“On Eternal Patrol” Kapal Selam KRI Nanggala-402

174 dibaca

“Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah RI, khususnya TNI AL untuk mengangkat Kapal Selam KRI Nanggala-402. Tapi…Tuhan berkehendak lain. On eternal patrol, selamat bertugas dalam keabadian.”

OPERASI pengangkatan kapal selam KRI Nanggala-402 dari dasar laut resmi berakhir pada Rabu (2/6/2021). Operasi pengangkatan TNI tersebut sebelumnya dibantu sejumlah institusi di dalam negeri, di antaranya Polri, Bakamla, dan Basarnas.

Dalam operasi tersebut, Indonesia juga mendapat bantuan dari pihak luar negeri, di antaranya dari China, Malaysia, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat.

Pada operasi pengangkatan KRI Nanggala-402, dua kapal militer dan sebuah kapal ilmu pengetahuan China dilengkapi peralatan survei dasar laut dan pengangkatan kapal dari dasar laut bergabung dalam operasi pengangkatan dari dasar laut bersama enam kapal TNI AL.

Tiga kapal dari Pemerintah China, yakni Yongxingdao-863, Nan Tuo-195, dan Tan Suo 2, didampingi enam kapal Indonesia, yakni KRI Rigel-963, KRI Yos Sudarso-353, KRI Hasan Basri-382, KRI Teluk Banten-516, dan KRI Pulau Rengat-711 serta KRI Soputan-923.

Sebelum ditetapkan tenggelam pada Sabtu (24/4/2021), KRI Nanggala-402 sempat mengalami hilang kontak pada Rabu (21/4/2021). Setelah itu dilakukan pencarian selama 72 jam. Selama pencarian, TNI menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelamnya KRI Nanggala-402.

Ditemukan pula pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan botol oranye pelumas persikop kapal selam.
Ada juga alat yang dipakai ABK Nanggala untuk shalat dan spons untuk menahan panas pada presroom.

Atas dasar penemuan itu, TNI menyatakan KRI Nanggala-402 tenggalam dan seluruh ABK yang berjumlah 53 orang dinyatakan meninggal dunia.

“Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk,” ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo.

Operasi Pengangkatan

Upaya pengangkatan KRI Nanggala-402 dilakukan sejak awal Mei 2021. Selama pelaksanaan operasi salvage ini telah dilaksanakan penyelaman sebanyak 20 kali.

Mengutip Kompas.id, upaya operasi pengangkatan itu berhasil mengidentifikasi sejumlah bagian kapal selam dan mengangkat puluhan benda. Seluruh benda dari KRI Nanggala-402 yang ditemukan di dasar laut itu, termasuk dua sekoci (liferaft) yang masing-masing berbobot sekitar 700 kilogram, sudah diserahkan ke TNI AL.

Misi ini juga berhasil mengangkat material-material penting yang merupakan wujud kesuksesan luar biasa dari kinerja tim salvage.
Operasi pengangkatan itu juga mengobservasi dan mengumpulkan gambar serta video keberadaan kapal selam selain menemukan dan mengangkat bagian kapal dari dasar perairan.

Operasi didasari hasil citra temuan KRI Rigel-933 yang kemudian diobservasi kapal Singapura, MV Swift Rescue. Dari 13 kali operasi bawah laut bersama pihak China, tim mendapatkan gambar dan video bagian kapal lebih lengkap.

Adapun bagian KRI Nanggala-402 yang sudah teridentifikasi dan diketahui posisinya adalah haluan (bow section), anjungan (sail section), dan buritan (stern section).

Namun, letak bagian-bagian kapal selam itu terpantau berjarak. Haluan dan anjungan terpantau berjarak 107 meter, sedangkan buritan dan anjungan terpisah 36 meter. Lokasi haluan kapal selam dan titik acuan perkiraan kedaruratan (datum) sekitar 47 meter.

Dasar perairan digambarkan berlumpur. Sejumlah barang dan bagian kapal selam ditemukan dalam kondisi tertimbun lumpur.
Hasil observasi bawah laut juga menemukan adanya area yang belum teridentifikasi dan diperkirakan sebagai kawah (crater) di dasar perairan dengan diameter 36 meter dan kedalamannya diperkirakan 10-15 meter.

Selama operasi pengangkatan KRI Nanggala 402, diakui Kepala Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada II Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya bukanlah hal yang mudah.

Operasi ini mengandung risiko dan kesulitan yang sangat tinggi. Selain menghadapi kedalaman lebih dari 830 meter, pengangkatan kapal selam itu juga menghadapi tantangan karena ukuran kapal yang besar dan berat.

Kini operasi pengangkatan Nanggala telah berakhir. KRI Nanggala-402 beserta para prajurit Hiu Kencana yang mengawakinya telah berada di tempat persemayaman terakhir yang sejak awal merupakan rumah mereka, yakni laut Indonesia. Selamat bertugas dalam keabadian.**(zubairi indro)