Lahar Panas Semeru Terjang Penambang Pasir

119 dibaca

Erupsinya Gunung Semeru membuat kepanikan tersendiri bagi penambang pasir di Lumajang, Jatim. Seluruh penambang pasir di Sungai Besuk Kobokan Lumajang melarikan diri saat lahar panas Gunung Semeru menerjang pada, Selasa (1/12/20) dini hari.

Sungai Besuk Kobokan selama ini digunakan warga untuk menambang pasir. Muhammad salah satu petugas yang berjaga di lokasi tambang bercerita, lahar panas datang sekitar pukul 02.30 WIB.

Menurutnya, tidak ada tanda-tanda datangnya lahar panas. Walaupun demikian, seluruh penambang pasir yang berada di sungai tersebut berhasil menyelamatkan diri.

Namun di sungai yang sudah dipenuhi lahar panas, dua truk dan satu ekskavator terjebak dan tak bisa diselamatkan.

“Langsung datang tiba-tiba, tidak ada tanda-tanda suara gemuruh maupun tanda-tanda kayak api,” ujar Muhammad dikutip dari Tribunjatim, Selasa (1/12/20).

Mengeluarkan Asap Tebal

Sementara itu di lokasi sungai tersebut material vulkanik masih terlihat mengeluarkan asap tebal.
Menurut Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, ketinggian lahar panas di daerah aliran sungai (DAS) di wilayahnya mencapai 30 meter dari dasar sungai.”Dan pasirnya masih panas,” terangnya.

Bupati Lumajang khawatir lahar panas tersebut mengeluarkan letupan sekunder sehingga meminta masyarakat untuk menghindari lokasi di sekitar sungai.

“Dikhawatirkan ada letupan sekunder terjadi. Apalagi kalau sewaktu-waktu hujan yang tentu arusnya ke mana-mana sehingga semua harus waspada, terutama masyarakat di sekitar DAS,” kata Thoriqul.

Seperti diketahui, Gunung Semeru meletus pada Selasa (1/12/20) menyebabkan awan panas letusan terus meluncur ke arah Curah Besuk Kobokan hingga sepanjang 11 kilometer.

Luncuran sepanjang itu disebabkan karena durasi kemunculan awan panas yang cukup lama, yakni selama tiga jam.
Pengamat Gunung Api Semeri di Pos Pantau Gunung Api Sawur, Yadi Yuliandi mengatakan luncuran awan panas terjadi dua kali pada Selasa (1/12/20) dini hari.

Luncuran pertama terjadi pukul 01.23 WIB, dan kedua 01.45 WIB.
“Satu awan panas guguran yang satu awan panas letusan,” katanya, Selasa (1/12/20).

Sementara itu Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memastikan seluruh pendaki di Gunung Semeru sudah turun sebelum gunung tersebut mengeluarkan awan panas pada Selasa dini hari.

Rombongan pendaki yang turun terakhir berjumlah lima orang dan dalam kondisi sehat. TNBTS sendiri telah menutup aktivotas pendakian Gunung Semeru sejak Senin (30/11/2020) setelah adanya peningkatan aktivitas vulkanologidi Gunung Semeru.

Akibat kejadian tersebut, sebanyak 550 warga dari Dusun Kobokan, Desa Supiturang, dan Gunung Sawur di Desa Sumber Wulu, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang mengungsi.

Warga tersebut adalah mereka yang tinggal di radius 10 kilometer dari kawah Semeru. Untuk sementara warga diungsikan ke Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Sawur dan di Balai Desa Supiturang.

Kabid Penanggulangan Bencana dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi mengatakan pihaknya sudah membagikan 2.000 masker untuk warga.

Masker tersebut dibagikan karena daerah kaki Gunung Semeru dihujani abu vulkanik. Sampai saat ini, semua warga yang mengungsi dalam kondisi sehat. BPBD sudah menyiagakan ambulans dan tim medis.

“Kondisinya sehat, tim kesehatan juga sudah turun. Makan sudah dua kali, dan terus kita siagakan ambulans dan petugasnya,” katanya.

Aisyah salah satu warga Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Aisyah mengatakan ia mendengarkan suara letusan Gunung Semeru sekitar 02.00 WIB saat sedang tertidur.

Ia kemudian mengungsi karena hujan abu Gunung Semeru melanda pemukiman.”Mengungsi ke rumah saudara karena takut kalau bertahan di sini,” kata Aisyah.(kmp)