Kementerian PUPR Rampungkan Jembatan Pandansimo Bantul

195 dibaca

▪︎Tingkatkan Konektivitas Jalur Jalan Lintas Selatan

▪︎BANTUL – POSMONEWS.com,-
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan proyek pembangunan Jembatan Pandansimo, Kabupaten Bantul,  guna meningkatkan konektivitas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

Jalur tersebut berlokasi di Jalan Pantai Selatan (Pansela), Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

​“Kita terus promosikan jalur Pansela Jawa, supaya orang tertarik lewat selatan, selain jalan nya bagus.  Juga memiliki pemandangan yang indah (panoramic road) dan terdapat banyak obyek wisata,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dalam keterangan resminya.​

Menteri Basuki menegaskan, peningkatan konektivitas Jalan Pantai Selatan diharapkan dapat menjadi jalur wisata Pantai Selatan serta memperlancar konektivitas.  Selain itu dapat mengurangi beban lalu lintas Jalan Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Provinsi D.I Yogyakarta, BBPJN Jateng-DIY,  Setiawan Wibowo, menjelaskan soal Jembatan Pandansimo.

“Konstruksi jembatan dilengkapi dengan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) untuk melindungi dan mereduksi struktur utama jembatan dari potensi bencana,” ujarnya.

Menurutnya, jembatan ini berada diatas tanah dengan struktur berpasir dan muka air tanah dangkal, lokasinya dekat sumber gempa. Teknologi LRB dapat meningkatkan ketahanan struktur terhadap gempa dimana LRB memiliki sifat elastis memungkinkan struktur bawah  bergeser.

▪︎Design Jembatan Pandansimo

Dikutip dari situs resmi https://binamarga.pu.go.id bahwa
Jembatan Pandansimo telah didesain khusus mengakomodasi mitigasi risiko terhadap bencana. Jembatan Pandansimo akan menggunakan teknologi LRB (lead rubber bearing) untuk mengakomodir pergerakan selama gempa.

“Nanti kami akan memasang suatu alat untuk mengidentifikasi gempa, dan secara struktur sudah dicek keamanan terhadap gempanya. Karena ini dekat dengan laut, ancamannya tentunya ada tsunami tapi ini kan sudah elevated jadi sudah kita konstruksikan lebih aman terhadap tsunami. Dan terhadap gempa kita juga sudah agak jauh dari patahan tadi dan ada alat  pendeteksi gempanya,” ucap Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah – DI.Yogyakarta.

Kawasan Pantai Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta secara umum berada di zona megathrust selatan Jawa yang potensial terjadi tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia sehingga menyebabkan gempa. Namun kondisi ini sudah diantisipasi oleh pemerintah dalam program pengembangan infrastruktur kawasan.

“Pantai Selatan ini kan patahan, jadi semua program sudah mengantisipasi itu, seperti Bandara (YIA), seperti di sini (Jembatan Pandansimo). Jadi kira-kira antara 8-9 skala richter mungkin masih bisa, masih aman. Bangunan jembatan ini kalau tsunami jaraknya sudah lebih jauh dari bibir pantai kurang lebih 500 meter,” ujar Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menambahkan informasi disampaikan Kepala BBPJN Jawa Tengah – DI.Yogyakarta.

Proses pembangunan jembatan ini sudah dilakukan sejak lama, yang dimulai dengan pelaksanaan Feasibility Study pada tahun 2003, kemudian pembebasan lahan secara bertahap mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2015 oleh Pemerintah Provinsi DI.Yogyakarta, penyiapan dokumen AMDAL dan yang terakhir telah dilakukan Reviu DED (Detail Engineering Design) pada tahun 2022.

Lebih lanjut, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, optimis dengan hadirnya Jembatan Pandansimo tidak hanya menjadi modal mobilitas transportasi tetapi juga menjadi konektor pengembangan sektor ekonomi, logistik dan memacu pertumbuhan multi sektor lainnya di wilayah Bantul maupun Kulon Progo.

Selain itu diharapkan dapat menjadi ikon inovasi dan eksplorasi potensi pariwisata Kawasan Pantai Selatan DI.Yogyakarta sekaligus menjadi bagian dari strategi meretas berbagai tantangan pembangunan dan merintis jalan baru dalam menciptakan perubahan dan nilai yang signifikan.▪︎[FEND]