SEJARAH KEJAYAAN LAMONGAN

241 dibaca

Pulung Pilkada Lamongan
di Ponpes Sunan Drajat Giri Noto (4-Habis)

Dalam data kesejarahan Pemerintahan Lamongan ini adalah cermin yang tidak bisa dipungkiri. Seperti halnya kata-kata proklamator RI Bung Karno, Jasmerah. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Karena itulah di akhir wawancara posmonews.com dengan Gus Luqman Rahmatullah memuji jika nanti muncul pemimpin yang mengusung kejayaan, meneruskan peran tokoh-tokoh leluhur yang membuat Lamongan disegani sejak zaman Majapahit hingga sekarang.

Kembali pada sejarah yang dimaksud, pasca zaman pemerintahan para adipati, Lamongan dijabat oleh bupati-bupati yang merupakan pejuang kemerdekaan yaitu Tjokro Soedirjo, R Soekadji, Abdul Hamid Soerjosapoetro, Waskito, Soepardan, Ali Afandy dan Raden Ismail.

Pada tahun 1960-1969, masa bupati Soeparngadi memasuki era peralihan ke orde baru. Bupati ini berupaya menata pemerintahan hingga hingga tingkat desa. Selanjutnya Chasinoe melanjutkan pemerintahan pada tahun 1969-1979.

Pada masa pemerintahan bupati Sutrisno Sudirjo, masalah pendidikan mulai menjadi perhatian yakni pada tahun 1979-1984. Selanjutnya di tahun 1984-1989 bupati Moch. Syafii memerintah dengan pendekatan secara keagamaan terhadap warganya. Kepemimpinan selama 10 tahun kemudian diambil alih oleh bupati Moch. Faried pada tahun 1989-1999 yang cukup terkenal dengan kehumasan.

Tahun 2000-2005 merupakan bupati terakhir yang dipilih secara langsung. Bupati Masfuk melakukan pembangunan fisik daerah dengan memperbaiki jalan, sarana penerangan, pariwisata dan transportasi serta mengangkat persepakbolaan di Lamongan. Bak Raja Midas, Masfuk meneruskan kepemipinannya pada periode berikutnya hingga tahun 2010. Di periode kedua (2008), Masfuk mendapat penghargaan sebagai bupati terbaik se-Indonesia di bidang investasi, pariwisata, perdagangan dan investasi.

Berlanjut ke pemerintahan Bupati H. Fadeli, S.H, MM, hingga sekarang, Lamongan kian moncer karena programnya , disamping meneruskan program Masfuk, Fadeli memampang sejumlah keberhasilan pembangunan di kota soto ini.

Misalnya kesejahteraan petani, dengan meningkatkan produksi padi jagung dan kedelai. Fadeli juga meraih prestasi sebagai penggerak koperasi, di dunia pendidikan ia menggalakkan Gerakan 1821.

Di tahun 2019 Bupati Fadeli menerima penghargaan dari Wapres RI KH Ma’ruf amin sebagai daerah dengan pencegahan korupsi terbaik nasional. Masih ada 17 penghargaan lainnya sebagai torehan prestasi Kota Soto ini.

Di tangan H. Fadeli, membuktikan pembangunan di Kabupaten Lamongan telah berlangsung merata dan sukses di berbagai bidang. Mulai bidang kesehatan, reformasi birokrasi, lingkungan hidup, pelayanan npublik, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, HAM, Hankam, pariwisata, keuangan, perhubungan, dan UMKM.

Secara terpisah, pengamat sosial, cendekiwan muslim, budayawan dan sejarahwan Lamongan, Drs. KH. Achmad Chambali yang dihubungi posmonews.com tentang kesinambungan sejarah ini membenarkan terus berlanjut. Sejak era adipati, hingga Bupati Lamongan di era kemerdekaan dan modern, terbukti mengalami kejayaan maka menurutnya harus ada tokoh penerus.

“Jadi sebagai pengamat dan pegiat sejarah, di Pilkada 2020 ini saya sangat senang kalau ada tokoh yang mengusung kesinambungan sejarah itu untuk kesejahteraan serta kejayaan Lamongan. Misalnya dalam satu dasawarsa saja, di pemerintahan Bupati H. Masfuk lalu disambung H. Fadeli, sukses membangun Lamongan. Maka jangan sampai terputus, kesinambungan itu harus tetap dijaga sehingga keberhasilan dan kejayaan Lamongan sejak era para leluhur, pejuang kita itu bisa menjadikan daerah ini menjadi mercusuar vdan dicontoh oleh daerah lain di Indonesia,” tegas Kiai Chambali.
(DANAR SP)