Kejasama KemenPUPR – JICA Membangun 56 Sabo Dam

146 dibaca

▪︎Sekitar 40 Sabo Dam di Wilayah Tanah Datar

▪︎JAKARTA – POSMONEWS.com,-
Pemerintah Pusat bakal membangun 56 Sabo Dam di aliran sungai berhulu dari Gunung Marapi dan Gunung Singgalang. Pembangunan tersebut akan dilaksanakan dalam masa 3 tahun. Mega proyek itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Hal ini disampaikan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra V Padang, M Dian Al Maruf, kepada Bupati Tanah Datar Eka Putra, di Indojolito Batusangkar.

“Dari 56 Sabo Dam, 40 diantaranya berada di Tanah Datar karena memang banyak hulu sungai di wilayah ini, dan untuk tahun 2024 akan mulai dibangun 6 sampai 8 Sabo Dam yang disesuaikan hasil investigasi tim di lapangan, sisanya akan dilakukan di tahun 2025 dan 2026,” ungkap Dian.

Dikatakan Dian, Pemerintah saat ini telah memiliki anggaran untuk pembangunan Sabo Dam yang nantinya bermanfaat untuk menahan dan mengurangi kecepatan aliran air ataupun lahar yang membawa material, sehingga bisa meminimalisir resiko bencana banjir.

“Untuk pembangunan Sabo Dam telah dianggarkan 25 miliar rupiah per unitnya, sehingga untuk 6 sampai 8 Sabo Dam yang bakal dibangun tahun ini menelan biaya 150 sampai 200 miliar rupiah,” ujarnya.

Karena itu, tambah Dian, pihaknya mengharapkan dukungan Pemerintah Daerah bersama masyarakat untuk terealisasinya pelaksanaan pembanguna Sabo Dam itu.

“Kita berharap pemerintah bersama masyarakat mendukung, terutama dalam mengenai pembebasan lahan lokasi pembangunan dan nantinya setelah selesai juga turut memanfaatkan dan merawatnya,” tukas Dian.

Sementara itu Bupati Eka Putra menyampaikan terima kasih atas rencana pembangunan Sabo Dam di aliran sungai di wilayah Tanah Datar.

“Melihat dampak dan potensi bencana beberapa waktu lalu, Sabo Dam sangat dibutuhkan agar bencana seperti kemarin tidak terjadi lagi,” katanya.

Diungkapkan, Pemerintah Daerah bersama masyarakat akan mendukung agar Sabo Dam di 25 aliran Sungai yang berhulu di Gunung Marapi dan Singgalang.

“Kita telah turun langsung ke lapangan dan menyampaikan kepada masyarakat tentang pentingnya Sabo Dam, Alhamdulillah sangat mendukung, karena memang semua itu untuk keselamatan semua,” ujarnya.

Ditambahkan Bupati, pihaknya telah membentuk Tim Ekspedisi Batang Sigarungguang guna membersihkan material di aliran sungai tersebut.

“Kami juga telah bentuk tim ekspedisi untuk melihat potensi bencana dan membersihkan material di aliran sungai, dan kami berharap nantinya pembangunan Sabo Dam di Batang Sigarungguang menjadi salah satu titik prioritasnya,” pungkas Eka Putra.

▪︎Kejasama dengan JICA

Sementara iru Pemerintah Indonesia  mengajak Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk terus memperkuat kerjasama di bidang teknologi pembangunan Sabo Dam.

Pembangunan dan rehabilitasi Sabo Dam bertujuan untuk mengurangi risiko dan dampak banjir lahar dari Gunung Marapi, Sumbar.

“Dibutuhkan 56 Sabo Dam untuk mengurangi risiko banjir lahar dingin dan material dari Gunung Marapi, Sumatera Barat,” ujar Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.

Hal itu disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Senior Vice President JICA Kawamura Kenichi di sela-sela acara WWF- 10 lalu di Bali.

“Kebutuhan Sabo Dam sekarang tidak hanya di Gunung Semeru atau Gunung Merapi tetapi juga Gunung di Sumatera Barat (Gunung Marapi).  Karena itu, saya usul kepada JICA untuk membantu kerjasama pembangunan Sabo Dam di Sumatera Barat,” kata Menteri Basuki.

Dukungan JICA untuk pembangunan Sabo Dam di Sumatera Barat tersebut, menurut Menteri Basuki berdasarkan perintah Presiden RI,  Setidaknya pada tahun ini dibangun enam Sabo Dam di titik-titik rawan bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumbar.

“Keberadaan Sabo Dam di Indonesia saat ini sudah sangat krusial. Saya berharap kerjasama teknologi Sabo Dam dengan JICA termasuk juga untuk Sumatera Barat,” kata Menteri Basuki.

Menteri Basuki menyampaikan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan JICA sudah terjalin cukup lama dan diharapkan semakin kuat. Sejak tahun 1970 tercatat lebih dari 300 pakar teknologi Sabo dari Jepang dikirim ke Indonesia untuk membangun Sabo.

Senior Vice President JICA, Kawamura Kenichi, mengatakan pentingnya Sabo Dam untuk mengurangi risiko banjir wilayah hulu gunung berapi.   Menurutnya hal itu sudah disampaikan dalam diskusi Bandung Spirit di WWF-10 selanjutnya pertemuan ditindaklanjuti JICA dengan SDA PUPR.

Pada pertemuan tersebut dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama Dirjen Sumber Daya Air, Bob Arthur Lombogia dengan Chief Representative JICA. Melalui kerjasama ini  Indonesia juga mengirim 100 tenaga insinyur untuk belajar Sabo Dam di Jepang.▪︎[FEND]