Menapak Kejayaan Lamongan Berkelanjutan

87 dibaca

▪︎Spiritualitas Pasamuan Agung HJL ke-455

▪︎LAMONGAN – POSMONEWS.COM,-
Hari Minggu (26/5/2024) ini merupakan puncak Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-455 ditandai dengan ritus Kirab Pataka dan Pasamuan Agung Hari Jadi Lamongan di Pendopo Lokatantra Lamongan.

Kirab Pataka yang merupakan simbol Kabupaten Lamongan dimulai dari Gedung DPRD Lamongan. Dikirab berkeliling melewati jalan-jalan protokol di kota Lamongan menuju ke arah alun-alun dan berakhir di Pendopo Lokatantra Pemkab Lamongan yang disambut meriah, euforia oleh ribuan warga yang tumpah ruah di sepanjang jalan.

Pasamuan Agung tersebut dilaksanakan bersamaan dengan Hari Peringatan Islam tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut Garebeg Besar atau Idhul Adha.

Berdasarkan adat yang berlaku pada saat itu, maka Panitia menetapkan wisuda Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan yang pertama dilakukan dalam pasamuan agung Garebeg Besar pada tanggal 10 Dzulhijjah Tahun 976 Hijriyah (26 Mei 1569 M).

Selanjutnya Panitia menelusuri jalannya tarikh hijriyah dipadukan dengan jalannya tarikh masehi, dengan berpedoman tanggal 1 Muharam Tahun 1 Hijriyah jatuh pada tanggal 16 Juni 622 Masehi, akhirnya Panitia Menemukan bahwa tanggal 10 Dzulhijjah 976 H., itu jatuh pada Hari Kamis Pahing tanggal 26 Mei 1569 M.

Sebagaimana perayaan rutin setiap tahun untuk menyambut Dirgahayu Lamongan ke-455 ini, Kirab Pataka Lambang Daerah dan Pasamuan Agung Puncak Hari Jadi Lamongan (HJL) Ke-454, disambut antusias masyarakat di Kota Lamongan. Sebelumnya, pembukaan Selubung Pataka Lambang Daerah Lamongan dan pemasangan Oncer Sesanti, dilakukan oleh Ketua DPRD Lamongan, H Abdul Ghofur. Kemudian, dilanjutkan dengan upacara penyerahan Pataka kepada Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi di halaman Gedung DPRD Lamongan, yang kemudian diarak keliling kota.

Beberapa kereta kuda disiapkan pada Kirab Pataka Lambang Daerah, untuk dinaiki oleh Bupati, Ketua DPRD, Wabup dan jajaran Forkopimda serta puluhan Bus Tayo yang membawa kepala OPD, camat, lurah se-Kecamatan Lamongan. Juga, komunitas Jeep ikut dalam iring-iringan kirab melalui rute yang sudah ditentukan menuju Pendopo Lokatantra.

Tiba di Pendopo Lokatantra, selanjutnya dilakukan prosesi Upacara Pasamuan Agung untuk menyemayamkan Lambang Daerah Lamongan.

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, dalam sambutannya mengajak semua  selalu mengenang dan merefleksikan jejak kekayaan pemimpin terdahulu. Bupati menceritakan kilas balik sejarah nama Lamongan yang berasal dari sebutan Adipati pertama Lamongan Ranggahadi, yaitu sosok yang mampu nggulowentah (ngeramut, ngerumat, ngemong) terbukti berhasil mengubah peradaban masyarakat menjadi adem, ayem, tentrem dan relegius.

“Bahwa konstruksi karakter kepemimpinan Mbah Lamong yang selalu meneladani dan sosok Airlangga, Gajah Mada dan Joko Tingkir yang sudah dikenal keuletan dan keberaniannya. Sunan Drajat dan Sunan Sendang Duwur yang dikenal dengan kearifan dan welas asihnya menjadi landasan spiritual masyarakat),” kata Bupati Yuhronur.

Masih dalam sambutannya, Bupati Yes di HJL Ke-455 ini, juga berterima kasih pada para pemimpin (Bupati, red)  pendahulunya yang telah membangun pondasi untuk Lamongan yang lebih baik dan maju. Pak Yes berharap refleksi tonggak kejayaan masa lampau itu akan bisa berlanjut dan terjuwudkan dalam pemerintahannya baik sekarang ataupun mendatang, jika ia kembali memimpin Lamongan di periode mendatang.▪︎[DANAR SP]