KemenPUPR Bangun Jembatan Bailey Penghubung Lumajang – Malang

420 dibaca

▪︎JATIM-POSMONEWS.COM,-
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), merespon cepat kerusakan beberapa jembatan di Lumajang akibat terjangan bajir lahar dingin Jumat (7/7/2023) lalu.

Kementerian PUPR mempersiapkan pemasangan Jembatan Bailey sebagai pengganti sementara Jembatan Kali Glidik II di Lumajang, Jawa Timur.

“Jika dimungkinkan secara teknis dan cuaca mendukung, penanganan sementara dilakukan dengan instalasi jembatan bailey, sehingga diharapkan dapat dioperasionalkan akhir Agustus 2023,” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali, Rakhman Taufik, dalam keterangan tertulis Kementerian PUPR, Minggu (9/8/2023).

Lebih Rakhman menjelaskan, ambruknya Jembatan Kali Glidik II di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo telah memutuskan akses jalan nasional wilayah selatan Jawa Timur karena jembatan tersebut merupakan penghubung Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang.

Rencana pemasangan Jembatan Bailey sebagai pengganti Jembatan Kali Glidik II dilaksanakan dalam dua tahap, yakni tahap 1 memiliki panjang bentang 30 meter dan tahap 2 dengan bentang panjang 18 meter. Jembatan Bailey adalah jembatan rangka baja pra fabrikasi yang bersifat portabel dan umumnya digunakan sebagai jembatan darurat.

Pemasangan Jembatan Bailey ini dilakukan setelah hasil survei sesuai secara teknis dan cuaca di wilayah hulu dan hilir Gunung Semeru mendukung, seperti kondisi Sungai Kali Glidik yang sudah surut dan tidak hujan. Uji beban jembatan tersebut akan dilakukan sebelum dioperasikan untuk masyarakat umum.

“Saat ini telah ditugaskan tim survei untuk melakukan investigasi pilar dan sungai serta menyusun gambar kerja. Jika dimungkinkan secara teknis dan cuaca mendukung, penanganan sementara dilakukan dengan instalasi jembatan Bailey sehingga diharapkan dapat dioperasionalkan akhir Agustus 2023. Perkembangan lebih lanjut akan diinformasikan kemudian,” kata Rakhman.

“Nantinya perlu pembatasan beban kendaraan maksimum 25 ton, sehingga jenis kendaraan yang dapat melintas kami kira khusus kendaraan kecil, bus kecil, truk 2 sumbu dengan pembatasan muatan, termasuk rekayasa lalu lintas buka tutup karena lebar Jembatan Bailey kurang lebih 4 meter,” ucap Rakhman.

Penanganan longsor juga telah dikerjakan BBPJN Jawa Timur-Bali, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR dengan mengerahkan alat berat untuk pembersihan dan personel tanggap darurat. Material longsor berupa tanah dan batuan menutup permukaan jalan sepanjang 25 meter, sehingga arus lalu lintas tertutup.

Sebagai informasi, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari setelah terjadinya bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Cuaca ekstrim dengan intensitas hujan tinggi selama beberapa hari ini mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Lumajang. Bahkan, terjangan keras material lahar dingin Semeru juga mengakibatkan beberapa jembatan mengalami kerusakan hingga terputus total.
Beberapa jembatan yang ada di jalan kabupaten juga terputus juga sudah di inventarisasi untuk dilakukan perbaikan.▪︎[FEND]