Ketersediaan Kamar RS di Surabaya Menipis

347 dibaca

• Wali Kota Surabaya Janji Tak Tutupi Data

Mencuatnya angka penderita COVID-19 di Jawa Timur, khususnya di Surabaya, membuat para pejabat ketir-ketir. Tidak hanya itu saja, jumlah ketersediaan kamar rumah sakit di Surabaya kembali menipis.

Namun, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memastikan bahwa ketersediaan kamar rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di Surabaya mencapai 87 persen.

“Hari ini BOR bagi pasien COVID-19 di Surabaya mencapai 87 persen,” tutur Eri, Sabtu (26/6/21).

Dilansir di laman lawancovid-19.surabaya.go.id, per Sabtu (26/6) sore, hanya ada 10 kamar ICU tekanan negatif dengan ventilator, 2 ICU tekanan negatif tanpa ventilator, 3 ICU tanpa tekanan negatif dengan ventilator, 4 kamar PICU (Pediatric untuk anak), 17 kamar NICU (khusus bayi 28 hari), 80 kamar isolasi tekanan negatif, dan 42 kamar isolasi tanpa tekanan negatif.

Sementara itu, untuk kamar isolasi COVID-19 di Hotel Asrama Haji Surabaya, terdapat 128 kamar kosong di gedung Zam-zam, 75 kosong di Gedung Shofa, 84 kosong di Gedung Hall E1, 115 kosong di Gedung Hall E2.

Per Jumat (25/6), terdapat 418 kasus aktif COVID-19 yang dirawat di seluruh Rumah Sakit di Surabaya. 31 di antaranya merupakan kasus baru. Sejak awal pandemi, tercatat ada 25.061 warga yang dinyatakan positif COVID-19. 23.254 di antaranya sembuh, sementara 1.389 meninggal dunia.

Untuk itu, Eri Cahyadi meminta pengertian warga. Ia menyebut bahwa kondisi COVID-19 saat ini di Surabaya bukan main-main. Sebab, COVID-19 menular pada semua orang lintas usia.

“Saya tidak akan tutupi kejadiannya. Ada banyak pasien di Rumah Sakit. Waktunya kita bangkit dan bersama seperti dulu lagi, gotong royong untuk desinfektan, prokes, sanksi orang nggak pake masker. Vaksin dikebut dan masif. Insya Allah dengan 5M, vaksin dan 3T bisa berkurang,” pintanya.

Ia menyebut bahwa ada 800 warga Surabaya yang terkena COVID-19. “Di asrama haji sudah 400 lebih. Warga Surabaya harus tahu. Karena kalau dilihat di RS, jumlah 400. Di Asrama Haji jumlahnya nggak karuan. Kalau ditotal hampir 800. Walaupun 400 OTG. Ini harus diwaspadai,” urainya.

Terakhir, ia meminta bila warga Surabaya mulai merasa tidak nyaman atau sesak napas, untuk langsung menghubungi rumah sakit atau puskesmas terdekat. Tindakan itu bisa menyelamatkan keluarga.

“Saya bilang ke warga Surabaya. Kalau hari ini nggak nyaman dengan badannya, walaupun belum sesak napas, tolong selamatkan orang tua, anak istri keluarga dan suami. Ayo masuk Asrama Haji,” harapnya.

Ia juga mengingatkan warga yang merasa tidak apa-apa berkumpul dengan keluarga di situasi pandemi seperti ini, untuk mengingat orang tua. Ia meminta seluruh warga untuk menjaga keluarga.

“Buat orang yang biasnaya bilang ‘wis gak popo aku kumpul keluarga’ (nggak apa-apa aku berkumpul sama keluarga), atau walaupun kena COVID-19 tapi masih ingin di rumah, kan kasihan orang tua, keluarga dan istrinya. Ini dijaga. Betapa menyesalnya kita ketika kita menularkan ke orang yang kita cintai. Saya dan jajaran pemkot akan berjuang yang penting warga sehat,” janjinya.

Untuk itu, ia mengaku sudah menyiapkan mobil damkar dan juga perangkat kampung untuk menyemprot desinfektan ke kampung-kampung di Surabaya.

“Pagi tadi sudah dikirimkan ke RT RW-nya. Disemprot desinfektan tanpa terkecuali,” pungkas dia.
**(jp/hen)