Setelah ilmunya dirasa cukup kemudian menuju ke Gujarat untuk menyebarkan agama Islam. Karena di daerah tersebut menjadi pusat perdagangan dan banyak ulama-ulama tinggal. Ratusan ulama mendatangi untuk sekadar berdiskusi. Dari sinilah ia mendapatkan gelar dengan nama Ki Syekh Jabalrantas atau Ki Syekh Datuk Abdul Jalil. Berikut kelanjutan tulisan Husnu Mufid posmonews.com
Karena dianggap telah memiliki ilmu setinggi gunung dan memiliki keyakinan yang teguh. Hal itu terlihat dari cara pandangnya terhadap ajaran Islam saat berdiskusi dengan sejumlah syekh-syekh dalam suatu adu hujjah (argumentasi).
Setelah dari Gujarat menetap di Malaka tempat kelahirannya selama beberapa tahun. Setelah itu, menuju ke Pulau Jawa tinggal beberapa waktu di Amparan, Jati, Cirebon, bersama Syekh Datul Kahfi dan selanjutnya ke Cirebon Girang dengan mendirikan padukuhan baru bernama Padukuhan Lemah Abang sebagai pusat menyebarkan agama Islam.
Padukuhan Lemah Abang
Padukuhan Lemah Abang merupakan pusat kegiatan mengajarkan ajaran Islam. Setelah itu mendirikan padukuhan lemah abang ditempat lain di Pulau Jawa. Mulai dari Bekasi Jawa Barat hingga Banyuwangi Jawa Timur. Istilahnya ia membentuk kantong-kantong dalam bentuk perkampungan. mengingat di luarnya merupakan perkampungan masyarakat beragama Hindu dan Budha. Darisini Syekh Siti Jenar ingin membentuk perkampungan yang masyarakatnya terdiri dari umat Islam 100 persen. Bukti-bukti padukuhan lemah abang hingga kini masih ada dan namanya masih diabadkan oleh masyarakat Jawa.
Dalam kurun waktu yang singkat banyak masyarakat yang berlajar ajaran Islam. Karena metode pengajaran yang digunakan adalah diskusi secara bebas dan ilmu yang diberikan sangat mendalam, baik itu tentang roh, hakikat kehidupan, kedudukan manusia dan Tuhan. Tidak ada ilmu yang ditutup-tutupi.
Dari sinilah nama Syekh Siti Jenar semakin terkenal. Hingga para pangeran keturunan raja Pajajaran dan Majapahit berguru kepadanya. Seperti Ki Ageng Pengging, Ki Domba dan Pangeran Panjunan. Mereka tertarik dengan ajaran Wahdatul Wujud atau Manunggaling Kawula-Gusti.
Pendekatan penyebaran ajaran Islam tersebut oleh sebagaian masyarakat sangat disukai. Dalam waktu singkat menyebar diberbagai daerah Pulau Jawa. ***