Mitos Burung Perkutut dalam Konsep “Limo Wasto”

261 dibaca

Perkutut dalam kepercayaan orang Jawa kuno atau biasa disebut Kejawen, merupakan burung yang memiliki mitos tersendiri. Dalam kepercayaan orang Jawa, seorang pria yang telah dewasa tak akan dianggap sebagai sebagai lelaki sejati jika tak memiliki burung perkutut sebagai hewan peliharanya. Apa saja mitosnya?

Seorang pria Jawa yang telah mapan, wajib hukumnya untuk memelihara burung perkutut supaya dianggap sebagai pria sejati. Benarkah demikian?

Hal ini berhubungan dengan pakem orang Jawa yang menganut prinsip “Limo Wasto” yaitu 5 hal yang membuat hidup seorang pria sempurna. Kelima hal tersebut adalah:

– Wisma (rumah/tempat tinggal)
– Curigo (keris/senjata andalan
– Kukila (burung)
– Turangga (kuda/kendaraan)
– Gangsa (gamelan)
– Garwa (istri/pendamping hidup).

Pembawa Keberuntungan

Dalam kepercayan orang Jawa terdapat beberapa jenis burung perkutut yang konon dapat memberikan keberuntungan bagi pemiliknya. Masing-masing perkutut ini konon dapat membawa keberuntungan dalam bentuk kesenangan, kehehatan dan juga kekayaan bahkan ada pula yang bisa menjadi penangkal ilmu sihir. Jenis-jenis burung itu diantaranya adalah:

Burung Perkutut Katuranggan

– Perkutut Daringan
– Perkutut Putih
– Perkutut Hitam atau Kol Buntet
– Perkutut Katuranggan
– Perkutut Songgo Ratu
– Perkutut Lurah

Pembawa Sial

Ciri-ciri dari burung perkutut yang membawa sial itu diantaranya adalah terdapat kecatatatan pada bulu, sering bercicau tak karuan dan yang paling parah adalah perkutut yang hanya berkicau pada tengah malam saja. Perkutut hanya mau berkicau saat tengah malam, maka perkutut tersebut sebenarnya sedang mengundang malapetaka dan nasib buruk untuk datang ke rumah.

Mitos Burung Perkutut

Menurut cerita yang ada, awal mula burung perkutut bisa menjadi hewan yang dianggap gaib oleh masyarakat Jawa, bermula dari kisah pada zaman Kerajaan Majapahit. Pada masa itu burung perkutut merupakan hewan yang prestisius dan hanya bisa dimiliki oleh kalangan nigrat dan raja-raja saja. Salah satu kalangan ningrat yang memiliki perkutut diantaranya adalah Prabu Brawijaya.

Konon perkutut tersebut adalah jelmaan dari seorang pangeran dari Kerajaan Padjajaran yang bernama Joko Mangu. Pangeran ini konon dikutuk menjadi burung perkutut karena niat jahat seseorang namun akhirnya berhasil kabur dari Kerajaan Padjajaran sebelum berhasil di bunuh.

Perkutut ini kemudian terbang sampai ke Kerajaan Majapahit dan akhirnya bertemu dengan Prabu Brawijaya. Sejak saat itu Perkutut Joko Mangu terus bersama Prabu Brawijaya bahkan saat Raja Majapahit ini memutuskan untuk Hijrah ke Ngayogyakarta. Dalam masa hijrah inilah konon tuah dari Perkutut Joko Mangu banyak membatu Raja Brawijaya dalam mempersatukan raja-raja di tanah Jawa.(zi/berbagai sumber)