Cabup Lamongan versi Gus Zakky Al-Sekanory  

335 dibaca

LAMONGAN-POSMONEWS.COM
Semakin dekat pelaksanaan pilkada di Lamongan, maka siapa yang cepat itu yang dapat. Artinya siapa yang cepat menggait hati rakyat itulah yang akan banyak mendapat dukungan.

Namun dunia politik itu pun tak bisa dipahami secara statis. Selalu berkembang cepat seperti gelombang ombak di lautan, kadang pasang kadang surut,mengikuti pola dan kondisi. Termasuk khasanah Pilbup Lamongan yang kian menghangat.

Pengamat politik yang juga kebetulan memangku sebuah pesantren di kawasan Pantura, KH Muh. Muzakkin (Gus Zakky Al-Sekanory) saat dihubungi posmonews. com mengatakan pentingnya berdemokrasi yang bijak. Ketua Umum JCW (Jatim Corruption Watch) Provinsi Jawa Timur ini pun mengharap semua yang berkepentingan di Pilbup harus berpolitik dengan cara yang cerdas dan santun agar dihargai orang. Jangan menghujat, menghina, apalagi menyebarkan berita hoax, itu jelas sama dengan menyebarkan dosa.

Sudah menjadi kebiasaan bagi orang Jawa, bila akan mempunyai hajat baik skala besar maupun kecil pasti sebelumnya menanyakan pada para winasis, tokoh panutan baik itu kiai, ulama’ atau ahli spiritualis yang diyakininya. Harapannya agar ikhtiar itu bisa berhasil, aman terkendali, sukses dan lancar, serta barokah dunia akherat baik untuk pribadi, keluarga dan masyarakatnya.

Kepada wartawan posmonews.com, Kamis, (30/07), Gus Zakky memberi rambu kelayakan seorang pemimpin. Termasuk siapa yang pantas memimpin Lamongan yang dihasilkan di Pilbup 9 Desember nanti.

“Seorang pemimpin itu tidak cukup hanya cerdas, uangnya banyak, ganteng, cantik, tebar pesona dan obral janji sana sini, tetapi lebih dari itu adalah harus mempunyai sifat yang sabar, neriman, Loman, ngalah, Akas, lan temen. Sesuai yang diajarkan oleh para Wali Songo tempo dulu, sebab rakyat ini butuh makan, pekerjaan, anaknya bisa sekolah, bisa berobat di RS, tempat tinggal, perlindungan hukum,dan butuh beribadah dengan tenang, dll,” paparnya.

Dalam pandangan religi dan spiritual Gus Zakky, siapakah sosok diatara calon bupati yang akan mendapat kursi Lamongan 01 ini, apakah Pak Yes, Ibu Kartika, dan Pak Handoyo, atau Pak Sholahuddin? Tentu jawabanya tidak mudah dan tidak semua orang bisa menjabarkanya, sebab semuanya itu tentu ada konsekwensi sosial dan hukum,dan yang dikhawatirkan lagi adalah menimbulkan polemik yaitu terjadi gesekan di masyarakat yang akhirnya tidak sehat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Masih menurut pengasuh pondok pesantren khusus rehabilitasi sakit jiwa dan narkoba Dzikrussyifa’ Asma’ Brojomusti, Lamongan Jawa Tmur ini mmenghitung secara politis dan rasional.

Menurutnya, terlepas itu calon bupati yang sudah mendapat rekom atau belum, sudah sah di KPU (Komisi Pemilihan Umum) atau belum, insyaallah di antara mereka yang mendapat isyaroh untuk memimpin Lamongan adalah calon yang selama ini sering blusukan, merakyat, loman, tidak pelit dan sering membantu fakir miskin, yatim piatu, TPQ, sering sillaturrahmi ke para ulama’, senang dengan pesantren, senang dengan tempat2 ibadah,dengan pendidikan agama, senang dengan para habaib, dan mahabbatussholihin.

Mengapa demikian ? Alasannya sangat simple sekali. Karena do’a fakir miskin dan yatim piatu sangat mujarab, begitu juga do’a dari ulama’, para kyai dan para habaib,
Selain aspek do’a, secara politis beliau ini adalah orang yang mempunyai ribuan ummat/jamaah, mulai dari kota hingga pelosok desa, tentu bisa diajak bergabung untuk berjuang.

Menyoal isu retaknya koalisi PKB- PDIP dan Gerindra juga jadi pertimbangan politik tersendiri, sebab itu soal politik, tarik ulur karena faktor saling merasa berkuasa dan paling mampu secara finansial adalah hal biasa dalam dunia perpolitikan di negeri ini, nyatanya hingga sampai detik ini rekom PKB dan PDI P untuk paslon di Lamongan juga belum turun.

Pengumum resmi petinggi PDIP di Jakarta, pasangan calon kepala daerah untuk Pilkada Serentak 2020. Pengumuman tahap dua ini menyampaikan sebanyak 45 pasangan calon kepala daerah.

Dari daftar lengkap pasangan calon kepala daerah dari PDIP untuk Pilkada Serentak 2020 untuk propinsi, kabupaten dan kota seluruh Indonesia, khususnya di Jawa Timur belum ada rekom untuk Kabupaten Lamongan. Data untuk Provinsi Jawa Timur, al : Kabupaten Kediri yang menetapkan Hanindhito Himawan Prasetyo- Mochammad Hasjim Asjari. Kota Blitar : Drs. Santoso- Tjutjuk Sunario. Kabupaten Trenggalek : Nur Arifin- Syam Muhammad Natanegara. Kabupaten Blitar : Rijanto- Marhaenis dan Kabupaten Mojokerto : Pungkasiadi – Titik Mas’udah.

Kenyataan ini harus disadari oleh semua pihak, baik dari calon, pelaksana pilkada, pemerintah, dan masyarakat itu sendiri, sebab dinamika dan perkembangan politik di pusat Jakarta sana tidak bisa ditebak begitu saja, apakah rekomnya nanti jatuh ke Kartika, atau ke H. Sholahuddin, atau bahkan dua-duanya tidak sama sekali, kita tidak tau, semua Wallahu a’lam, Itulah politik.

“Sebagaimana manusia, ikhtiyar lahiriyah saja tentu tidak cukup,harus di topang,di imbangi dengan ikhtiyar bathin, banyak berdo’a dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar secara spiritual tujuanya bisa terwujud dengan baik tentu atas ridho dari Allah SWT. Aamiin, ” pungkas Gus Zakky yang juga Ketua Pusat BPAN-RI(Badan Penyelamat Aset Negara Republik Indonesia)ini dalam mengakhiri pembicaraanya.
(DANAR).