Sejak Zaman Kerajaan Panjalu

319 dibaca

Di wilayah Indonesia masih banyak dijumpai peninggalan kerajaan. Di antaranya

Pare, Kediri, Jawa Timur. Salah satunya Candi Surowono di Desa Canggu. Namun uniknya tak jauh dari lokasi candi ini terdapat gua peninggalan zaman Kerajaan Panjalu.Berikut tulisan Cak Mus dari posmonews.com.

 PINTU masuk Gua Surowono di bawah rumpun bambu dan ditutup pagar besi. Memasuki lorong gua memang harus dipandu oleh penjaga, karena terdapat percabangan lorong yang bisa membuat orang tersesat di dalamnya. Gua ini berupa lorong bawah tanah dengan sungai yang tak pernah surut walau di musim kemarau. Lubang masuk gua ada dalam sebuah ceruk sumur sedalam kurang lebih lima meter di bawah permukaan tanah.

Menyusuri gua sempit dan gelap ini sungguh menantang. Betapa tidak, gua hanya bisa disusuri satu jalur saja. Memasuki lorong demi lorong harus dipandu cahaya senter yang nyalanya cukup kuat dan didampingi pemandu agar tak tersesat, mengingat banyaknya cabang di lorong gua.

Gua Surowono mempunyai empat lorong. Setiap lorong memiliki cara berbeda saat menyusurinya. Lorong pertama disusuri dengan berjalan normal, air pun mengalir sangat deras. Lorong kedua pengunjung harus berhati-hati dan berjalan dengan cara merunduk agar kepala tak terantuk langit-langit gua. Lorong tiga disusuri sembari jongkok karena lorong kian sempit dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Lorong terakhir tak kalah serunya karena harus dirambah dengan cara merangkak atau berenang.

Gua ini konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Panjalu (Kediri). Pembagian Kerajaan Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di Kota Daha, Kota Kediri sekarang.

Sesungguhnya Kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan Kadiri berdiri. Daha merupakan singkatan dari Dahanapura (berarti kota api). Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042. Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa, saat akhir pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha.

Menurut Nagarakretagama, sebelum dibelah menjadi dua, nama kerajaan dipimpin Airlangga sudah bernama Panjalu atau Pangjalu, berpusat di Daha. Jadi, Kerajaan Janggala lahir sebagai pecahan dari Panjalu. Adapun Kahuripan adalah nama kota lama yang sudah ditinggalkan Airlangga dan kemudian menjadi ibu kota Janggala. Itu sebabnya, penduduk Desa Canggu menamai Gua Surowono dengan Gua Kehuripan.

Diyakini, Gua Surowono tembus hingga ke Candi Surowono sekitar 100 meter dari gua dan juga sampai ke Gunung Kelud. Gua itulah seperti malam 1 Suro menjadi tempat orang bersemedi. Bahkan, air yang mengalir di lantai gua dipercaya memiliki khasiat seperti menyembuhkan penyakit, membuat awet muda, dan dapat menambah derajat seseorang.***