Nekat Mudik Lebaran Idul Fitri dengan Jalan Kaki

134 dibaca

“Mudik menjadi sebuah tradisi wajib di Indonesia. Setiap tahunnya, jutaan perantau berbondong-bondong pulang kembali ke kampung halamannya. Segala cara pun ditempuh agar bisa bertemu sanak saudara, kalau perlu jalan kaki pun akan dilakukan”.

Berbagai cara dilakukan agar bisa pulang ke kampung halaman saat lebaran Idul Fitri 1442 H. Ada yang nekat naik truk ditutup terpal, naik motor menenbus jalan-jalan tikus. Lebih tragis lagi, mereka jalan kaki ratusan kilo meter agar bisa berlebaran di kampung halaman.

Satu keluarga asal Gombong, Jawa Tengah nekat mudik dengan berjalan kaki ke Soreang, Kabupaten Bandung. Saat ditemui di Ciamis, Jumat (7/5/2021), keluarga ini mengaku sudah berjalan kaki selama enam hari.

“Berangkat Minggu sore (dari Gombong), setelah Ashar,” kata Dani, pemudik yang nekat mudik berjalan kaki bersama istri dan dua anak balitanya. Selama perjalanan, dia biasa beristirahat di SPBU maupun masjid yang ditemui di perjalanan. Mereka sejenak melepas lelah di tempat tersebut.

Saat ditemui di Ciamis, Dani mengaku sudah enam hari berjalan kaki dari Gombong. Dirinya mengaku tidak ada gangguan berarti selama perjalanan mudik jalan kaki. Bahkan dirinya bersyukur banyak dermawan yang mau memberikan keluarganya makanan selama di perjalanan.

Mengapa nekat jalan kaki, Dani mengaku tidak punya cukup uang untuk mudik menggunakan kendaraan umum. Gajinya sebagai buruh konveksi hanya cukup untuk makan dan bayar kontrakan.

CG (36) seorang warga Kampung Sumurpanggang, Tegal, yang baru saja mudik dari Jakarta, terkonfirmasi positif Covid-19. Alih-alih ingin merayakan hari Lebaran bersama keluarga, CG harus rela diisolasi di Rusunawa Tegalsari selama 10 hari.

Sebelumnya diketahui, CG pulang ke Tegal dari Jakarta menggunakan bus bersama sekitar 20 orang lainnya. Sempat menolak diisolasi, CG akhirnya luluh setelah diberi penjelasan. Isolasi terpaksa harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus di lingkungan keluarga CG sendiri.

Segala cara pun ditempuh agar bisa bertemu sanak saudara, kalau perlu jalan kaki pun akan dilakukan. Mungkin kalimat tadi agak lebay dan mengada-ada ya, tapi faktanya memang ada orang yang benar-benar melakuan hal tersebut.

Siapa sangka ternyata seorang buruh bangunan benar-benar melakukan aksi nekat tersebut. Demi mudik, pria ini bakal melewati puluhan kilometer selama berhari-hari hanya dengan jalan kaki. Lantas, kenapa pria itu memilih melakukan hal tersebut? Kendala keuangankah? Mencari ketenarankah? Simak ulasan berikut untuk mengetahui info lengkapnya.

Aksi nekat ini dilakukan oleh Tohirin yang seorang buruh bangunan. Mengetahui bahwa momen lebaran telah tiba, Tohirin memilih untuk berjalan kaki kembali ke kampung halamannya. Diperkirakan beberapa hari lagi pria ini akan sampai di kampungnya yang berada di Indramayu itu.

Sambil menggunakan tas ransel yang bertuliskan “mudik jalan kaki Indramayu” Tohirin bakal melewati jarak hingga puluhan kilo jauhnya. Aksi nekat ini ternyata sudah terpikir sudah sejak lama. Melihat aksi Tohirin ini, banyak orang yang antusias ingin menanyakan alasan kenapa pria ini melakukan hal seperti itu. Apakah masalah biayakah? Atau masalah lain?

Menjadi Viral di Media Sosial

Seorang netizen sempat mengunggah foto Tohirin di akun facebooknya. Kemudian foto tersebut akhirnya dibagikan ke beberapa grup hingga menjadi viral seperti saat ini. Banyak orang mengaku memang pernah bertemu Tohirin ini dan membenarkan kalau aksi jalan kaki buruh bangunan itu memang terjadi. Tidak jarang pula yang bersimpati padanya dan mengajaknya makan dan ngopi sebentar di warung.

Usut punya usut saat ditanya mengapa dia melakukan hal itu, ternyata bukan karena lilitan ekonomi atau masalah keluarga, namun pria itu benar ingin melakukannya sejak dulu. Bukan karena ingin tenar di media sosial atau mencari simpati orang lain, Tohirin melakukannya demi mencari pengalaman baru.

Ternyata setelah ditelusuri lebih lanjut, semua berhubungan dengan masa lalu Tohirin sendiri. Pria ini ternyata adalah seorang pecinta alam sejati, yang sering naik turun gunung. Kegiatan mendaki adalah hal yang paling dia sukai. Namun semenjak bekerja dia jarang sekali dapat melakukan hobinya itu. Saat ada kesempatan lebaran ini, dia memutuskan untuk melakukan mudik dengan cara jalan kaki.
**(ram)