Bisa Muncul di Tempat Berbeda

520 dibaca

Karomah KH. Abdul Hamid bin Umar, Waliullah dari Pasuruan, Jatim (1)

Siapa yang tidak kenal sosok KH. Abdul Hamid bin Umar, salah seorang waliullah asal Pasuruan, Jatim. Pendiri Pondok Pesantren Salafiyah ini memiliki banyak karomah. Apa saja karomah beliau semasa hidupnya?

HAMPIR setiap tahun Haul KH. Abdul Hamid bin Umar (Mbah Hamid) diperingati. Biasanya Haul Mbah Hamid berlangsung tanggal 6 Nopember di Ponpes Salafiyah, Pasuruan, Jatim. Tentu ribuan santri dan para kiai serta ulama’ tumpah ruah menghadiri Haul Mbah Hamid.

Bagi warga Pasuruan, Jatim dan seluruh Nusantara nama KH. Abdul Hamid bin Umar sudah tidak asing lagi karena pengasuh Pesantren Salafiyah ini dikenal memiliki keistimewaan dan karomah luar biasa. Mbah Hamid–sapaan akrab begitu nama pria yang dilahirkan pada tahun 1333 H, di Desa Sumber Girang, Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Mbah Hamid dibesarkan di tengah keluarga santri. Ayahnya, Kiai Umar, adalah seorang ulama di Lasem, dan ibunya adalah anak Kiai Shiddiq, juga ulama di Lasem. Kiai Shiddiq adalah ayah KH. Machfudz Shiddiq, merupakan tokoh NU.

Sejak kecil Mbah Hamid dipersiapkan untuk menjadi ulama, beliau mula-mula belajar Alquran dari ayahnya. Tiga tahun kemudian, Mbah Hamid menimba ilmu di pesantren kakeknya, KH. Shiddiq, di Talangsari, Jember, Jawa Timur.

Sepak terjang Mbah Hamid mulai kecil sudah tampak tanda-tanda bahwa beliau bakal menjadi wali dan ulama besar. Pada usia enam tahun, beliau sudah bertemu dengan Rasulullah. Dalam kepercayaan yang berkembang di kalangan warga NU, khususnya kaum sufi, Rasulullah walau telah wafat sekali waktu menemui orang-orang tertentu, khususnya para wali. Bukan dalam mimpi saja, tapi secara nyata.

Karomah Mbah Hamid

Karomah Mbah Hamid memang luar biasa. Beliau mampu muncul di tempat yang berbeda dalam waktu yang sama. Salah satu karomah Mbah Hamid dipercaya bisa berada di tempat lain dengan wujud serupa dalam waktu bersamaan. Hal ini terjadi saat Habib Baqir Mauladdawilah bertandang ke pesantren Mbah Hamid.

Habib Bagir yang pernah berguru pada al-Ustadzul Imam Al-Habr al-Quthb al-Habib Abdulqadir bin Ahmad Bilfaqih diberikan ilmu untuk bisa melihat sesuatu yang gaib.

Suatu saat datanglah Habib Baqir menemui Mbah Hamid di Pasuruan. Ketika itu di tempat Mbah Hamid banyak sekali orang yang datang untuk meminta doa atau keperluan lainnya.

Habib Baqir merasa kaget ketika bertemu Mbah Hamid. Ternyata orang yang terlihat seperti KH. Abdul Hamid sejatinya bukanlah sang kiai. Sebab orang yang ditemuinya adalah sesosok gaib yang menyerupai. Kemudian Habib Baqir mencari di manakah sebetulnya Mbah Hamid asli berada?

Setelah diselidiki dengan ilmu kanuragan, Habib Baqir terkejut karena sang kiai tersebut tengah berada di Tanah Suci Mekkah. Subhanallah….

Karomah KH. Abdul Hamid bin Umar juga pernah ditunjukkan terhadap seorang Habib sepuh yang datang kepadanya, karena sang Habib menanyakan kemana sang kiai pergi ketika digantikan oleh sesosok gaib yang menyerupainya.

Mbah Hamid tidak menjawab, hanya langsung memegang Habib sepuh tersebut. Seketika itu kagetlah Habib sepuh tadi, melihat suasana di sekitar mereka berubah menjadi bangunan masjid yang sangat megah. Subhanallah…. ternyata Habib sepuh tadi dibawa oleh Mbah Hamid mengunjungi Masjidil Haram.
(zubairi indro)