Giant Sea Wall, PUPR Siapkan Anggaran Jumbo Rp 58 Triliun

290 dibaca

▪︎Mengatasi Penurunan Muka Tanah di Jakarta

▪︎JAKARTA – POSMONEWS.COM,-
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan perhitungan desain awal (pre-design) proyek tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) untuk mengatasi penurunan muka tanah di Jakarta.

Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Bob Arthur Lambogia, menjelaskan bahwa proyek tersebut diperkirakan akan menelan dana anggaran Rp 58 triliun.

“Kalau perhitungan dari pre-design kurang lebih Rp 58 triliun, itu baru pre-design, jadi belum detail,” kata Bob saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta.

Kendati demikian, Bob menjelaskan bahwa pembangunan tanggul laut tersebut belum memasuki tahap final. Dia menyebut, saat ini pihaknya masih melakukan pemantauan terhadap tren penurunan muka tanah di Jakarta.

Apabila muka tanah di Jakarta terus mengalami penurunan, maka pembangunan tanggul laut baru bakal dijalankan.

“Makanya kan kita membangun monitoring wall untuk kita melihat proses penurunan. Walaupun itu terjadi terus hingga saat ini, tapi kita tetap monitoring secara teknis,” jelasnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah memang berkomitmen untuk membangun tanggul laut sebagai bentuk skenario antisipasi jangka panjang mengatasi penurunan tanah di Jakarta.

Airlangga menyampaikan pembangunan yang terbagi menjadi tiga fase ini akan menelan Rp 164,1 triliun untuk pembangunan dua fasenya. Sementara fase sisanya belum diketahui total anggarannya.

“Total cost (Rp164,1 triliun) yang diperlukan untuk pantura Jakarta, hanya untuk bendungnya, banyak proyek yang bisa kita kembangkan dari sini,” ungkapnya.

Berdasarkan kajian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Airlangga, menjelaskan untuk pembangunan tanggul fase A, pembangunannya berupa tanggul pantai dan sungai dengan panjang kurang lebih 120 km yang akan dibangun sampai dengan 2030.

Pembangunan tanggul ini dipastikan tidak mengganggu aktivitas masyarakat pesisir dan terintegrasi dengen sistem polder (drainase, kolam retensi, dan pompa) untuk melindungi Jakarta dari banjir rob.▪︎[FEND]