Hafal Alquran, Suka Masuk Diskotek

460 dibaca

Siapa yang tidak kenal KH. Hamim Tohari Djazuli atau akrab dipanggil Gus Miek. Beliau dilahirkan pada 17 Agustus 1940. Kiai kontroversi ini putra KH. Jazuli Utsman merupakan seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri Ponpes Al Falah Mojo, Kediri, Jawa Timur. Bagaimana sepak terjang Gus Miek semasa hidupnya? Berikut catatan zubairi indro dari berbagai sumber.

NAMA Gus Miek begitu akrab di telinga masyarakat Jawa Timur. Beliau adalah salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam terkenal di tanah Jawa. Cara dakwah Gus Miek memang tergolong “nyeleneh” bila dibandingkan dengan kiai-kiai di Nusantara.

Tak heran kalau Gus Miek dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang gigih, dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh. Gus Miek memiliki kemampuan spritualitas cukup tinggi. Derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan patuh terhadap Allah. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau intraksi sosial “hablum minallah wa hablum minannas”.

Semasa hidupnya, Gus Miek mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat dengan KH. Hamid Pasuruan (alm), dan KH. Achmad Siddiq, serta melalui keterikatannya pada ritual ”dzikrul ghafilin”. Gerakan spritual Gus Miek, telah menjadi budaya di kalangan Nahdliyin (warga NU). Bahkan Gus Miek melakukan ziarah ke makam-makam para waliullah di tanah Jawa maupun di luar Jawa.

Perlu diketahui amalan-amalan Gus Miek sangatlah sederhana dalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang hendak didapat oleh para pengamalnya. Yakni berkumpul dengan para wali dan orang-orang saleh, baik di dunia maupun akhirat.

Kemampuan Spiritual

Gus Miek seorang hafizh (penghapal) Alquran. Bagi Gus Miek, Alquran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya. Dengan mendengarkan dan membaca Alquran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan. Sebelum wafat, Gus Miek membentuk sema’an Alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.

Gus Miek dianggap mempunyai kemampuan supranatural cukup tinggi. Banyak kesaktian tertempel pada reputasinya. Tak heran jika semasa hidupnya banyak masyarakat atau jamaahnya yang antre agar bisa bertemu dengan Gus Miek dengan berbagai kepentingan: ada yang ingin banyak rizeki, naik pangkat, menyembuhkan berbagai penyakit, sampai hajat untuk memperoleh  nama bayinya yang akan lahir.

Kemampuan supranatural itu, dalam istilah eskologi pesantren dinamakan “khariqul adah”. Sedangkan kemampuan supranatural  Gus Miek bagi kalangan awam sebagai suatu keanehan. Namun bagi KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) “kenyentrikan” Gus Miek  terletak pada kearifannya  yang telah menembus batas agama. Melaui transendensi keimanannya.

Gus Miek bersikap membimbing kepada Ayu Wedhayanti (seorang pemeluk Hindu yang telah berpindah hati dengan memeluk agama Islam.

Kenyentrikan Gus Miek juga memiliki citra rasa terhadap berbagai macam kopi itu telah menembus rambu-rambu baik dan buruk di mata kebanyakan manusia. Karena itu Gus Miek tidak segan-segan melepas sorban kekiaiannya dan  bercengkrama dengan para penikmat hiburan malam di diskotek, klub malam, bar, caffe. Ibarat kata, di mata Gus Miek, seorang bajingan dan seorang suci adalah sama. Manusia mempunyai potensi untuk memperbaiki diri. (bersambung)