TNI-Polri dan Pemkab Antisipasi PMI Malaysia dan Singapura

325 dibaca

LAMONGAN-POSMONEWS.COM,- Pengawasan super ketat yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) tidak hanya mewaspadai Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mudik dari India yang kini dilanda tsunami Covid 19 varian baru. Tetapi juga mengawasi dan menerapkan prosedur ketat bagi semua PMI asal Malaysia dan Singapura karena dimungkinkan terpapar virus varian baru itu yang lebih ganas sudah mulai merebak ke beberapa negara.

Gubernur Jatim, Hj. Khofifah Indarparawansa yang ingin daerahnya tidak kecolongan masuknya Virus SARS CoV-2 varian baru ini pun membentuk Satgas dengan diketuai langsung oleh Pangdam V/ Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto dan melibatkan berbagai pimpinan kelembagaaan seperti, Kepala Dinas Ketagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim, Himawan Estu Bagijo, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Pakar Biomolekular, misalnya dari Universitas Airlangga, Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih.

Data yang dikutip posmonews.com dari Disnakertrans, untuk tahun ini diprediksi ada 14 ribu lebih PMI yang mudik ke Jatim. Dari jumlah itu, paling banyak dari Malaysia dan Singapura.

Sebagai salah satu daerah pemasok PMI di dua negara tersebut, dan mengacu perintah dari propinsi ini maka diterjemahkan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan, sehingga melakukan sinergi bersama TNI-Polri jajaran Kodim 0812 Lamongan dan Polres Lamongan untuk upaya preventif kedatangan PMI itu.

Tiga pilar ini pun tidak main-main dalam mencegah penyebaran virus Covid-19. Khususnya kepada para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di negeri Jiran Malaysia dan Singapura.

Mereka tidak ingin kecolongan seperti halnya kasus yang melanda di negara India, berbagai upaya di lakukan Pemkab Lamongan dalam menyediakan tempat gedung Rusunawa yang terletak di Jalan Veteran sebagai tempat karantina Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kembali pulang kampung.

Dari pantauan media ini, di hari pertama sudah ada 7 orang PMI yang datang dan dilanjut kedatangan kembali di hari kedua sebanyak 16 orang PMI asal Malaysia dan Singapura yang tiba di Rusunawa ASN Kabupaten Lamongan. Mereka langsung masuk karantina dengan menumpang kendaraan mini bus.

Begitu tiba tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lamongan, langsung meksanakan langkah pengetatan dan antisipasi bagi para pemudik pun diterapkan. Mereka disemprot disinfektan dan dicek kesehatan serta suhu tubuhnya.

“Ya, semalam kami kawal dan sudah dilakukan langkah antisipasi dengan disemprot disinfektan serta tes kesehatan,” kata Dandim 0812 Lamongan Letkol Inf Sidik Wiyono disela kegiatan itu.

Dandim 0812 juga menyampaikan, sebelum mereka tiba dari tempat bekerja di luar negeri melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Mereka juga Terlebih dulu menjalani tes PCR dan karantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya selama dua hari di sana.

Data dari Satgas Lamongan terhadap Kepulangan PMI ini memampangkan bahwa para pekerja migran ini yang paling banyak berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Lamongan seperti Kecamatan Solokuro, Kecamatan Glagah, Kecamatan Laren, dan Kecamatan Brondong.

Salah satu pekerja migran yang bernama Abdul Hamid Bin Yusuf (69) asal Kecamatan Solokuro dan sudah tujuh tahun bekerja di Malaysia ini mengaku agak canggung saat tiba di Lamongan. Sebab, masih harus menjalani karantina lagi sebelum pulang.

“Ya mau bagaimana lagi mas, demi pulang ke kampung halaman tercinta, ya harus mematuhi prosedur,” ungkapnya, Minggu (02/05/2021).

Sesuai dengan arahan Bupati H Yuhrohnur Efendi kepada Tim Gugus Tugas penanganan Covid- 19 di Kabupaten Lamongan agar para PMI asal Lamongan harus dikarantina terlebih dahulu di Rusunawa ASN sebelum pulang. Hal ini untuk mencegah klaster baru, apalagi mereka berasal dari luar negeri.

Para PMI ini baru diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing setelah menjalani karantina selama tiga hari ke depan. Kemudian, dilakukan tes swab antigen. Jika hasilnya negatif, maka mereka diperbolehkan pulang.
**(DANAR SP)