Pencabut Nyawa, Demi Kekuasaan

273 dibaca

SIAPA tak kenal keris Empu Gandring? Keris ini dikutuk pembuatnya. Empu Gandring, selalu membawa malapetaka. Keris pencabut maut ini dikisahkan dalam kitab Pararaton atau Katuturanira Ken Anrok (gubahan tahun 1478 dan 1486 tanpa disebutkan penggubahnya). Keris Empu Gandring, menggambarkan suksesi berdarah di kerajaan Singasari, yang didirikan Ken Arok.

 Empu Gandring

Ken Arok terpesona oleh Ken Dedes, istri Tunggul Ametung. Menurut pendeta Lohgawe, siapa yang berhasil memperistri Ken Dedes akan menjadi raja besar. Ken Arok pun bertekad membunuh Tunggul Ametung.

Ayah angkatnya, Bango Samparan, menyarankan agar Ken Arok memesan keris kepada kawan karibnya, Empu Gandring, pembuat keris yang ampuh di Lulumbang. Maka, datanglah Ken Arok menemui Empu Gandring. Ken Arok meminta kerisnya selesai dalam lima bulan, sedangkan Empu Gandring minta waktu setahun.

Lima bulan kemudian, Ken Arok kembali ke Lulumbang dan mendapati Empu Gandring sedang menggurinda keris pesanannya. Karena belum selesai, Empu Gandring menolak memberikan keris itu. Ken Arok pun merebut keris itu dan menikam Empu Gandring.

Sebelum mati Empu Gandring mengutuk bahwa Ken Arok dan tujuh turunannya akan mati oleh keris itu. Merasa bersalah, Ken Arok berjanji kalau cita-citanya menjadi raja terwujud, dia akan menunjukkan rasa terimakasihnya kepada keturunan Empu Gandring.

 Tunggul Ametung

Di Tumapel, Ken Arok berkawan dengan Kebo Ijo, yang dikasihi Tunggul Ametung. Dengan cerdik, Ken Arok membuat Kebo Ijo tertarik dengan keris berukiran kayu cangkring yang dibawanya. Ken Arok meminjamkannya. Kebo Ijo suka memamerkan keris itu sehingga setiap orang Tumapel tahu Kebo Ijo memiliki keris itu.

Pada suatu malam, Ken Arok mengambil keris itu tanpa sepengetahuan Kebo Ijo. Ken Arok menikam Tunggul Ametung yang tertidur dan meninggalkan keris itu tertancap di dadanya.

 Kebo Ijo

Warga Tumapel, yang pernah melihat Kebo Ijo memamerkan keris itu, sertamerta menuduhnya sebagai pembunuh Tunggul Ametung. Mereka mengeroyok dan membunuh Kebo Ijo dengan keris itu.

Ken Arok bebas dari tuduhan, tetapi tidak terbebas dari kutukan Empu Gandring. Kebo Randi yang masih kecil menangisi kematian ayahnya, Kebo Ijo. Merasa terharu, Ken Arok menjadikan Kebo Randi sebagai pekatik (abdi).

Ken Arok akhirnya berhasil memperistri Ken Dedes. Tidak ada orang Tumapel yang berani menggangu gugat. Bahkan keluarga Tunggul Ametung pun diam, tidak berani berkata apa-apa. Ramalan pendeta Lohgawe terbukti. Ken Arok berhasil mengalahkan Raja Kediri, Dandang gendis alias Kertajaya. Dia mendirikan Kerajaan Singasari pada 1222. (bersambung)