Heboh Djoko Tjandra Bikin e-KTP 15 Menit

252 dibaca

Terpidana hak tagih (cessie) Bank Bali Djoko Tjandra sempat memunculkan kehebohan dengan membuat e-KTP 15 menit di Kelurahan Grogol Selatan. Djoko Tjandra membuat e-KTP sebelum mengajukan peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian angkat bicara soal Djoko Tjandra membuat e-KTP ini, ia mengatakan petugas kelurahan yang mengurusi proses pembuatan e-KTP Djoko Tjandra bukan di bawah naungan Kemendagri. Tito menyebut, Kelurahan Grogol Selatan berada di bawah naungan pemerintah daerah yakni Pemprov DKI Jakarta.

“Saya bilang yang pertama, petugas Grogol Selatan itu bukan bawahannya Mendagri. Kita ini ada desentralisasi, itu petugas itu bawahannya ya pemda setempat. Kita ini kan memfasilitasi Kepala Dinas Dukcapil sini, bukan bawahannya Mendagri, bawahannya (kelurahan) pemda, apalagi yang di bawah bawahannya lagi yang di kelurahan,” kata Tito, saat rapat persiapan Pilkada 2020 dan pengarahan kepada gugus tugas di Kalimantan Barat, yang disiarkan Youtube Kemendagri, Minggu (19/7/2020).

“Jadi saya nggak memiliki rentang komando pada petugas yang di bawah-bawah itu. Beda kalau saya Kapolri, Kapolri itu jalur komando jelas semua satu komando tunggal,” sambungnya.

Tito kemudian bicara soal tiga kabupaten di Kalimantan Barat yang sudah menyetorkan dana Pilkada 2020 kepada KPU. Tiga kabupaten yakni Kampas Sulu, Melawi dan Sintang kemudian diberikan sebuah mesin untuk membantu mempercepat pencetakan data kependudukan.

“Nanti Dirjen Dukcapil tolong segera kirimkan barangnya mesinnya ke beliau bertiga, gratis free of charge untuk bahan melayani masyarakat biar cepat. Saya ingin memberikan apresiasi kepada bapak bertiga (Bupati Kampas Sulu, Melawi, Sintang), saya bersama Pak Cornelis (Gubernur Kalbar) paham kemarin pada saat raker (rapat kerja) ceritanya oleh Pak Judimar, Pak Mendagri bagaimana Djoko Tjandra bisa membuat e-KTP perpanjang e-KTP-nya di Kelurahan Grogol Selatan, Jakarta. Ini bahkan bisa 15 menit cepat sekali itu,” ucapnya menirukan percakapan.

Disampaikan Tito, para petugas pelayanan data kependudukan memiliki pemikiran semangat untuk melayani. Untuk itu, menurut Tito semakin cepat penanganan, maka akan semakin baik pula.

“Yang kedua adalah petugas-petugas (kelurahan) di bawah ini atau jajaran dukcapil ini, spirit mereka filosofi pemikiran mereka adalah mindset melayani. Sepanjang datanya ada ya mereka selesaikan kalau memang bisa dipermudah kenapa dipersulit, makannya cepat dilakukan. Makin cepat dilakukan makin baik,” ujarnya

Lebih lanjut Tito menuturkan para petugas tersebut belum tentu mengenal dan mengetahui siapa Djoko Tjandra. Sebab menurutnya, tidak semua petugas membaca dan mengikuti pemberitaan.

“Mereka belum tentu tahu Djoko Tjandra, tahu Djoker itu yang mana. Belum tentu mereka nonton berita atau baca berita. Kita-kita yang elite-elite middle class yang di atas iya. Tapi kala petugas yang di bawah belum tentu mereka, mereka bacaannya pos kota kalau di sana dari pada baca yang apa katakan blue paper koran-koran yang untuk white collar people gitu,” tuturnya.

Tito menyebut pembuatan e-KTP 15 menit Djoko Tjandra masih terbilang lama. Sebab menurutnya, waktu tersingkat membuat e-KTP yakni 3 hingga 5 menit.

“Nah jadi yang berikutnya lagi saya sampaikan, kalau hitungan saya 15 menit itu masih terlalu lama. Karena kalau menggunakan anjungan dukcapil mandiri yang sudah diperkenalkan oleh Dirjen Dukcapil membuat perpanjangan e-KTP itu maksimal 5 menit, saya bilang begitu, bisa 3-5 menit. Jadi kalau 15 menit terlalu lama,” imbuhnya.(setneg/alam)