Studi Perilaku Seksual Pranikah: Satu dari Empat Remaja Akses Pornografi dari Rumah

99 dibaca

Bukan tempat umum seperti kafe atau taman yang perlu dikhawatirkan sebagai lokasi remaja mengakses konten pornografi. Justru tempat pribadi seperti rumah yang menjadi lokasi favorit remaja melakukan aktivitas seksualnya.

Demikian salah satu kesimpulan dari mini riset bertajuk Aktivitas Seksual Pranikah Remaja yang dilakukan Faqih Usman Center (FUC). Penelitian dilakukan pada Desember 2020 terhadap 100 remaja usia 12 sampai 19 tahun di Kabupaten Gresik.

“Mungkin karena ada banyak orang lain yang berada di lokasi umum, menjadikan remaja merasa tidak aman dalam melakukan aktivitas tersebut. Sebaliknya jika di rumah, misalnya di kamar pribadi, mereka merasa lebih privat,” ujar Ahyan Yusuf, koordinator divisi riset FUC (14/3).

Lima besar jenis perilaku seksual pranikah yang diakui, sebanyak 25,2 persen responden mengaku melihat film atau video porno, 14 persen berfantasi seksual, 7,5 persen melakukan onani, 7,5 persen berpelukan intim dengan lawan jenis, dan 6,5 persen berciuman dengan lawan jenis.

Sedangkan untuk intensitas perilaku tersebut dilakukan, sebanyak 13,1 persen menjawab masih melakukannya dalam sebulan terakhir, 10,3 persen menjawab masih melakukan dalam setahun terakhir, dan 6,5 persen mengaku masih melakukannya dalam seminggu terakhir.

Untuk lokasi tindakan tersebut dilakukan, sebanyak 29 persen menyebut rumah sebagai tempat favorit melakukan aktivitas seksual pranikahnya. Tempat publik seperti taman atau lokasi wisata hanya 6,5 persen dan di sekolah hanya 2,8 persen.

“Hal ini menjadi tantangan bagi orang tua di rumah. Di satu sisi saat ini penyediaan akses internet dan gawai sudah dianggap sebagai kebutuhan primer. Di sisi lain orang tua tidak mungkin melakukan kontrol terus menerus,” lanjut Ahyan yang juga merupakan dosen agama Islam di Universitas Muhammadiyah Gresik tersebut.

Terkait pengawasan orang tua, sebanyak 25,2 persen responden yakin bahwa orang tuanya tidak tahu apa yang mereka lakukan. Sedangkan yang mengaku orang tuanya tahu sebanyak 9,3 persen dan sisanya 65,4 persen tidak tahu apakah orang tuanya tahu yang mereka lakukan. Ahyan menambahkan bahwa kondisi sesungguhnya bisa jadi jauh lebih memprihatinkan.

“Ini karena soal aktivitas seksual adalah hal yang tabu untuk diungkapkan dalam budaya masyarakat kita,” pungkasnya.(hartoko)