Awas…! Serangan Gelombang Ketiga COVID-19

177 dibaca

Waspadai serangan wabah Covid-19. Banyak kalangan Epidemilogi, serta para pejabat dan Kemenkes RI, meminta masyarakat tidak boleh lengah walapun sudah divaksin Covid-19.

Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko, memprediksi Indonesia berpotensi masuk puncak ketiga virus corona (Covid-19) pada Desember 2021. Prediksi gelombang ketiga itu menurutnya bakal terjadi apabila capaian vaksinasi Covid-19 nasional tak sampai 50 persen pada akhir tahun 2021.

Selain itu, banyaknya relaksasi atau pelonggaran aktivitas selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) turut menyumbang potensi lonjakan kasus covid-19 di Indonesia terulang kembali, utamanya pada libur panjang Natal dan akhir tahun (Nataru) mendatang.

“Saya perkirakan akan terjadi puncak ketiga itu kalau capaian vaksinasi tak sampai 50 persen dan banyak pelonggaran aktivitas seperti sekarang ini. Prediksi Desember-Januari itu kemungkinan puncak ketiganya,” kata Miko saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (21/9).

Menurut Miko, pelonggaran aktivitas saat PPKM diterapkan bakal jadi salah satu sebab puncak ketiga covid-19 terjadi di Indonesia. Mobilitas orang bepergian akan meningkat, sehingga risiko penularan Covid-19 juga ikut meningkat.

Kemendikbudristek: 1.296 Sekolah Jadi Klaster Covid-19 PTM
Ditambah capaian vaksinasi tak sesuai target awal juga ikut berperan menyulut lonjakan kasus Covid-19.

Kemenkes per Selasa (21/9) Pukul 12.00 WIB mencatat sebanyak 81.083.498 orang telah menerima suntikan dosis vaksin virus corona. Sementara baru 46.125.790 orang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.

Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang baru menyentuh 38,93 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 22,15 persen.

Miko juga menegaskan tak hanya masalah vaksinasi Covid-19 yang bakal membuat RI kembali mengalami puncak. Puncak kasus juga ditengarai oleh lambatnya penelusuran kontak, dan rendahnya pengawasan saat pasien Covid-19 isolasi mandiri.

“Jadi ya memang bakal mengalami puncak lagi, kalau 3T lemah, vaksinasi enggak sampai 50 persen bakal lebih kecil, dan pembebasan aktivitas masyarakatnya keterlaluan,” kata dia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PL) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengklaim pemerintah sudah mewaspadai puncak gelombang ketiga covid-19 pada Desember 2021.

“Kita belum selesai pandeminya, jadi kita tetap waspada prediksi puncak kasus ketiga ini pada Desember 2021,” kata Nadia, Selasa (21/9/21).

Nadia juga mengklaim sudah mengerahkan berbagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Selain penguatan tracing dan sistem ketahanan rumah sakit, Kemenkes juga berusaha meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19 di berbagai daerah.

Dalam sepekan terakhir, Nadia menyebut Kemenkes telah menyuntikkan 10 juta dosis vaksin Covid-19. Sejauh ini, total 125,7 juta vaksin Covid-19 telah disuntikkan kepada masyarakat.

Sementara pemerintah melakukan penguatan-penguatan tersebut, masyarakat diminta tetap patuh pada protokol kesehatan dan menghindari bepergian agar mobilitas tak naik.

“Kalau ada pelonggaran aktivitas, mobilitas cenderung meningkat dan protokol kesehatan lengah sehingga risiko penularan terjadi menyebabkan ada lonjakan kasus,” kata dia.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, juga ikut mengamini ada potensi lonjakan kasus positif dalam tiga bulan ke depan yaitu Oktober-Desember 2021. Menurutnya, lonjakan kasus di Indonesia biasanya terjadi setelah masa libur panjang Nataru.

“Perlu kita antisipasi pada 3 bulan ke depan kita akan kembali memasuki periode libur natal dan tahun baru 2022 yang artinya ada potensi kenaikan kasus semakin meningkat,” kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/9).

Wiku sekaligus mewanti-wanti bahwa mobilitas penduduk dan aktivitas masyarakat sangat berkontribusi pada lonjakan kasus Covid-19. Karenanya, peran masyarakat dengan berdisiplin protokol kesehatan sangat diperlukan untuk menghindari lonjakan kasus covid-19 di Tanah Air.**(cnn/ram)