pembangunannya, sejumlah alat berat dioperasikan untuk mempercepat pembangunan Bendungan Badong.

Bendungan Bagong Trenggalek di desain menggunakan tipe urugan zonal, inti tegak dan tinggi puncak 82 meter dan panjang 620 meter.

Hal tersebut nantinya dengan adanya Bendungan Bagong dapat mengendalikan dampak banjir di wilayah Kota Trenggalek dan sekitarnya.

Tak hanya itu, dengan adanya Bendungan Bagong yang akan menjadi bendungan multifungsi, nantinya bendungan Bagong juga dapat mendukung irigasi di wilayah Trenggalek dan sekitarnya.

Bendungan Bagong yang ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2024 memiliki luas 867 hektare (ha). Bendungan Bagong Trenggalek akan menambah daftar jumlah tampungan air di Jawa Timur.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengatakan bahwa adanya pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek sangat bermanfaat.

“Bendungan dibangun dengan biaya yang besar (diharapkan) dapat bermanfaat karena airnya mengalir sampai ke sawah-sawah,” pungkasnya.

Seperti diberitakan,  PT Brantas Abipraya (Persero) tak henti memperkuat peranannya dalam mendukung Pemerintah memenuhi kebutuhan air di Indonesia.

Hal ini dibuktikan dengan penuntasan bendungan-bendungan yang sedang dibangun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya ini, salah satunya pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek, Jawa Timur. Bakal jadi bendungan multifungsi, pembangunan bendungan ini nantinya akan mendukung irigasi di Trenggalek dan sekitar.

“Kami optimis akan tuntaskan bendungan ini tepat waktu, agar masyarakat Trenggalek dan sekitarnya lekas dapat merasakan manfaatnya. Nantinya bendungan ini dapat meningkatkan Daerah Irigasi (DI) di Trenggalek seluas 867 hektare,” ujar Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya.

Ditambahkan Toha, bendungan yang terletak di Desa Sumurup dan Sengon, berjarak 10 kilometer dari pusat kota Kabupaten Trenggalek ini mendapatkan sumber air yang berasal dari Sungai Bagong dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 39,95 kilometer persegi.

Didesain dengan tipe urugan zonal, Bendungan Bagong ini memiliki tinggi puncak inti tegak 82 meter dan panjang 678 meter. Bendungan Bagong ini diproyeksi dapat mendukung kebutuhan air baku di Kecamatan Pogalan, Trenggalek.

Hal ini dikarenakan bendungan ini memiliki kapasitas tampung 17,40 juta m3, selain itu Bendungan Bagong ini juga berfungsi untuk mengurangi debit air Sungai Bagong sebesar 78,44% sekaligus DAS Bagong serta potensi pariwisata.

Ditemui di tempat terpisah, Direktur Utama Brantas Abipraya, Sugeng Rochadi mengatakan bendungan ini bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan pangan dan ketahanan air dalam Program Strategis Nasional Pemerintah.

Tak hanya sebagai sumber air baku, Bendungan Bagong ini merupakan bendungan multiguna yang berfungsi juga sebagai pengendali banjir, sumber daerah irigasi, sumber pembangkit listrik dan juga berpotensi menjadi destinasi baru pariwisata.

Pembangunan bendungan ini merupakan upaya kami dalam memitigasi krisis air dan kekeringan yang terjadi pada climate change. Sugeng Rochadi juga menuturkan, selain bendungan, Brantas Abipraya juga membangun embung dan jaringan irigasi.

“Brantas Abipraya akan terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan sektor infrastruktur, salah satunya dalam pembangunan sumber daya air. Melalui proyek Bendungan Bagong inipun juga merupakan wujud nyata sinergi positif Brantas Abipraya sebagai BUMN Karya dengan Kementerian PUPR,” tutup Sugeng Rochadi.▪︎[FEND]