Pawai Ogoh-ogoh di Desa Pancasila, Balun, Lamongan

343 dibaca

▪︎Event Tahunan, Otoritas Cuma Nebeng Nama

▪︎LAMONGAN – POSMONEWS.COM,-
Dikutip media ini dari Dinas Komunikasi Dan Informatika, Pemkab Lamongan, tentang Desa Balun : Cerminan Kebhinekaan Pancasila, menjadi dasar di salah satu desa yang ada di Kab. Lamongan, Jawa Timur ini menjadi contoh bagaimana penerapan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua) yang merupakan semboyan negara Indonesia itu menjadi cerminan di kehidupan keseharian masyarakatnya.

Sebagaimana yang diketahui, Desa Balun sendiri dijuluki sebagai Desa Pancasila, karena kemapuan masyarakat setempat dalam mengamalkan dan melestarikan nilai-nilai keberagaman yang ada.

Toleransi masyarakat setempat dalam menjaga nilai-nilai kebinekaan tersebut juga tergambar pada, berdampingnya tiga tempat peribadatan antar pemeluk agama, yaitu Masjid (Islam), Gereja (Kristen), dan Pura (Hindu).

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi pun merasa bangga dan mengapresiasi bahwa Desa Balun di Kecamatan Turi, itu juga dideklarasikan sebagai Desa Pancasila.

“Desa Balun ini adalah salah satu desa yang mampu, berhasil, dan secara alamiah melestarikan nilai-nilai keberagaman, dimana itu bisa menjadi sebuah harmonisasi sosial yang sangat luar biasa dan di laksanakan di keseharian tanpa ada rekayasa apapun dan ini lah sesungguhnya desa Pancasila yang mampu merajut kebinekaan dari berbagai perbedaan,” tegasnya.

Salah satu penerapan toleransi umat beragama di Desa Balun, terkini adalah dalam perayaan Hari Raya Nyepi yang akan berlangsung Senin (11/3/2024). Warga Balun baik yang beragama Hindu, Islam dan Kristen ikut bersama-sama nyengkuyung, saling bantu untuk menyukseskan perataan Nyepi terutama dalam pembuatan Ogoh-ogoh atau patung Bhuta Kala, Minggu (10/3/2024) besok pukul 14.00 WIB.

Di tahun 2024 ini rencananya ada 8 ogoh-ogoh yang akan diarak keliling desa. Dari warga Hindu atau Pura Sweta Mahasuci ada 4 ogoh-ogoh sedangkan 4 lainnya merupakan swadaya murni masyarakat Desa Balun.

“Di tahun 2023 lalu kita mengarak 13 ogoh-ogoh. Untuk tahun ini ada 8 ogoh-ogoh, karena memang kondisi warga harus dimaklumi. Belum panen baik padi maupun ikannya,” tutur Mangku Ngarijo saat di pura Sweta Mahasuci.

Dari pantauan jurnalis posmonews.com di Desa Balun ini, warga, terutama beberapa komunitas pemuda-pemudi tetap antusias menyambut Nyepi dan pawai Ogoh – Ogoh itu. Mereka siap meramaikan arak-arakan patung Bhuta Kala itu untuk berkeliling desa.

“Pokoknya kita dan kawan-kawan, tetap siap untuk mendukung peringatan Hari Raya Nyepi, saudara kita umat Hindu. Terutama di acara pawai Ogoh-ogoh besok sore, kita sudah menyiapkan tim,” tutur Andre, salah satu pemuda Desa Balun.

Sayang, semangat warga Desa Balun ini tidak diikuti oleh otoritas terkait. Misalnya Dinas Pariwisata yang menjadikan Pawai Ogoh-ogoh itu masuk dalam kalender event daerah. Namun menurut warga yang tak ingin disebut namanya, mengatakan kalau Dinas terkait hanya nebeng nama, ikut nimbrung tetapi tidak memberikan sesuatu yang bisa mendukung kegiatan rutin tiap tahun ini.▪︎[DANAR/ARIFIN]