Fokus Cegah Stunting, Satgas TMMD Kawal Posyandu

146 dibaca

Kabupaten Lamongan pernah menjadi rujukan pembelajaran Stunting oleh Pemerintah pusat karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan dinilai sukses melakukan percepatan penurunan angka stunting. Namun berjalannya waktu, upaya preventif kasus stunting apalagi di masa pandemi Covid-19 harus tetap diwaspadai. Karena itulah Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-109 tetap mengawal ketat pelaksanaan Posyandu di Desa Tebluru, Kecamatan Solokuro.

Dari pantauan posmonews. com. balita yang rata – rata berumur 5 tahun ke bawah di kegiatan Posyandu itu ditimbang badannya secara rutin dan dipantau setiap bulan oleh para petugasnya dari unsur ibu-ibu (Kader Posyandu), pemuda dan pemerintah desa setempat. Bedanya kini, Posyandu yang dilaksanakan di situasi pandemi ini tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.

Tidak hanya cukup timbang berat badan dan imunisasi, penyuluhan juga diberikan kepada ibu – ibu balita dengan tujuan agar para ibu di desa memahami betul pentingnya gizi dan kesehatan balitanya di masa pertumbuhan.

“Ini kita lakukan sesuai prosedur seperti biasanya. Dimulai dari pendaftaran, penimbangan,pencatatan dan pelayanan imunisasi.Juga kita laksanakan penyuluhan,namun karena kondisi Covid-19 penyuluhanya kita laksanakan secara berkala di masing – masing rumah warga,” kata Sulasih, Bidan Desa.

Ia menjelaskan, pelaksanaan Posyandu selama pandemi Covid-19 ini tetap dilaksanakan secara rutin di Balai Desa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Alhamdulillah antusias ibu yang memiliki balita tetap aktif untuk ke Posyandu. Meski dalam situasi pandemi Covid-19.Itu terbukti dari data yang kami rekap anak usia 1-5 tahun ada 130.Namun untuk penyuluhan kepada ibu – ibu kita laksanakan dengan tekhnis yang berbeda,” lanjutnya.

Ia juga berpesan kepada ibu – ibu balita supaya tetap memperhatikan balitanya meskioun dalam situasi pandemi Covid-19.

“Saya berpesan kepada ibu- ibu suma tetap memperhatikan kondisi balitanya dengan rutin datang ke Posyandu. Kondisi balita harus tetap dijaga jangan sampai kena stunting,” pungkasnya.

Identik dengan bidan Sulasih, Sekretaris Desa Tebluru, Humaidi menegaskan jika Petugas Posyandu di desanya ada sekitar 20 orang dari masing – masing RT/RW nya dengan total 13 RT. “Kegiatan Posyandu yang rutin setiap satu bulan sekali ini menjadi salah satu langkah pencegahan stunting di masa Pandemi Covid-19. Saya menghimbau ibu – ibu terus rutin mengikuti Posyandu agar di desa kita tidak ada stunting,” tegasnya.

Sedangkan di tempat terpisah Danki Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Kapten Chb Suroso yang mengawal pelaksanaan Posyandu mengungkapkan, ia dan anggota Satgas selalu siap di semua kegiatan. Hal Ini untuk mengawal pelaksanaan semua kegiatan baik fisik dan non fisik di desa.
“Alhamdulillah semua berjalan dengan baik,” tegasnya.

Fata yang dihimpun posmonews. com, kasus stunting di Lamongan, dapat turun secara drastis, sejak tahun 2017 yang masih terdapat 23 persen stunting, kemudian turun menjadi 15,64 persen pada Februari 2018, dan menjadi 10,17 persen pada Agustus 2018. Bahkan, data terakhir, sudah turun lagi menjadi 9,57 persen pada Februari 2019.

Bupati Lamongan Fadeli pun menjelaskan berbagai kebijakan yang dikeluarkan Pemkab Lamongan untuk penurunan stunting. Mulai, dari menggelontorkan anggaran sebesar Rp 6.232.512.100 yang dikelola oleh 15 OPD untuk penurunan stunting.

Beberapa OPD yang mengelola anggaran diantaranya, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

“Laporan perkembangan balita stunting akan dilaporkan setiap tiga bulan sekali dengan melakukan pengukuran yang dilaporkan pada Dinas Kesehatan,” tutur Fadeli.

Fadeli juga menyebutkan bahwa di tahun 2019 terdapat 10 desa prioritas penurunan stunting. Kemudian pada tahun 2020 terdapat 31 desa prioritas pencegahan stunting. Penambahan jumlah desa prioritas ini menurutnya bagian dari upaya percepatan penurunan angka stunting.
(DANAR SP)