Sejarah KRI Nanggala 402 yang Sempat Hilang Kontak

249 dibaca

• Tiba Perdana di Surabaya 40 Tahun Lalu

Kapal selam TNI Angkatan Laut (TNI AL), KRI Nanggala 402 dilaporkan hilang di perairan utara Pulau Bali, Rabu (21/4/21) dini hari.

Seperti diberitakan posmonews.com Rabu (21/4/21) bahwa hilangnya KRI Nanggala 402 dibenarkan oleh Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto.

Kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali saat hendak melakukan uji coba penembakan torpedo pada Rabu (21/4), masih berlanjut. Kapal yang telah dioperasikan TNI Angkatan Laut sejak 1981 lalu hilang pukul 03.00 waktu setempat.

Posisi terakhir terdeteksi kapal itu berada pada kedalaman 600-700 meter. Kapal selam yang membawa sejumlah torpedo dan 53 orang itu sejatinya sedang dalam uji coba latihan di perairan Bali tersebut.

“Baru izin menyelam, setelah diberi clearance, langsung hilang kontak,” kata Hadi, Rabu.

Menurut Hadi, KRI Nanggal diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, sekira pukul 03.00.

KRI Nanggala 402 semula akan ikut dalam skenario latihan penembakan rudal di laut Bali.  Latihan yang rencananya dihadiri oleh Panglima TNI dan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Yudho Margono tersebut, digelar Kamis (22/4/21).

KRI Nanggala diduga tenggelam saat sedang gladi resik untuk latihan penembakan rudal. Hadi menambahkan, terdapat 53 orang dalam kapal itu.

Lebih dari 24 jam sejak hilang kontak, kapal selam KRI Nanggala-402 belum juga ditemukan. KRI Nanggala yang berisi 53 prajurit TNI itu tak lagi memberi kabar setelah melakukan penyelaman sekitar pukul 03.00 WIB.

TNI AL kemudian mengerahkan KRI Gusti Ngurah Rai (GNR-332) dan KRI Diponegoro (DPN-365) menggunakan sonar aktif di sekitar lokasi penyelaman KRI Nanggala-402 dengan metode Cordon 2000 yards. Tapi nihil.

Terbaru, dalam operasi pencarian itu TNI AL menemukan tumpahan minyak di perairan sekitar kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak saat melakukan latihan di perairan Bali.

“Terjadi tumpahan minyak di sekitar area tenggelam, kemungkinan terjadi kerusakan tangki BBM (retak) karena tekanan air laut atau pemberian sinyal posisi dari KRI NGL-402,” dikutip dari keterangan TNI AL tersebut kemarin malam.

Dugaan sementara kapal hilang kontak karena terjadi ketidakfungsian total (black out) saat melakukan penyelaman statis. Black out ini menyebabkan kapal kehilangan kendali dan tidak bisa melakukan prosedur kedaruratan.

“Harusnya ada tombol darurat untuk menghembus supaya kapal bisa timbul ke permukaan, sehingga kapal jatuh pada kedalaman 600-700 meter,” dalam keterangan tersebut.

Sejarah KRI Manggala 402

Sejarah KRI Nanggala 402, Tiba Kali Pertama di Indonesia pada 8 Oktober 1981 KRI Nanggala merupakan satu dari lima kapal selam yang dimilik Indonesia.

Dikutip dari majalah TNI yang diunggah dari laman resmi TNI AL, KRI Nanggala 402 merupakan kapal selam Tipe 209/1300 buatan Jerman.

Kapal selam ini kali pertama tiba di Surabaya dari Jerman pada 8 Oktober 1981 atau 40 tahun lalu.

Pada 28 Agustus 1981, kapal ini resmi diberi nama KRI Nanggala berdasarkan Surat Keputusan Kasal dengan nomor Skep/2902/IX/1981 tertanggal 26 Agustus 1981 tentang penetapan KRI Nanggala, nomor lambung KRI Nanggala adalah 402 sebagai kapal perang organik armada RI.

Kapal selam ini kemudian diresmikan sebagai KRI oleh Menhamkam/Pangab saat itu, Jenderal TNI M Yusuf di dermaga Mudara Ujung Surabaya pada 21 Oktober 1981.

Seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan fast rope di atas kapal selam KRI Nanggala-402 untuk menyelamatkan korban saat perayaan HUT Ke-69 TNI di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Selasa (7/10/2014) lalu.

Peringatan terbesar sepanjang sejarah TNI tersebut mengambil tema Patriot Sejati, Profesional, dan Dicintai Rakyat. Komandan pertama kapal ini adalah Letnan Kolonel Laut (P) Armanda Aksya.
Kapal selam ini merupakan kapal selam kedua yang didatangkan dari Jerman.

Sebelumnya, kapal type yang sama dari Jerman tiba di Indonesia pada 4 Juli 1981 dan kemudian diberi nama KRI Cakra 401.

Dua kapal dari Jerman ini menambah armada kapal selam Indonesia yang sebelumnya berasal dari Uni Soviet yakni Kapal selam kelas Whiskey.

Asal Usul Nama Nanggala

Nama Nanggala diambil dari senjata pewayangan Nanggala. Kapal selam ini memilki berat 1.395 ton dengan dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter.

Kekuatan KRI Nanggala-402 tak perlu diragukan lagi. Kapal selam ini bisa melaju dengan kecepatan lebih kurang 25 knot dengan mengandalkan mesin diesel elektrik.

Setelah overhaul, kapal selam ini dilengkapi sonar teknologi terkini, juga persenjataan mutakhir, di antaranya torpedo.

KRI Nanggala-402 pernah menjalani perawatan di galangan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan selama tiga tahun pada 2009-2012. Kapal selam ini dijuluki sebagai monster bawah laut.

Julukan ini bermula saat latihan operasi laut gabungan pada 8 April-2 Mei 2004, KRI Nanggala-402 menunjukkan kemampuannya menembakkan torpedo.

Kala itu, KRI Nanggala-402 berhasil menenggelamkan KRI Rakata yang dijadikan sebagai sasaran tembak dalam latihan.

Diketahui, KRI Nanggala-402 aktif melakukan sejumlah misi penegakan kedaulatan, hukum, dan keamanan di laut.**(zi)