Catatan Mistik di Balik Gempa Tuban, Nusantara Songsong Era Baru

138 dibaca

▪︎Menunggu Satria Wibawa Dikukuhkan

▪︎SURABAYA – POSMONEWS.COM,-
Beberapa waktu lalu Jawa Timur diguncang gempabumi dengan titik lokasi gempa – 132 km Timur Laut Tuban, terjadi pada hari Jum’at, (22/3/2023) sekira pukul 11.22 WIB. Dan kembali terulang gempa susulan, 6.5 SR pada pukul 15:52:58 WIB.

Goncangan gempa inipun bisa dirasakan hampir di seluruh Kab./Kota di Jawa Timur, antara lain di Pulau Bawean, Surabaya, Tuban, Gresik, Sidoarjo, Blitar, Madiun, Bojonegoro, Malang, Tulungagung, Trenggalek, Nganjuk, Pasuruan, Lamongan, Jombang, Mojokerto, Pacitan, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep, Ngawi, Probolinggo, Batu, dan Kediri.

Terhadap peristiwa gejolak alam ini, menurut terawang metafisik Kanjeng Pangeran Drs. H.D.S. Suryabinangun, KGAA.= bahDe/waGede (76 th) – M.A. Karahayuan Pangawitan Nagarasari Panjalu. Atau yang lebih familier dipanggil  Abah Dede Suryabinangun, bahDe/waGede (76 th). Pupuhu _Karahayuan Pangawitan/ Adat_ di Jawa Barat, pada jurnalis media ini menjabarkan makna di balik gerakan lempeng bumi di kawasan Tuban ini.

Diawali dengan bahasa simbol, Gempa Tuban itu sampai ke Tuban = kakang kawah = ketuban. Makanya banyak-banyak air melimpah begitulah ketuban.

Ini juga mengingatkan kepada PAPAT LIMO PANCER, dan orang-orang perlu kembali menguri-uri adat istiadat yang Adhi luhung.

Di Sunda harus kembali, mupusti lain migusti_ adatnya. Terlebih tahun 2024 yang diawali dengan tahun HURANG TUTUG dan dilanjut tahun KEBO (Kerbau). Karakternya menuju SUWUNG – KOSONG tetapi bukan kosong melompong dan akan bersiap menuju NIAT-menyongsong era baru.

Pelepasan partikel-partikel alam menuju SUWUNG ini tentunya memakai energy dan kekuatan besar,  dampaknya bisa terjadi goyangan-goyangan yang perlu dilandasi dengan Eling lan Waspodo.

Apalagi terjadinya pada bulan suci Ramadhan yang perlu kesabaran, pengorbanan yang tulus. Juga perlu diingat bahwa Satrya Wibawa masih berjalan lakonnya mungkin sampai Sang Jabang bayi dilahirkan dengan selamat berikut ADI ARI-ARI diperlakukan dengan baik sehingga DARAH yang menyertai Sang Jabang bayi selamat mengantarkannya bersama PUSER yang senantiasa setia menemani.

Menurut adat semua itu ada selamatannya. Semoga kita Rahayu, selamat dan diselamatkan dalam suasana alam ini. Wallohu a’lam bi sawab.

Dalam masa meluncur menuju TITIK NOL dibutuhkan energi besar untuk membebaskan partikel-partikel yang mencengramnya. Hanya dengan kekuatan dari SANG PENGGENGGAM ALAM (Allah SWT/Tuhan YME, red) terjadi pembebasan. Peluang waktunya telah kondusif dan harus dimanfaatkan dengan baik.

Ada komponen dinamis yang musti terus bergerak namun juga ada komponen statis yang musti terus menjaga SOKO agar goncangan-goncangan dapat terkendalikan Karena tanpa ini maka dinamisasi  yang terjadi akan meluber ke mana-mana.

Sedangkan tengat waktu yang tersedia hanya beberapa waktu sebatas transisional saja menuju pemusaran yang sesungguhnya. Semoga saja kita SELAMAT- RAHAYU, dalam menapaki wahana yang tersedia ini. Rupanya kita-kita ini musti konsisten terhadap posisi dan fungsi yang mungkin berbeda dengan kata lain saling menghargai pada kedudukannya. Wallahu a’lam. bahDe/waGede_.     Wilujeng berbuka puasa hari ini, semoga diterima Gusti AllahSWT, haturnuhun hapunten.▪︎[DANAR SP]