BOR RS Unair Naik, Khawatir Nakes Kewalahan

128 dibaca

• Dampak dari Meningkatnya Kasus Positif Covid-19

Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Mohammad Nasih, mengatakan bahwa Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Unair mengalami lonjakan pasien signifikan. Jika ini terus berlanjut, dikhawatirkan para tenaga kesehatan akan mengalami kewalahan.

Prof. Nasih menyebutkan kenaikan keterisian di RS Unair sebagai dampak dari meningkatnya kasus positif Covid-19 di Bangkalan, Madura. Penambahan pasien, kata dia, bahkan mencapai dua kali lipat dalam sepekan terakhir.

“Ada peningkatan di RSKI sebelumnya hanya 20 sekarang sudah 40 sekian, 50 lebih, ini menandakan ada peningkatan yang tajam,” kata Nasih, Selasa (15/6/21).

Di RSKI, ada total 100 lebih bed, namun sebanyak 50-60 persennya telah terisi oleh pasien. Jika ini terus dibiarkan, dan bertambah, maka para tenaga kesehatan diprediksi akan mengalami kewalahan.

“Kalau kami ada bed 100 lebih, sekarang ada di 50-60 persen, ini kalau terus bertambah ya kewalahan lagi,” katanya.

Dia pun meminta pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi membludaknya kapasitas rumah sakit. Yakni dengan menambah fasilitas kesehatan untuk isolasi pasien asal Bangkalan.

“Mumpung belum kewalahan,” ucapnya.

Melonjaknya kasus positif virus corona di Bangkalan ini juga membuat bed occupancy rate (BOR) isolasi dan ICU sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya mengalami lonjakan signifikan.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febridhitya Prajatara mengatakan saat ini BOR isolasi di Surabaya 53 persen. Sedangkan, BOR ICU saat ini tercatat telah terisi sebanyak 63 persen.

“Hari ini BOR kamar biasa 53 persen, terjadi peningkatan sekitar 32 persen. Kemudian ICU juga ada kenaikan sekitar 20 persen, jadi posisi ICU di rumah sakit rujukan Covid-19 sekarang 63 persen,” kata Febri, Senin (14/6/21).

Salah satu yang mengalami lonjakan adalah Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI). Per 14 Juni, dari total 400 bed kapasitas RSLI, yang telah terisi sebanyak 363. Rinciannya 65 dari kelompok pekerja migran Indonesia (PMI), 189 klaster Madura, 12 klaster Pondok, dan 97 klaster Umum.
**(cnn/ris)